###
"Ehmmm aku harus kelihatan cantik" gumam Da In sembari tacap-tacap didepan cermin. Tak lupa ia memoles bibirnya sebagai pelengkap make up nya. Ia keluar dari kamar mandi sembari mengeluarkan ponselnya. Ia hendak melakukan panggilan dengan seseorang. Da In kini sedang di dalam sebuah caffe didaerah Hongdae. Ia berencana menghadiri kencan buta hari ini.
Da In berjalan menuju tempat duduk yang kosong, ia tak sengaja melihat seseorang yang tengah dalam antrian hendak memesan. Ia hendak memanggil orang itu, tapi tertahan karena seorang perempuan menghampiri orang itu. Mereka tampak dekat. Da In membulatkan mata nya terkejut lalu segera bersembunyi.
"Apa? Mereka sedang... Berkencan???" gumamnya tak percaya. Dengan cepat ia menghubungi seseorang.
"Halo Da In ada apa?"
"Halo?! Hyorim!! Apa kau sedang bersama donghan?" tanya da in to the point.
"Tidak. Aku sedang dalam perjalanan pulang sekarang bersama Daniel, Ayahku dan Bibi Park. Aku dari bandara menjemput ayahku. Donghan tidak bisa ikut karena ada urusan. Memangnya ada apa da in?"
"Benarkah? Luar biasa" gumam da in
"Ada apa memangnya da in???"
"Aku melihat donghan di caffe dan dia sedang bersama perempuan sekarang. Kurasa mereka sedang berkencan" ujar da in sembari mengintip kearah donghan dan seorang perempuan yang kini tengah duduk dan terlihat tersenyum satu sama lain.
"Apa?!?!?!?!"
"Akan kukabari lagi ya" da in menutup telefon terlebih dulu. Ia segera duduk di tempat duduk tak jauh dari tempat duduk donghan sembari terus mengintip.
###
Hyorim menutup telfon tak percaya. Daniel yang tengah mengemudi sekilas melihat wajah hyorim.
"Ada apa hyorim??" tanya daniel
"Iya ada apa hyorim?? Ada apa dengan donghan?" ayah hyorim tampak cemas. Wajah bibi park pun tampak cemas.
"Donghan..... Dia..... Tidak ikut menjemput ayah karena....." ujar hyorim terbata-bata.
"Hey! Bicara dengan benar!" ujar daniel juga mulai cemas. Seisi mobil itu fokus pada hyorim. Mereka ingin tau apa yang sedang terjadi pada donghan.
"Donghan tidak bisa ikut karena ada rencana kencan" ucap hyorim dengan santai lalu tertawa geli. Seisi mobil itu terdiam sejenak.
"Kencan?" ucap Bibi Park, Ayah Hyorim dan daniel serempak. Hyorim mengangguk mengiyakan sembari terus tertawa.
"Aku tidak percaya dia rela tidak menjemput ayah karena ada rencana kencan. Harusnya beritahu saja yang sebenarnya" ucap hyorim.
"Kau membuat ayah cemas saja hyorim"
"Tidak apa-apa donghan sudah besar jadi wajar saja begitu" ujar bibi park. Daniel tersenyum.
"Anak itu sudah punya pacar. Kau kapan hyorim?" pertanyaan daniel terasa seperti ejekan. Hyorim menoleh kepada daniel hendak mencubitnya.
"Kau ini! Jangan mengejekku. Kita ini sama jadi jangan saling mengejek" ucap hyorim sembari menatap keluar jendela. Daniel melihat hyorim sekilas lalu tersenyum.
"Ahhh kau benar.." ucap daniel.
###
"Apa kau mengerti?" tanya donghan kepada perempuan disampingnya. Perempuan itu menggeleng.
"Aku tidak mengerti bagian ini dan bagian ini" ujar perempuan itu. Donghan kembali menjelaskan semua yang tidak perempuan itu mengerti. Disisi lain da in terus saja mengintip dan menguping pembicaraan donghan dan perempuan itu. Seorang laki-laki didepannya tampak di acuhkan membuat laki-laki itu tidak nyaman.
"Ah.. Maaf.. Da In apa yg kau lihat? Aku sedang bicara padamu sekarang" ucap laki-laki itu merasa di acuhkan.
"Nona Da In...??" laki-laki itu melambaikan tangannya di depan wajah da in. Da In menoleh ke laki-laki itu.
"Ahh.. Jung Soo maafkan aku" ucap da in
"Kau sepertinya sedang sibuk, kita atur ulang saja pertemuannya. Aku harus pergi" ucap laki-laki itu lalu berdiri. Dengan segera da in ikut berdiri dan tak sengaja menggeser kursi nya terlalu keras sampai seisi caffe memandangi mereka. Laki-laki itu pergi setelah memberi salam. Donghan menoleh kearah suara geretan kursi itu, betapa terkejutnya ia saat melihat ada da in disana. Da In melambaikan tangannya kepada donghan namun tak dihiraukan olehnya, dia malah memilih untuk kembali bicara pada perempuan disampingnya.
###
Donghan dan perempuan itu berjalan menelusuri jalan sebuah gang. Ia bermaksud mengantar perempuan itu pulang. Karena sudah malam, tidak baik untuk perempuan berkeliaran sendirian di tempat yang sepi.
"Terima kasih untuk hari ini donghan" ujar perempuan itu sembari mengukir senyumannya.
"Aku tidak akan pernah mengerti jika kau tidak menjelaskannya dengan sabar padaku" lanjutnya. Donghan tersenyum.
"Kau tidak perlu berterima kasih chaeyoung. Sebagai teman aku harus membantu" balas donghan. Chaeyoung mengangguk mengerti.
"Sepertinya selamanya aku hanya akan menjadi temanmu ya" ucap chaeyoung. Donghan menghentikan langkahnya sedikit terkejut dengan apa yang chaeyoung katakan. Chaeyoung berdiri didepannya menatap nya lama.
"Chaeyoung..."
"Terima kasih banyak untuk hari ini donghan" Chaeyoung membungkuk padanya lalu berlari ke sebuah gerbang tak jauh darinya. Sebelum ia memasuki rumahnya, ia menyempatkan diri untuk melambaikan tangannya kepada donghan.
"Hati-Hati dijalan yaaaa!!!" seru chaeyoung. Donghan membalas lambaian itu sembari tersenyum. Senyumannya hilang seiring dengan chaeyoung yang telah masuk kedalam rumahnya.
🌻
Maaf kalo banyak typo dan gaya bahasanya campur aduk hehe Terima kasih sudah bacaa🍀
Jangan lupa vote dan comment yhaaa🌈
Salam ❤ dari acuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Better - Kang Daniel [WANNA ONE]
Fiksi PenggemarPilihan yang membuat kita disini. Berdiri bersama. Bernafas bersama. Menghabiskan waktu bersama. Ketika pilihan lain muncul, maukah dirimu tetap sama? . . . •Kang Daniel •Hyunbin •Park Jihoon •Ong seungwoo •Hwang Minhyun