MOC [Part.20]

2.2K 321 73
                                    

Mata besarnya tertuju lurus pada pintu kamar besar berwarna Hitam di depannya. Bas kini menatap pintu kamar Godt dengan tampilan yang sudah rapi. Mengenakan seragam putih hitamnya dan dasi terpasang rapi di lehernya. Siap untuk pergi ke kampus. Tapi Jam masih menujukan jam enam pagi. Tidak kah itu terlalu pagi untuk seorang mahasiswa pergi kuliah.

Bukan berarti dirinya memiliki kelas yang sangat pagi hingga mengharuskannya untuk pergi sedini ini. Tapi setelah semua kejadian di rumahnya tiga hari lalu, dan tentu pembicaraannya dengan Godt. Bas tak berani untuk berhadapan dengan Godt. Lebih tepatnya ia tak berani untuk mengungkit masalah takdir mereka untuk sekarang. suasana mereka kini sangat canggung, entah kenapa Bas merasa bukan hanya dirinya saja yang menghindar tapi Godt juga menghindari dirinya.

Sakit, sungguh Bas merasakan sakit di hatinya. Bas menghela napasnya cepat. Berbalik dan berjalan kerah pintu dengan kepala tertunduk rendah Aku merindukan mu P'Godt. Lirih nya dalam hati.

Sungguh jika ia harus mengikuti hatinya. dirinya akan mengembrak pintu hitam itu dan berteriak kencang di depan wajah Godt. 'Bisakah kau hanya katakan kau mencintai ku'. itu sudah cukup bagi Bas. Aahh entahlah sekrang hal itu yang paling menggangu Bas.

"Pergi ke kampus sepagi ini?"

Tubuh Bas berhenti, dan membeku. Suara itu, suara yang selalu ia dengar di setiap pagi dan sudah tiga pagi ia tak di sambut oleh suara ini. Suara yang ia dengar setiap dirinya membuka pintu kamarnya di pagi hari. Suara yang sedikit berat khas orang bangun tidur tapi sangat lembut. Seolah menembus gendang telinganya dan merambat memasuki hatinya. aahh perasaan aneh ini bereaksi berlebihan hanya dengan mendengar suara Godt.

Bas menampar mentalnya keras. Mencoba untuk tak terpengaruh.

"Em.. aku harus pergi ke suatu tempat" jawab Bas mencoba sebaik mungkin untuk terdengar biasa. Kakinya kembali ia lengahkan.

"Tak sarapan dulu?"

"Tidak" jawabannya Lagi. Begitu singkat.

"Hati-hati..."

"Emm" Gumam Bas bersamaan ia membuka pintu di depannya. Dan dengan cepat menutup pintu itu kembali dengan dirinya telah sepenuhnya melewati pintu itu.

Bas menarik napas panjang. Menyandarkan tubuhnya di sana. Jantungnya mulai berdetak sangat cepat sekarang.. keinginan untuk kembali kedalam dan berlari memeluk Godt sungguh sangat sulit untuk ia kendalikan.

'Kendalikan dirimu Bas'

Dirinya sudah memikirkan sangat keras mengenai ini. Dirinya tak akan mempercayai Godt hinga Godt sendiri lah yang datang padanya. Ia tidak akan bersikap egois memberi tekanan pada seseorang yang telah memikirkan dirinya. Meskipun ini berat, Bas hanya memutuskan ingin memberi waktu untuk Godt untuk memikirkan semuanya tanpa tekanan.

Sungguh untuk dua hari pertama setelah hari itu dirinya hanya menghabiskan malam dengan mengais. Merasakan rasa sakit...perasaan tertolak kembali ia rasakan.. ia sempat berpikir meskipun ini adalah takdir mereka tapi dicintai bukan termasuk dalam takdir itu. ia hanya di takdirkan untuk mencintai bukan untuk di cintai.

Tapi Bas akhirnya bisa memahami meskipun sedikit demi sedikit. Dengan memposisikan dirinya sebagai Godt. sungguh dirinya lah yang beruntung. Meskipun Godt tak memiliki perasaan cinta padanya tapi dia masih memperdulikan dirinya begitu banyak. Godt begitu memiliki banyak prioritas bagi hidupnya yang haus di pertimbangkan dengan baik. Karir dan mimpinya bukanlah hal kecil yang bisa Godt lepaskan hanya untuk cinta. Jika itu pun Godt mencintainya..

Bas menyadari semua ini bukan hanya dirinya lah yang merasakannya. Meainkan dalam satu kiatan takdir ini ada dua dari hidup, tubuh, dan hati serta dua pikiran yang harus disatukan.

Miracle Or Curse [MOC] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang