###
Donghan berjalan untuk mengambil mobilnya diujung gang. Ia hendak bersiap pulang. Namun tiba-tiba seseorang dengan cepat menerobos masuk ke mobilnya. Donghan terperanjat melihatnya. Orang itu tersenyum lebar.
"Haii donghan" sapa orang itu. Donghan menghela nafasnya mengetahui itu hanya da in.
"Kenapa kau ada disini noona?" tanya donghan.
"Aku hanya lewat dan menemukanmu disini" hyorim berbohong. Jelas-jelas ia dari sepeninggalnya donghan dan 'teman perempuan' nya itu dari caffe, da in terus mengikutinya.
"Kau mengikutiku kan noona? Aku sudah tau"
"Dasar penguntit" gumam donghan. Da in mendengar itu langsung mengumpat.
"Aish Bocah ini. Kau mau aku patahkan kakimu hm?" ancam da in. Donghan bergidik ngeri lalu menghidupkan mesin mobilnya kemudian melajukan mobilnya.
"Ngomong-ngomong.. Siapa perempuan tadi?" tanya da in sembari memandangi wajah di cermin nya. Donghan tampak gugup mendengar pertanyaan da in.
"Kan kau benar-benar penguntit!" seru donghan. Da in menjambak rambut donghan dengan keras. Yang empunya kelihatan kesakitan.
"Hey Noonaa!!! Aku sedang menyetir!!" da in melepaskannya dan mencoba sabar. Ia menarik nafas lalu menghelanya pelan.
"Dasar preman. Memangnya untuk apa kau peduli noona???" tanya donghan. Ia mencoba fokus mengemudi sekarang.
"Biar ku lihat.. Dari cara berpakaianmu dan senyum yang kau lontarkan terus-terusan di caffe tadi sepertinya dia pacarmu ya??"
"Kan kan kan kan kan?" da in mencoba memojokkan donghan. Ekor mata donghan melirik da in.
"Kenapa kau ingin tau noona?"
"Dia bukan pacarku" lanjut donghan.
"Lalu?"
"Dia teman satu jurusanku"
"Hey noona kau tidak mengenal junior mu sendiri ya? Bukankah kau yang melatih ospek kami waktu itu" da in menatap keatas untuk mengingat kemudian ia menggeleng kemudian memoles bibirnya yang terasa kering.
"Tidak tau.. Waktu itu aku sibuk melihat para junior ku yang tampan" balas nya enteng. Donghan berdecak.
"Hey Hey! Jangan mengubah topik pembicaraan kim donghan ckck katakan saja jika dia itu pacarmu lalu kau bisa mentraktirku.. Ayolah ayolahhh" bujuk da in.
"Dia hanya teman tidak ada yg seperti itu. Kau ini noona kenapa itu menjadi urusanmu sih? Kau tidak ada kerjaan ya?" da in memanyunkan bibirnya.
"Ish dasar anak ini" umpat da in sembari melirik jengkel donghan.
"Baiklah baiklah jika kau tidak mau bilang. Aku juga tidak punya urusan" ujar da in.
"Tapi donghan...."
"Eitt Eittt Eittt! Cukup noona" da in terdiam lalu memasang wajah kecewanya.
"Kau mau kemana noona?" tanya donghan. Da in sibuk memasukkan barang-barangnya kedalam tasnya.
"Aku mau pulang" balas da in.
"Eh tapi kita mampir di kedai es krim dulu ya dekat kampus" donghan tak bereaksi dan terus fokus kedepan.
###
Sebuah mobil memasukki pekarangan rumah hyorim. Itu adalah donghan yang baru pulang dari mengantar da in. Untung dia bisa lepas dari senior cerewet nya itu. Donghan masuk ke rumah. Terlihat hyorim tengah memeriksa kulkas lalu mengambil sebotol jus orange dari sana. Donghan yang melihatnya langsung menghampirinya.
"Noona aku mau segelas" pinta donghan. Ia meletakkan tasnya di konter. Lalu mengadahkan gelas didepan hyorim. Hyorim menyambut gelas itu dengan menuangkan jus orange kedalamnya. Donghan meminumnya cepat. Ia bersuara karena lega.
"Dimana ayah?" tanya donghan.
"Ayah sedang mengantar bibi park pulang" balas hyorim. Donghan mengangguk mengerti.
"Bagaimana?"
"Bagaimana apanya?"
"Bagaimana kencanmu tadi?" donghan menghela nafasnya.
"Pasti da in noona memberitahumu kan" hyorim mengangguk mengiyakan.
"Dia bukan pacarku. Dia teman satu jurusanku. Dia memintaku untuk mengajarinya hal-hal yang tidak ia ketahui. Itu saja" ucap donghan. Hyorim melirik donghan tak percaya. Ia mulai mengejeknya.
"Lalu kenapa kau pulang selarut ini hm hm hm?" tanya hyorim mencoba menggoda donghan.
"Itu karena da in noona mengajakku menemaninya membeli es krim di dekat kampus. Dia memilih lamaaaaaaaaa sekali sampai aku bosan" jelas donghan
"Jadi.... Kau berencana membungkam mulut da in dengan es krim?" goda hyorim lagi. Hyorim menyeringai.
"Membungkam? Maksudmu? Noonaa tidak ada yang terjadi sungguh" donghan berusaha meyakinkan.
"Yang benar?" goda hyorim lagi dan lagi. Donghan menggelengkan kepalanya tidak percaya.
"Dunia ini sungguh tidak bisa dipercaya" gumamnya sembari menenteng tas nya dan berjalan ke kamarnya.
"Omonganmu itu yang tidak bisa dipercaya bodoh. Akui sajaaa" seru hyorim. Ia tertawa puas seiring hilangnya punggung donghan pergi. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Ia mendapatkan pesan.
'Pendek keluarlah. Temani aku makan ramnyun'
Hyorim memandangi layar ponselnya dengan sebal.
"Pendek? Akan ku bunuh dia nanti" gumam hyorim lalu berjalan keluar rumah. Seseorang telah menunggu nya didepan gerbang rumahnya.
🌻
Kira-kira siapa yang ngajak hyorim keluar yaaa???
Maaf kalo banyak typo dan gaya bahasanya campur aduk hehe Terima kasih sudah bacaa🍀
Jangan lupa vote dan comment yhaaa🌈
Salam ❤ dari acuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Better - Kang Daniel [WANNA ONE]
FanfictionPilihan yang membuat kita disini. Berdiri bersama. Bernafas bersama. Menghabiskan waktu bersama. Ketika pilihan lain muncul, maukah dirimu tetap sama? . . . •Kang Daniel •Hyunbin •Park Jihoon •Ong seungwoo •Hwang Minhyun