Nightmare

780 46 0
                                    

*Author Pov*

Minyoung menatapi layar Handphonenya. Minyoung menghela nafasnya karena tidak satu notifikasi yang menyala. Minyoung meletakkan Handphonenya diatas meja dan meraih satu novel bacaannya. Minyoung mulai membaca novelnya.

'Seandainya aku yang mendapatkan penderitaan yang dimiliki oleh Haechanie, mungkin dia bisa bebas...' batin Minyoung dengan membaca novel

Haechan mendekati adiknya sang sedang membaca novel. Haechan mengelus rambut Minyoung. Minyoung membuyarkan bacaannya dan menoleh ke Haechan. Haechan tersenyum lebar kepada adiknya serta duduk disebelah adiknya.

"Kau sedang membaca apa?" Tanya Haechan kalem
"Aku sedang membaca Novel ini..." Jawab Minyoung
"Ooh, bagaimana dengan basketmu?"
"Aku akan mengundurkan diri..."
"Haa? Kenapa? Kenapa kau mengundurkan diri?"
"Aku ingin pindah ekstrakurikuler yang lainnya, yang tidak memadat-madati waktuku..."
"Oohh begitu..."
"Aku takut jika aku sakit lagi..." 'aku mengundurkan diri demi Haechanie...'

Haechan hanya memperhatikan Minyoung. Haechan mengelus rambut adiknya dan mencium kening adiknya. Haechan mengacir menuju dapur. Haechan mengeluarkan sekantong teh celup dan membikinnya. Selesai membikinnya, Haechan membawakan dua gelas teh ke ruang tamu.

'Apa aku harus menjadi artis seperti Haechanie? Mungkin tidak, itu malah membuat jadwalku padat sekali...'

Minyoung masih berpikir-pikir, Minyoung ingin sekali menemani Haechanie. Minyoung tau Haechanie tidak ingin menukarkan jantungnya kepada Minyoung. Minyoung berusaha menyelamatkan nyawa Haechanie.

*Haechan Pov*

Aku membawa dua cangkir teh keruang tamu. Aku berencana mengajak Minyoung nonton film Aku akan menyetelkan film kesukaannya yaitu 'Anohana', film kartun yang berasal dari Jepang. Aku meletakkan dua cangkir teh di meja dan duduk disebelah Minyoung.

"Minyoung, bagaimana kalau kita nonton Anohana? Yang film berdurasi panjang atau movienya?"
"Wahh, boleh saja..."

Aku mengambil cd Anohana dan menyetelnya. Aku dan Minyoung menonton film itu berdua saja. Aku menontonnya dengan santai.

*Minyoung Pov*

Aku menonton film Anohana dengan memikirkan sesuatu. Aku menoleh ke Haechanie yang sedang asyik menonton film itu. Aku menguap ngantuk. Entahlah kenapa aku mengantuk pada jam segini. Aku menyandarkan kepalaku di bahu Haechanie dan tertidur.

*Haechan Pov*

Aku melihat Minyoung tertidur pulas di bahuku. Aku hanya tersenyum dan menaruh kepalanya tepat di pangkuanku. Aku mengelus rambutnya dan melihat wajahnya yang manis. Aku melanjutkan melihat Anohana.

*Minyoung Dream*

"Bagaimana keadaan Kakak saya dok?" aku mulai cemas
"Maafkan saya, kita sudah terlambat menolongnya..."
"A... Apa?"

Aku tercengang dan menundukkan kepalaku serta menangis tersedu-sedu. Aku terlambat menukarkan Jantungku padanya. Aku hanya bisa terdiam karena Haechanie sudah pergi ke alamnya. Aku menelpon Jeno dan memberitahunya.

Jeno: Hallo
Minyoung: Halo, Jeno *mengatur nafas* ini Minyoung...
Jeno: ada apa Minyoung? Kenapa kamu menangis?
Minyoung: bisakah kau kerumah sakit sekarang?
Jeno: Ah, baiklah aku akan kesana.

Aku mematikan handphoneku dan menunggu Jeno datang. Aku hanya meratapi kepergian Haechanie.

"Minyoung..."

Seseorang memanggilku dari kejauhan. Aku segera menoleh kearah seseorang yang memanggilku. Ya, itu Jeno. Jeno menghampiriku dengan wajah cemas. Aku langsung berdiri didepannya.

"Ada apa? Kenapa kau menangis?"
"Jen, Haechanie..."
"Ada apa dengannya? Apa yang terjadi dengan Haechan?"
"Dia sudah pergi! Dia pergi selamanya..."
"Haaa?! Haechan..."

Aku menangis lagi sambil menundukkan kepalaku. Jeno langsung memelukku dan menangis. Aku tak peduli Jeno memelukku. Aku tak ingin Haechan pergi begitu cepatnya.

-Dream End-

*Haechan Pov*

Aku mendengarkan tangisan seseorang. Aku langsung melihat Minyoung yang sedang menangis dalam tidurnya. Aku langsung membangunkannya dari mimpinya.

"Minyoung, Ireona..."

*Minyoung Pov*

"Minyoung, Ireona..."

Suara Haechanie membuatku terbangun dari mimpi burukku. Aku membuka mataku dan bangun dari pangkuan Haechanie. Aku melihat Haechanie dan langsung memeluknya.

*Haechan Pov*

Minyoung memelukku dengan erat. Aku terkejut dan terdiam. Kenapa dia tiba-tiba memelukku seperti ini?

"Minyoung? Kamu kenapa?"
"Haechanie, aku tak ingin kamu pergi selamanya dan meninggalkanku..."
"Kau kenapa? Aku masih hidup chagi..."
"Aku bermimpi Haechanie meninggalkanku secepat itu..."
"Ani, aku tak akan meninggalkanmu..."

Aku membalas pelukannya dan mengelus rambut Minyoung yang menangis. Aku tau mimpi itu membuatmu menangis dan takut jika aku pergi. Aku tetap akan bersamamu, aku tau kamu kasihan denganku. Aku takkan meninggalkanmu, aku janji.

My Dear Young Sister [COMPLETE√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang