Malam ini seperti biasa Hyorim, Donghan dan Bibi Park makan bersama di meja makan. Kecanggungan yang dulu terselimuti diantara mereka sekarang sudah tidak ada lagi.
"Donghan.. Mau tambah nasi lagi?" tawar Bibi Park pada Donghan, Yang ditanya mengangguk mengiyakan. Bibi Park pun menambahkan nasi pada mangkuk donghan lalu donghan memakannya lahap.
"Bagaimana kuliah hari ini? Lancar?" tanya Bibi Park.
"Hari ini seperti biasa.. Berdiskusi dan berdiskusi" balas hyorim. Bibi Park mengangguk pelan.
"Lalu Donghan?"
"Hari ini sangat melelahkan bi.. Aku harus terus menghadap mikroskop. Duduk berjam-jam untuk melihat bakteri" balas donghan.
"Itulah kenapa aku harus makan banyak. Karena aku lelah sekali" lanjutnya. Hyorim dan bibi Park tertawa mendengar ucapan donghan.
"Hey. Bukankah setiap hari kau banyak makan? Dasar gentong kimchi" ejek hyorim sembari tertawa.
"Tsk!" decak donghan sembari menatap tajam hyorim.
"Ohhh lihat tatapannya hahaha kau kenapa gentong kimchi?? Sakit???" hyorim terus mengejek donghan.
"Ahh hentikan noona!!!" keluh donghan. Bibi Park tersenyum melihat kedua anak di depannya. Bibi Park bersyukur mereka sudah sangat menerima dirinya di tengah-tengah keluarga mereka. Dengan bercanda di depannya seperti ini menandakan bahwa mereka bedua telah merasa nyaman dengan dirinya.
"Sudahlah... Ayo habiskan makanan kalian" ujar bibi park melerai hyorim dan donghan.
"Oh iya... Ayah kalian bilang ia akan pulang besok. Besok sore kalian ada urusan atau tidak?" tanya Bibi Park. Hyorim dan Donghan mulai mengingat kembali jadwal mereka.
"Ehmmmm besok sore aku harus mengerjakan sesuatu" balas donghan. Hyorim menatap donghan.
"Sesuatu? Bukannya besok jadwal mu pagi dan pulang siang hari?" tanya hyorim.
"Ahh.. Itu.. Aku harus mengurus sesuatu. Kau tau kan dosen selalu meminta bantuan ku" balas donghan sedikit terbata-bata. Hyorim menatap nya heran.
"Baiklah" ujar hyorim.
"Aku tidak punya urusan apapun bibi. Jadi besok kita berdua akan menjemput ayah dibandara" lanjut hyorim. Bibi Park mengangguk pelan sembari tersenyum.
Seperti hari-hari biasa nya, hari ini kampus terlihat ramai. Donghan duduk sembari membaca buku miliknya. Ia terlihat keren seperti biasanya. Kaus putih dibaluti dengan kemeja coklat agak kebesaran. Jeans biru gelap. Kacamata bulat. Dan tidak lupa nike putih yang menghiasi kakinya. Ia tampak serius membaca bukunya. Tidak lama seseorang datang menghampirinya.
"Donghan..." sapa seseorang itu. donghan mendongakkan kepalanya lalu tersenyum kepada orang itu.
"Rencana hari ini... Jadi kan?" tanya orang itu. Donghan menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan.
"Baiklah.. Aku akan menunggu di depan kelas mu nanti. Sampai nanti donghan" ucap orang itu lalu melambaikan tangannya kemudian berlalu pergi. Donghan menatap kepergian orang itu dengan senyumannya.
"Hari ini ayahmu pulang?" tanya daniel lalu menyeruput jus alpukat nya. Yang ditanya mengangguk pelan. Sekarang Hyorim dan Daniel ada di kantin. Mengisi jam kosong karena dosen mereka masing-masing sedang tidak bisa masuk kelas.
"Aku akan menjemputmu di depan gerbang kampus nanti. Kita bisa sama-sama ke bandara" ujar daniel. Hyorim menggeleng cepat.
