"Halo~!"
Pada siang sepi itu pintu bar tersebut terbuka, sang bartender yang tengah mempersiapkan berbagai macam minuman juga gelas-gelas untuk jam buka resminya saat sore menjelang malam langsung mendongak ke pintu keluar barnya. Dimana seorang lelaki berpakaian kasual dengan senyuman yang begitu cerah layaknya sebuah matahari datang masuk ke dalam.
"Pergilah. Aku tak membutuhkan orang gila yang membuat masalah sampai membuat pemerintah memasangkan berbagai kamera pengawas di setiap sudut jalan." Ucap bartender itu dengan begitu dinginnya bahkan tanpa melihat wajah lelaki itu.
Lelaki kasual itu hanya menertawakan perkataan dingin yang serius itu, seenaknya masuk ke dalam dan duduk di atas kursi tepat di depan sang bartender. Berkata bahwa dia menginginkan sebuah minuman untuk menyegarkannya padahal tentu bar hanya menyediakan alkohol tetapi tentu—lagi—bartender ini sudah tahu betapa berbahayanya lelaki ini ketika mabuk jadi dia mungkin harus memberikan segelas air mineral atau hanya sekedar jus buah atau sayur.
"Kemana duo yang selalu bagai anjing-kucing itu?" tanyanya melihat sekeliling.
"Mereka memiliki suatu urusan penting." Jawab bartender itu dengan singkat, padat dan jelas, tak ingin membeberkan informasi kepada sang lelaki itu.
"Hoo? Tumbennya? Padahal mereka seorang Kim dan Park?"
Ketiga klan paling berpengaruh di Korea Selatan sesungguhnya sama sekali tidak akrab, terutama antara dua klan itu terhadap klan Kim. Sebagai pemegang kekuasaan akan pemerintah dan negara tentu banyak klan lainnya tak menyukai mereka padahal pada kenyataannya klan Kim jarang sekali tertangkap melakukan tindak kriminal. Bukan dalam pandangan publik melainkan pada pandangan dunia belakang ini.
Dimana semua informasi bisa didapatkan dengan mudahnya.
Baik itu mengenai klan Park yang memulai eksperimen gila lainnya atau beberapa pimpinan klan Jeon yang mengambil banyak keuntungan untuk dirinya sendiri.
Tetapi memang benar antara klan Kim dan Park hubungan mereka sedikit lebih baik dibandingkan Kim dan Jeon...
"Mereka sudah membuang marga klan mereka jadi kupikir mereka hanyalah Yugyeom dan Jimin bukan Kim Yugyeom dan Park Jimin."
Bartender itu meletakkan satu gelas sebuah mojito tanpa alkohol—hanya menggunakan air soda, perasan air lemon dan daun mint di hadapan lelaki itu. Memekik senang ketika bartender itu begitu peka terhadap keinginannya dan juga kesukaannya, langsung meminumnya menggunakan sedotan. Membiarkan air soda itu menyegarkan kerongkongan keringnya.
"Pwah! Nikmatnya!" lelaki itu begitu puas karena oh, siapapun tahu betapa nikmatnya sensasi ketika air soda dingin membasahi kerongkongannya terutama pada hari seperti ini. "Terimakasih atas minumannya! Kau selalu tahu apa yang kusukai."
"Itu satu-satunya ucapan terimakasihku untukmu karena telah membiarkan Taehyung masuk sebagai pemakai margamu. Walau," bartender itu menyisakan sebuah jeda, "Aku masih menentang keras dia memakai margamu itu. Pembunuh berantai yang hanya membunuh untuk kesenangan pribadi sialan. Setiap kali aku mendengar berita mengenai korbanmu itu sungguh memuakkan."
Tanpa sadar karena punggung bartender yang menghadap lelaki itu dia tidak menyadarinya sudah siap dengan sebuah pulpen kecil—siap untuk menusuk leher samping bartender itu, tepat di urat nadinya. Tetapi dia pun tidak memegang sebuah katana tanpa sebuah alasan.
"Aku bisa memotong tanganmu lebih cepat daripada kau menusukku dengan pulpen kecil itu."
Dengan melirik refleksi dari gelas-gelas bening di sekitarnya, bartender ini sudah tahu apa yang hendak dilakukan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Re] Because of Fate [kv]
Fanfiction"Karena takdir-lah yang mempertemukan mereka, menghangatkan mereka, menyatukan mereka dan, Memisahkan mereka untuk selamanya." Jangan pernah melihat buku dari sampulnya. Berlaku untuk dua lelaki yang jika dilihat dari sampulnya akan mengejutkan duni...