Setiap kali aku bertemu denganmu. Aku selalu berfikir berkali-kali. Supaya aku tidak jatuh hati lagi kepadamu.
Semoga tidak adalagi rasa rindu, hilang selera makan, atau apapun yang mengingatkanku perihal kamu.
Jauh jauhlah dariku!. Jangan datang disaat hati sedang mencoba melupa.
Sakit yang kamu beri, cukup membuatku untuk tidak ingin lagi kamu ada.
Jangan tersenyum ketika kita bertemu. Sebab senyummu itu bisa saja membuatku kembali luka.
Biarkan aku lepas. Seperti hal nya kamu yang sekarang sepertinya sudah menemukan seseorang yang baru.
Seseorang yang tidak asing buatku.
Ya, seseorang itu adalah temanku.
Tidak terlintas sedikit saja dalam fikirku. Mengapa harus kepada temanku.
Apa itu caramu membuatku sakit. Tidakkah dengan yang lain saja. Seseorang yang jauh. Seseorang yang tidak ku kenal sama sekali.
Barangkali dengan begitu, takkan sesakit ini.
Sudah cukup luka ini. Luka yang begitu mendalam. Menusuk, membunuh akal, berniang dalam fikiran.
Aku tidak bermaksud membencinya. Aku masih belum terbiasa saja. Sebab dengan melihatnya, aku selalu teringat padamu. Luka yang kau beri, sakit yang kurasa karenamu.
Sudah cukup luka ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanpamu, Aku bisa
No FicciónAda konsep yang harus kujalani selepas berakhirnya kita. Kau bergerak mendapati lagi dirimu sebagaimana mestinya. Memulai hal-hal baru dengan seseorang. Membangun kedekatan yang erat dan saling mengisi bahagia. Bahkan, kau lebih cepat menemukan pund...