"Kita harus pulang dulu" ujar hyorim. Daniel menatapnya bingung.
"Kenapa?" tanya daniel.
"Bibi Park akan ikut ke bandara. Kau juga belum pernah bertemu dia kan?" Daniel menggeleng.
"Aku sudah pernah bertemu dengannya" balas daniel.
"Kapan????"
-Flashback-
Daniel sedang mengelap mobilnya di halaman rumahnya. Rumah daniel sebenarnya tepat di depan rumah hyorim. Ia berdendang sembari terus mengelap mobil kesayangannya itu.
"DANIELL CEPATLAH!!! BELIKAN IBU GARAM DAN KECAP DI MINIMARKET DEPAN!!" teriak ibu nya dari dalam rumah.
"IYA IBUUUU!!" sahut daniel. Lalu dengan cepat menyelesaikan urusannya.
Daniel berjalan kembali kerumah dengan dua kantong hitam digenggamnya. Ibu nya menyuruhnya membeli garam dan kecap saja, tetapi ia membawa banyak bawaan sepulang dari minimarket. Ia membeli snack dan beberapa minuman untuk dirinya sendiri. Sebenarnya ia punya satu mata kuliah hari ini, dikarenakan dosennya sudah mengabari bahwa tidak masuk jadi ia bersantai-santai dirumah.
Ia perlahan membuka gerbang rumahnya. Disaat yang bersamaan seseorang keluar dari rumah hyorim. Ia menoleh kearah orang itu. Bibi Park membawa kantong sampah yang terlihag berat. Ia menenteng kantong itu selangkah demi selangkah. Dengan cepat daniel menghampirinya dan membantunya mengangkat kantong itu.
"Biar aku saja bibi.." tawar nya. Bibi Park menoleh kepadanya dan tersenyum.
"Terima kasih yaa" ujar Bibi Park. Selesai membuang kantong itu daniel kembali lagi untuk mengambil kantong belanjaannya.
"Terima kasih sudah membantuku" ujar Bibi Park lagi.
"Tidak perlu sungkan bi.." ucap daniel.
"Ohh iya.. Aku temannya hyorim dari kecil. Nama saya Kang Daniel. Didepan itu rumah saya bi.. Aku sudah dengar dari hyorim bahwa bibi datang" lanjut daniel sembari menunjuk rumahnya. Bibi Park mengangguk mengerti.
"Ahh.. Temannya hyorim? Kenapa tidak pernah datang kemari? Kita jadi bertemu didepan rumah seperti ini"
"Ada banyak urusan yang harus dikerjakan bi.. Aku selalu pulang malam jadi tidak sempat untuk bertemu bibi" ucap daniel.
"Kalau begitu aku pulang dulu bi.. Senang bertemu dengan bibi" daniel membungkuk memberi salam.
"Senang bertemu denganmu daniel.. Sekali lagi terima kasih ya" ucap Bibi Park sembari mengukir senyumnya. Daniel berjalan kerumahnya sembari menentenh kantong belanjaan.
-Flashback End-
"Begitulah ceritanya" ujar daniel kemudian menyerupit jus nya kembali.
"Begitu rupanya" gumam hyorim.
"Tapi kau tidak bicara macam-macam kan tentang ku dengan Bibi Park?" tanya hyorim. Daniel menatapnya.
"Sebenarnya...."
"DANIEL!!"
"Sebenarnya... Aku tidak bicara apapun tentangmu hyorim sayangggg" ucap daniel sembari tertawa.
"Awas saja kau berani" ucap hyorim sembari menatap jengkel daniel.
🌻
Maaf kalo banyak typo dan gaya bahasanya campur aduk hehe Terima kasih sudah bacaa🍀
Jangan lupa vote dan comment yhaaa🌈
Salam ❤ dari acuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Better - Kang Daniel [WANNA ONE]
FanfictionPilihan yang membuat kita disini. Berdiri bersama. Bernafas bersama. Menghabiskan waktu bersama. Ketika pilihan lain muncul, maukah dirimu tetap sama? . . . •Kang Daniel •Hyunbin •Park Jihoon •Ong seungwoo •Hwang Minhyun