Apakah yang lebih berbahaya dari bisa ular?
Jeon Jungkook.
Apa yang lebih putih dari warna putih?
Jeon Jungkook.
Apa yang lebih adil dari keadilan itu sendiri?
Jeon Jungkook.
Apa yang lebih gelap dari hitam itu sendiri?
Jeon Jungkook.
Karena Jeon Jungkook merupakan warna putih itu sendiri. Saking putihnya sampai kau tidak bisa melihat dasarnya-sama seperti warna hitam. Oleh karenanya pada kenyataannya warna hitam dan warna putih merupakan warna yang begitu mirip namun begitu berbeda, sebagaimana Jungkook terlihat seperti warna putih namun sebenarnya ia adalah-
.
.
.
Sesuai dengan perkataannya kemarin Jimin telah membuat janji dengan klien mereka di sebuah tempat dimana keberadaan kamera pengawas dan polisi berpatroli berada. Berhubung dengan maraknya pembunuhan yang telah merenggut nyawa masyarakat biasa yang bukan dilakukan olehnya sepertinya masyarakat rela memberikan uang mereka kepada pemerintah untuk sekedar kamera pengawas atau lebih tepatnya rasa aman yang tak akan bertahan lama. Meskipun pada ujungnya pembunuhan akan tetap terjadi-tapi itu bukan urusannya dan ia pun bukan si pengatur yang akan turun tangan agar si pembunuh itu tidak merusak lapangan kerja mereka.
Tempat pertemuannya adalah di dalam gereja-terkesan sangat tak keren bukan? Tetapi justru beberapa gereja tak memasang kamera pengawas karena mereka percaya dengan kekuatan tak dapat terlihat akan melindungi mereka selama berada di dalam sana meski seorang diri. Meski manusia telah maju untuk membuat sesuatu yang lain pada akhirnya kepercayaan itu tak akan hilang selamanya. Ditambah, kepercayaan ini cukup berbeda dibandingkan dahulu kala-
Atau mungkin itu hanyalah imajinasi anehnya.
Masuk melewati pintu besar gereja tersebut, langsung menangkap sosok yang tengah duduk di antara deretan kursi kayu panjang itu. Dirinya pun memilih untuk duduk di bangku tepat di belakang sosok itu.
"Apakah kau adalah si malaikat maut itu?" sosok yang tengah duduk itu bertanya kepadanya.
"Ya." Hanya jawaban singkat itu yang dikeluarkan oleh si malaikat maut.
"Andaikan aku diberikan kesempatan untuk melihat wajahmu. Legenda selalu mengatakan betapa cantiknya dirimu meski dengan suara berat itu." Sosok itu kembali berkata, terdengar sedikit dengusan dan tanpa perlu melihat wajahnya pun dapat terlihat sebuah senyuman kecil. "Tetapi andaikan kau tidak bekerja sebagai-apa yang kau kerjakan sekarang-suaramu akan mudah menarik klien untuk meminta bantuan perusahaanku."
Si malaikat maut itu hanya terdiam, menyipitkan matanya, sangat tak nyaman dengan topik yang dibicarakan. Bukan mengenai pekerjaannya itu hina atau apa melainkan dirinya sendiri tak pernah ingat apa yang dilakukannya sebelum menjadi dirinya yang sekarang. Sejak awal yang ia ingat hanyalah belajar untuk membela diri di lingkungan sosial tak adil disini, baru entah kapan suatu suara menanyakan apakah ia membenci para manusia dengan status sosial lebih tinggi. Bukanlah kebencian mendalam sampai ia bisa menusuk semua para dominan dengan pisaunya tetapi jika memang harus jujur dia memang membenci mereka.
Telah dirawat dengan baik oleh si pemegang katana entah sejak kapan, tetapi yang mengajarkannya untuk menjadi pembunuh bukanlah dia-entah siapa itu, kepalanya tak mampu mengingatnya. Bahkan kepalanya tak dapat mengingat kapan dan bagaimana dia dapat bertemu dengan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Re] Because of Fate [kv]
Fanfiction"Karena takdir-lah yang mempertemukan mereka, menghangatkan mereka, menyatukan mereka dan, Memisahkan mereka untuk selamanya." Jangan pernah melihat buku dari sampulnya. Berlaku untuk dua lelaki yang jika dilihat dari sampulnya akan mengejutkan duni...