I

104 4 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama aku masuk kerja, setelah setahun menjadi seorang pengangguran yang makmur karena duit orang tua.

Teman-temanku jangan ditanya mereka bahkan sudah mampu membeli sesuatu untuk orang tua mereka dari hasil gaji mereka.

Percayalah menjadi seorang pengangguran itu nggak ada enak nya, apa lagi menikmati duit orang tua.

Di bully sama teman,jangan tanya lagi telingaku bisa dikatakan udah kebal dengar ocehan mereka.

Diandra umur segini masih minta duit sama orang tua, harusnya kamu itu udah bisa ringanin beban orang tua.

Diandra ayo dong yang semangat nyari kerjanya.

Diandra kamu gimana sih, kalau nggak bisa bantu orang tua tuh seenggaknya jangan nyusahin mereka dong.

Masih banyak lagi ocehan dari mereka, kadang aku abaikan kaya angin yang berlalu, kalian tau kan kalau angin udah berlalu akan datang lagi angin berikutnya, dan siapa tau angin yang datang berikutnya meninggalkan kesan.

Itu lah yang aku rasakan sering mendengar cemooh dari teman-temanku membuat kupingku sakit mendengar ucapan mereka.

Hari ini aku berani mendongakan kepalaku didepan mereka, hari ini hari pertamaku berkerja disalah satu perusan yang cukup terkenal di ibu kota.

Karena ini hari pertama aku masuk kerja aku cukup kaku, sampai seorang wanita datang menyapa ku.

Nggak usah tegang gitu, anak-anak di bagian kita baik-baik, nanti kalau semuanya sudah pada kumpul aku kenalin sama meraka.

Nama kamu siapa tanya wanita yang belum aku ketahui namanya ini, ohhh ia mba kenalin nama saya Diandra Yovanda . Panggil Dian atau Diandra aja mba.

Ok Diandra, kenalin aku Tinta marantika panggil Tinta aja nggak usah mba-mba lagi.

Ok mba, eh Tinta ...

Ya udah Tinta saya balik ke meja saya dulu, baru satu menit aku duduk di meja kerjaku, tiba-tiba aku mendengar suara berisik.

Pas aku liat kearah sumber suara itu ternyata ada tiga orang yang baru datang sambil ngobrol dan ketawa.

Hallo semua kita bertiga telah datang untuk mebawa kebahagian untuk kalian semua, kata salah satu dari mereka.

Loh itu siapa, ada anak baru yah? tanya orang tadi.

Oh ia Diandra sini kenalan dulu.
Ini namanya Rian, kata mba Tinta sambil nunjuk cowok yang berisik tadi, ini namanya Fika dan satu ini namanya Agung.

Hay kataku menyapa mereka bertiga,saya anak baru disini mohon bimbinganya ya mas, mba kataku.

Santai aja Diandra kalau sama kita, di kantor ini yang harus kita takutkan cuman satu kata Rian.

Apa mas tanyaku?

Yah sama yang menciptakan kita katanya, tapi ada lagi satu monster yang bernaung dibawah lindungan si bos. Nanti juga kamu kenal katanya sambil ketawa.

Loh ko ini masih pada berdiri kata Tinta, sana pada balik di meja kalian masing-masing.

Diandra saya minta tolong ya nanti jam 11 san tolong jemput seseorang,dan antar ke rumahnya abis itu kamu bisa langsung pulang.

Emamg jemput siapa mba tanya ku,jemput cucunya bos Diandra, biasanya saya atau pak Kenzo yang suka jemput, tapi hari ini bos sakit nggak masuk kerja, jadi pak Kenzo ngantarin dia ke rumah.

Ok deh mba nanti saya jemput anaknya Jawabku.

******

Saat aku menjemput cucunya bos, aku baru tau ternyata cucunya bos itu masih anak-anak, bahkan dititipin tempat penitipan anak.

Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang