Dua puluh satu

2.7K 97 1
                                    

Pagi-pagi sekali, Tara sudah mejeng di parkiran kampus. Sesekali, dia melirik jam tangan kulit berwarna hitam yang melingkari pergelangan tangannya. Jarum jam sudah mengarah ke angka ke 8, tapi yang ditunggu pun belum muncul juga menampakkan batang hidungnya.

"Ck, si Zeze kemana sih? Dia yang bikin janji, dia juga yang ngaret," gerutu Tara mendengkus lalu menelengkan pandangannya ke arah gerbang

Tadi malam, dia memang sudah janjian dengan Zevana untuk datang ke kampus sepagi ini. Malah, sahabatnya itu menentukan di jam berapa mereka akan bertemu. Namun kenyataannya, Zevana malah belum datang meski jarum jam sudah mulai merambat melewat pukul 8 pas.

"Huh, tau bakal ngaret gini... Gue gak akan tuh repot-repot bangun subuh dan mandi pagi buta kayak tadi," dumelnya lagi mendecak kesal

Dibanding terus menunggu Zevana yang entah kapan akan muncul ke permukaan, Tara pun memutuskan untuk pergi ke kantin saja dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dibanding terus menunggu Zevana yang entah kapan akan muncul ke permukaan, Tara pun memutuskan untuk pergi ke kantin saja dulu. Setidaknya, dia bisa menunggu sahabatnya itu sambil memakan sesuatu.

Di saat Tara sudah bersiap untuk melangkah meninggalkan parkiran kampus, tiba-tiba seseorang memanggil namanya.

"Tara, tunggu!"

Gadis berkemeja jeans biru itu pun tidak jadi melangkah, dia bahkan memutar kembali tubuhnya untuk melihat si pemanggil barusan.

Namun, saat kedua matanya mendapati sosok yang sudah ia masukkan ke daftar black list hidupnya yang kini tengah berlari kecil menghampirinya, Tara pun memutar bola mata muak bersamaan dengan sampainya Audy di hadapannya.

"Hay, Tara? Lo ada kuliah pagi juga?" sapa Audy sedikit terengah

Tara mendecih, "Ngapain lo sapa-sapa gue? Lo lupa ya kalo kita udah engga sahabatan lagi?" tukas Tara terang-terangan

Dan hal itu, sukses membuat Audy tertegun disertai dengan raut wajah yang seketika kaku.

"Udah deh ya, gue malas ngomong sama penghianat macem lo ini. Lebih baik, lo sadar diri! Gak usah lo sok pasang muka bersahabat lagi di depan muka gue apalagi Zevana. Karena semenjak lo nyakitin hati Zevana, gue udah gak anggap lo lagi sebagai manusia yang punya hati," cecar Tara kelewat pedas

Lalu, dia pun segera melengos pergi tanpa berniat untuk melihat raut wajah Audy yang sudah memerah menahan tangis.

**OD**

"Duh, kenapa harus ada lampu merah segala sih," dumel Zevana mendelik kesal ke arah lampu merah di depan sana

"Kalo tidak ada lampu merah, lalu lintas akan kacau balau, Ze...." sambar Rumy melirik istrinya yang dibalas dengan kerucutan bibir Zevana menyerupai tokoh animasi Donal Duck.

~You just want attention, You don't want my heart
Maybe you just hate the thought of me with someone new~

You and I, are Destiny (Menikah Karena Dijodohkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang