Tidurku terasa terganggu karena bunyi alarm yang semalam aku pasang dari hendphoneku, aku menengok pada jam di dinding kamar ternyata sudah menunjukan waktu setengah lima pagi.
Aku bergegas masuk ke kamar mandi untuk berwudhu dan segera menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim.
Selesai sholat aku turun ke dapur untuk menjalankan tugas selanjutnya membantu mama masak, meskipun mama tidak pernah sekalipun meminta membantunya di dapur aku tetap aja membantu mama, selain karena membantu mama aku memang suka masak.
Makan sudah tertata di meja makan dan aku kembali lagi ke kamar untuk siap-siap berangkat kekantor, setelah mandi dan persiapan lainya aku bergegas ke meja makan disana sudah ada mama, papa dan bang Adit.
Karena sudah hampir telat aku hanya berpamitan dan mencium tangan mama dan papa serta bang Adit, aku duluan ya semua aku sudah telat dan ditungguin pacar di depan kata ku, siapa lagi pacarku kalau bukan babang-babang gojek yang setia mengantarku kemana saja kecuali ke neraka.
Sesampainya di kantor aku menyapa teman-teman sesama divisi disana sudah ada mas Agung mba Farah dan mba Tinta, tapi mines mas Rendi.
Hallo semua saya nggak telatkan tanyaku?
Nggak Diandra jam masuk kantor masih lima menit ko jawab mba Farah, lah ini tumben mba Farah cuman sama mas Agung doang, mas Rendi kemana, bukannya biasanya selau bertiga.
Rendi lagi ngadap bos Diandra jawab mas Agung.
Oh gumamku terus langsung menuju mejaku.
Ternyata nggak susah juga kerja disini teman kerjanya ramah-ramah dan baik. Lagi sibuk dengan kerjaan yang baru dikasi mba Tinta, mas Rendi datang dengan woro-woro yang mebuat kepala ku pusing dengar suara dia.
Tolong perhatikan omongan abang Rendi, kepada karyawan yang bernama Diandra Yovanda disegerakan untuk menghadap bos, ucapnya.
Kamu ada urusan apa sama bos Diandra tanya mb Farah, kemaren kamu nggak nyubit cucunya bos sampai masuk rumah sakit kan?
Kemaren kamu nggak membentak cucu bos sampai dia nangis dan laporan ke bos kan? tanya mas Agung
Aduh mas, mba mana mungkin saya nyubit dan bentak anak selucu itu,mana mungkin tega mba-mas, lagian mas agung aneh-aneh aja kalau aku bentak mana mungkin dia bisa laporan si bos cucunya aja baru belajar ngomong.
Udah woe udah jangan pada ngajak Diandra gosip, itu si Diandra sudah ditungguin sama bos diruangganya. Sabar ya Diandra kamu pasti bisa ungkap mas Rendi.
Mba Tinta yang mendengar obrolan kami geleng-geleng kepala. Dari tampanggya sih mba Tinta paling lama kerja disini, buktinya kemaren dia dipercayai buat jemput Enzi.
Ya udah mba, mas saya ngadap ke ruangan bos dulu pamitku.
Mba saya dipanggil pak Darmawan ke ruangannya pamit ku pada sekertaris pak Darmawan, sekertarisnya cantik banget dan berkerudung, aku jadi minder sendiri liat nya kalau disandingin sama dia aku bukan apa-apa.
Baru kali ini aku melihat sekertaris bos,ialah secara baru kali ini aku naik kelantai ini meskipun satu perusaahan kami beda lantai, secara bos ada di lantai paling atas dari gedung ini.
Aku mengetuk pintu ruangan dan disuruh masuk, dari suaranya kayanya bukan suara bos tapi suara mas Kenzo, begitu aku masuk aku takjub melihat ruangan ini,sungguh luas dan wangi, depan sana ada meja bos dan tak jauh dari itu ada mejanya mas Kenzo.
Diandra duduk nak,,,
Ia pak kata ku,,,
Nggak usah manggil pak Diandra kalau cuman ada papa kamu sama Kenzo, panggil papa aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Husband
Romance~Diandra Aku menerima perjodohan ini, karena dia laki-laki baik. Selain itu aku sangat menyukai anak kecil yang memanggilnya papa. Walau anak kecil itu bukan anak kandungnya dia sangat menyayangi anak kecil itu seperti anak kandungnya. Ganteng-Baik...