Piskopat bagian 3 : Ragu??

333 16 0
                                    

Begitu sampai di sekolah gue yang langsung berjalan menuju lorong kelas gue gak sengaja ngelihat kerumunan anak anak di dekat mading alhasil gue nampak penasaran ingin melihat ada apa?.

Dan JLEBB

Saat Elina memasuki kerumunan itu tidak sadar bahwa ada berita siswa berjenis kelamin wanita tewas saat malam hari sangat mengenaskan, Elina yang lidahnya begitu kelu dan membisu gak gak ini gak mungkin batin Elina, apakah ini benar apa yang dilihatnya kemaren malam benar benar di luar dugaan, Elina yang sembari menutup mulutnya dengan telapak tangan dan meninggalkan tempat itu.

Apakah dia piskopat, dia siapa?

"Woi... Lin tungguin gue" ucap Chaca yang teriak memanggil Elina dari jarak cukup jauh.

Elina yang merasa namanya dipanggil itupun menoleh "iya Cha gue denger, gue gak budeg kali sampai toa lho kayak gitu" ucap Elina yang sedikit sebal.

Yang manggil pun hanya meringis dan terkekeh.

"Lagian di panggil kagak nyaut nyaut kayak mayat aja lo" timpal Chaca dan dihadiahi sebuah toyoran oleh Elina yang langsung mendarat di kepalanya, yang merasakannya hanya meringis dan mengusapkan ubun ubunnya.

"Ehh.. btw lo denger gak siswa yang kata meningggal kemaren itu" tanya Chaca.

"Iya gue udah tau terus lo nanya gitu buat apa?" ucap Elina sebenarnya dia gak mau beri tahu kejadian yang kemaren malam itu kepada Chaca, karena Chaca paling dominan trauma kalau mendengar kata 'pembunuhan', oleh karena itu Elina harus menyimpan sendiri dan tak ingin memberitahu kepada sahabat lainnya.

"Enggak kok nanya doang gue heran, tuh orang kenapa sih hobinya ngebunuh mulluu bosen hidup apa yak" ucap Chaca polos, memang diantara teman lainnya Chaca memang yang paling polos jika bertanya itulah jawabannya belom ngerti.

Elina yang mengindikkan bahu terus terang Elina tidak mau membahas kejadian ini.


"Ehh udah yaa ceritanya yukk buruan masuk ke kelas apalagi ini pelajaran Bu Ida" timpal Elina mengalih pembicaraan topik.

" ohh iya gue lupa apa jadinya kalau kita terlambat mateee dah yaudah yuk capcus" ucap Chaca sambil cengengesan dan menggan deng tangan Elina, Elina yang melihat itu hanya geleng geleng kepala memerhatikan sahabatnya itu polos sekali batin Elina juga senyum.

ehhh maaf yaa kalau cerita gue gak jelas dan belom ada yang misterinya, gue pastiin di part selanjutnya pasti ada kok.

Makasih yang sudah baca jangan lupa vote dan comment nya yaa....

DIA PSiKOPATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang