DELAPAN BELAS - Meet Up!

312 53 3
                                    

Kang Min Ji

Kenapa Aku ini bodoh sekali? Kenapa Aku malah menangis di depan Sehun? Kenapa Aku malah bertingkah seakan Aku ini lemah di hadapannya?

Dan pria macam apa yang diam saja tanpa bereaksi didepan wanita yang menangis?

Aishh! Terserah! Aku tidak peduli.

Sekarang Aku berada di depan kaca toilet, melihat mataku yang memerah dan bengkak di pinggirannya. Apakah Aku baru saja menemui Sehun dengan keadaan seperti ini? Wah, benar benar Minji yang hebat.

Aku mengusap kedua mataku dengan concealer yang kupunya, berharap agar menyamarkan warna merah dan bengkak dimataku.

Saat aku tengah asik mengoleskan concealer ke bawah mataku, dua orang relawan dari Busan datang sambil bercakap cakap.

"Kau tau, tadi Dr. Oh berdiri hampir satu jam di depan kamar Dr. Kang."

Aku berhenti mengoleskan concealer yang sedang ku-ratakan di sekitaran mata.

"Iya benar, aku dengar katanya ia berdiri karena ingin berpamitan untuk berangkat ke Jeju. Wah, memangnya ada apa dengan Dokter Kang sampai Dokter Oh menunggunya selama itu?"

Kemudian saat aku tengah menonton adegan mereka lewat pantulan kaca, salah satu diantara dua orang itu menengok ke arahku dan menyenggol lengan temannya.

Wanita itu tersenyum canggung ke arahku dan segera keluar dari toilet. Aku membalas senyumannya dan melanjutkan mengoles concealer di sekitaran mataku.

Apakah Sehun benar menungguku?

**

"Relawan tahunan ini resmi ditutup!"

Sahutan tepuk tangan segera memenuhi aula Rumah Sakit Myeongdong. Ketua rumah sakit mengucapkan banyak terima kasih dan tersenyum hangat pada pada relawan.

"Akhirnya selesai juga 15 hari tanpa terasa," Yixing yang duduk disampingku menghela napas panjang dan lega. Aku mengangkat alisku, "Benarkah? Bagimu tidak terasa, kalau untukku seperti dua abad kau tahu?"

Yixing terbahak cukup kuat hingga membuat beberapa orang menengok ke arah kami.

"Yixing!" bisikku sambil mencubit kecil pinggang Yixing. Yixing hanya tersenyum manis seperti tidak bersalah pada relawan yang lain dan anehnya relawan relawan itu malah balik tersenyum pada Yixing. Benar benar ya, kalau laki laki tampan yang sungguhan tampan itu tidak bisa disembunyikan atau menyembunyikan kharismanya.

*

"Kau pulang denganku, ya?" tawar Yixing saat kami sedang berjalan menuju ke asrama putri.

"Hm?" aku berdeham karena sedang fokus dengan ponselku.

"Aku akan mengantarmu pulang," ucap Yixing lagi, mengulang kalimatnya.

Kali ini aku menengok ke arahnya, "Tidak. Aku sudah dijemput Daniel." ejekku sambil memperlihatkan isi pesanku dengan Daniel barusan.

Wajah Yixing mendadak menekuk, kemudian Yixing memberi tatapan merajuk ke arahku. Lucu sekali. Tingkahnya tidak sesuai dengan bentuk tubuhnya yang benar benar gentle man.

Aku terkekeh dan memukul bahunya pelan, "Kau tidak mengantarku tapi kau bisa mampir kan, Yi?" Tanyaku disertai senyuman.

Yixing yang berpura pura masih merajuk melipat tangannya dan bilang, "Tidak. Aku tidak mau," ucapnya mengalihkan pandangan ke arah lain.

Kurir x/ Baekhyun EXO [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang