DUA PULUH - Love is Fool

329 53 6
                                    

Malam itu, malam yang panjang untuk seorang Byun Baekhyun. Malam yang membuatnya secara mendadak membuat pilihan baru yang membuatnya tidak perlu susah susah untuk merepotkan salah satu diantara Minji dan Sehun juga pusing pusing menyusun rencana dan mengintai kesana kemari.

Malam itu saat Baekhyun menghadap ke arah ranjang tempat nenek itu terbaring kaku, berdarah di bagian kening dan tulang lengan kanan atasnya, Ia tidak bergeming mendengarkan Minji mengucapkan waktu kematian nenek itu.

Bahkan Baekhyun pun tidak tahu namanya.

"Pukul dua puluh dua sembilan menit tiga puluh dua detik, nenek ini meninggal." ucap Minji yang masih terengah karena ia sejak tadi berusaha membuat jantung nenek itu berdetak lagi. Keringatnya yang mengalir di pelipisnya dibiarkan turun olehnya.

Entah kenapa Baekhyun menangis.

Baekhyun terisak saat itu juga, hatinya sakit. Pikirannya kembali pada beberapa menit yang lalu saat nenek itu menasihatinya.

Kain putih selimut rumah sakit menutupi wajah nenek itu. Minji kemudian segera berbalik untuk membersihkan darah yang menempel di tangannya, dan saat itu pula ia melihat Baekhyun terduduk menangis menghadap ke bangkar nenek yang baru saja meninggal.

Minji segera menghampiri Baekhyun yang duduk terisak di seberangnya.

"Baekhyun!" panggilnya saat itu juga.

Baekhyun tidak menjawab dan menetap pada posisinya. Minji mengelus punggung Baekhyun lembut, berusaha memahami situasi tanpa banyak bicara dan bertanya.

Yang Minji pikirkan adalah, nenek itu adalah nenek Baekhyun. Kalau begitu berarti Minji membunuh nenek Baekhyun secara tidak langsung.

Minji segera bertanya agar pikirannya tidak mercau semakin jauh, "Baekhyun, apakah Kau baik baik saja?" tanya Minji cemas.

Baekhyun tidak menjawab. Minji bertanya lagi, "Apakah dia keluargamu?"

Kali ini Baekhyun menggeleng, isakannya sudah cukup berhenti. Baekhyun pun berdiri diikuti oleh Minji. Minji masih menatap Baekhyun bingung, sedangkan Baekhyun mengusap matanya yang basah dan juga hidungnya yang berair.

"Kau," ucap Baekhyun tiba tiba dengan sedikit tertahan.
"Sebaiknya aku yang menjauh darimu, atau Kau yang pergi menjauh dariku?" kalimat Baekhyun membuat Minji tidak paham.

Dengan alis yang berkerut, Minji menjawab pertanyaan Baekhyun, "Apa maksudmu?"

Baekhyun menyeringai cukup lebar, "Berpura pura tidak paham atau kau memang bodoh?" ucapnya yang cukup membuat Minji merasa tersinggung.

"Ap? Apa? Apa maksudmu Baekhyun? Kenapa kau tiba tiba jadi emosional begini?" tanya Minji berusaha menahan emosinya yang hampir diujung puncak.

Baekhyun yang tadinya menunduk kini menatap Minji tajam, membuat Minji tidak bisa bicara atau mencelanya.
"Diam dan pergilah, atau diam dan ikuti saja alurku."

Setelah itu Baekhyun pergi meninggalkan Minji tanpa penjelasan dan juga rasa kecewa yang membuat hatinya sakit. Napas Minji yang tadinya tertahan, kini napasnya sampai membuat dadanya naik turun. Minji tidak percaya kalau Baekhyun memperlakukannya seperti ini.

***

Satu bulan berlalu.

Sangat cepat, tidak terasa bahkan hanya seperti dua hari. Satu bulan yang lalu pula Baekhyun kehilangan kendalinya di depan Minji, membuat gadis itu merasa dilukai oleh Baekhyun yang notabene-nya hanyalah orang asing.

Sekarang Baekhyun pergi pindah keluar kota. Ia tidak lagi di Seoul dan tidak akan pernah kembali ke Seoul kecuali ada yang sangat mendesak.

Kurir x/ Baekhyun EXO [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang