My Perfect Prince | Chapter 3

61 8 3
                                    

Sebelum baca, boleh bintangnya di klik dulu? 😅
Terimakasih 😊😉🙏
So .... Happy Reading
.
.
.

Hari semakin larut untunglah Adsila dan Alvaro telah sampai di rumah dengan selamat. Adsila turun dari motor Alvaro yang terparkir di halaman rumahnya dengan senyuman lebar. Membuka helm hitam Alvaro dan memberikannya kepada si pemilik.

"Kamu kenapa? Dari tadi ku perhatikan sepertinya kau sangat senang malam ini. Ada apa?"

Alvaro yang sedang merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Kedua helmnya sudah ia taruh di jok motornya. Adsila berjalan santai mendahuluinya sambil berkata.

"Tentu. Kau tahu? Malam ini ada seorang lelaki yang membuatku sangat bahagia"

Adsila seraya berhenti berjalan dan menoleh kebelakang. Saat ia sadar, Alvaro masih berdiri ditempatnya.

"Oh ya? Siapa dia?" Tanya Alvaro antusias seraya berjalan mendekati Adsila.

Ia penasaran siapa lelaki itu. Apakah dirinya? Atau seseorang yang sedari tadi menghubungi Adsila melalui pesan singkat di ponsel.

Jujur saja, ada sedikit harapan jika ia lah yang membuat Adsila sebahagia ini. Ia ingin gadis ini selalu bahagia karenanya. Ya itu merupakan salah satu tujuan hidupnya.

"Apa itu aku?" Ucap Alvaro lagi.

Adsila belum juga menjawabnya. Ia kembali berjalan santai mendahului Alvaro yang tak jauh dibelakangnya. Alvaro sangat mengharapkan jawaban Iya dari Adsila.

Adsila berhenti berjalan secara tiba tiba. Bagus karena Alvaro tidak menabraknya. Karena jarak mereka cukup dekat. Adsila menatap Alvaro dengan senyum termanisnya.

Meski sudah ribuan kali Alvaro melihat senyuman itu. Tapi ia selalu terpana akan senyuman itu. Senyuman itu selalu membuat hatinya merasa tenang dan tentram. Tanpa sadar Alvaro ikut tersenyum karena terlalu terpananya ia akan senyuman itu.

"Kau tahu Kevin Archelaus?"

Ucapan Adsila membuat senyuman Alvaro luntur seketika. Ya tentu saja. Siapa yang tak kenal dengan CEO muda berbakat itu. Tentu saja Alvaro kenal.

"Iya aku kenal. Walau hanya lewat televisi, koran, sosial media dan beberapa majalah bisnis" Jawabnya.

Alvaro belum memiliki kesempatan untuk bertatap muka langsung dengan lelaki yang ia irikan itu.

Bagaimana tidak? Diusianya yang muda ia berhasil mengembangkan perusahaan sang ayah sangat pesat. Perusahan yang tadinya tidak memiliki apapun, kini hampir setengah aset di negara ini adalah miliknya. Pintar, tampan, menawan, dan berkuasa. Itulah yang dimiliki seorang Kevin Archelaus.

"Ada apa dengannya?"

Alvaro bertanya. Ia segera menghilangkan lamunannya akan lelaki itu. Entah kapan ia bisa menjadi seperti lelaki itu. Yang dapat ia lakukan kini hanya menjadi supir Adsila dan juga bekerja di perusahaan ayah Adsila. Lalu entah langkah apa yang akan ia ambil nantinya.

"Ia yang membuat ku senang malam ini"

Alvaro menghentikan langkahnya. Benar saja. Ternyata lelaki itu yang membuat Adsila sebahagia ini. Satu lagi kelebihan yang Kevin punya. Yaitu membahagiakan Adsila, dan itu adalah hal yang membuat Alvaro sangat sangat iri dengannya.

Kau semakin membuatku iri Kevin.

"Tadi ia menghubungi ku lewat pesan singkat. Dan kami pun mengobrol"

Adsila mulai menceritakan hal apa yang baru saja terjadi padanya. Jujur saja, Alvaro agak jengah mendengarnya. Bukan karena kejadian yang Adsila ceritakan. Tetapi karena Kevin lah yang menjadi tokoh utamanya.  Kenapa bukan dia?

My Perfect PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang