V

60 4 0
                                    

Tibalah waktunya malam ini kami melamar Andra, Setibanya di rumah Andra kami disambut oleh keluargaya Andra dengan baik. Aku, Enzi, papa, mama dan papa Darma.

Setelah duduk di ruang tamu papa menyatakan tujuan kami datang ke rumah keluarga Andra.

Begini Pak Aldo, kami datang kesini ingin menyampaikan keinginan anak kami Kenzo untuk melamar nak Diandra untuk menjadi istrinya sekaligus ibu dari Enzi.

Saya sudah mendengar niat baik nak Kenzo yang ingin melamar anak kami Diandra pak, saya sebagai orang tua menyerahkan semua jawaban sama Andra, karena dialah yang akan menjalani ini semua kedepannya.

Bagaimana nak Diandra, tanya papaku?

Aku melihat keraguan di mata Andra, aku tidak tau apa yang membuatnya ragu, apakah dia sudah mempunyai kekasih, tapi yang aku tau dari orang-orang suruhanku yang menyelidiki latar belakang Andra dia bahkan belum pernah pacaran sama sekali, karena papa dan abangnya yang protektif.

Saya menyerahkan semua jawabannya sama mas Kenzo pak, kalau mas Kenzo sungguh-sungguh ingin meminang saya sebagai istri saya akan terima, katanya.

Dari jawaban nak Diandra dapat kami simpulkan bahwa nak Diandra menerima lamaran Kenzo? tanya papa Darma.

Aku melihat anggukan Andra, dan yang membuat kami kaget dan ketawa setelah melihat anggukan Andra adalah ulah Enzi yang langsung mengulurkan tangannya ke arah Andra, seakan dia paham apa yang telah kami bahas dari tadi.

Alhamdulillah, ucap semua orang.

Berarti kurang dari dua minggu dari sekarang kita mengadakan pernikahan ini, dan untuk pernikahan biarkan kami para orang tua yang mempersiapkan kalian berdua tinggal terima jadi saja, sambung mamanya Andra.

Setelah lamaran selesai kami pamit pulang, dan aku mengambil Enzi dari gendongan Andra, tapi Enzi sama sekali tidak mau sama aku, dia malah semakin memeluk Andra.

Enzi ayo pulang nak, besok kita kesini lagi ketemu mama, kataku dengan memanggil Andra dengan sebutan mama. Tapi Enzi semakin memeluk Andra sama sekali tidak menatap kearahku.

Mas, apa sebaiknya malam ini Enzi tidur disini saja, itu kalau mas tidak keberatan.

Ini juga udah malam mas kasian Enzi kalau pulang malam-malam, besok pagi saya janji Enzi akan saya antar pulang. Kata Andra takut-takut.

Aku tidak masalah kalau Enzi tidur disini asal dia tidak merepotkan kamu, kebetulan botol susu dan susunya ada di mobil.

Saya tidak keberatan mas, biarkan Enzi malam ini tidur sama saya.

Kenapa sama Enzi nak, tanya papa Darma.

Ini pah Enzi nggak mau pulang, kayanya dia pengen sama mamanya kataku.

Terus gimana, tanya papa?

Biarkan dia tidur disini sama Andra nak, kasian juga kalau dia pulang malam-malam, kata papa Aldo papanya Enzi sambil jalan mendekat kearahku dan Enzi.

Ia om, Andra juga maunya kaya gitu. Ya udah om saya ambil susunya Enzi di mobil dulu. Setelah aku masuk lagi buat mengantar susunya Enzi,, diruang tamu tinggal papa, mama, papa Aldo dan mama Fera mamanya Andra.

Loh Andra sama Enzi kemana tanyaku?

Lagi ngantar Enzi kekamar, soalnya Enzi sudah ngantuk, jawab papa Aldo.

Ya sudah om tante kita pamit pulang aja kataku pamit pulang pada om Aldo dan tante Fera. Aku bersama papa, mama dan papa Darma berjalan kearah mobil segera pulang ke rumah.

Di dalam mobil mama memuji papa Darma karena pintar mencarikanku jodoh, Andra keliatan penyayang pada Enzi, tulus serta cantik kata mama.

Sesampai di rumah kami masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat, saat aku ingin memejamkan mata ada yang mengetuk pintu kamarku.

Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang