Life In Last Day

510 38 0
                                    

*Author Pov*

Haechan dan Minyoung tengah berjalan di taman kota. Minyoung menarik tangan Haechan dan menunjuk kearah pedagang permen kapas. Haechan tersenyum dan mengangguk pelan. Haechan menarik tangan Minyoung dan mengajaknya membeli sebuah permen kapas

Setelah membeli permen kapas. Mereka berdua duduk di bangku pinggiran taman kota. Haechan melihat adiknya memakan gula kapas dengan lahap. Haechan tersenyum dan mengelus rambut Minyoung. Minyoung yang sedang makan permen kapas itu menengok Haechan. Haechan tersenyum pada Minyoung.

"Minyoung mau tidak Haechan ajak ke mall?" Haechan mengelus rambut Minyoung

"Huh, baru sembuh saja sudah ngajak jalan-jalan ke mall..." Minyoung menggembungkan pipinya

"Kan Haechan jarang mengajak Minyoung pergi ke mall..." Haechan mencubit pipi tembem Minyoung

"Auww... Sakit tau!" Minyoung segera menyingkirkan tangan kakaknya dari pipi tembemnya

Minyoung memang tidak suka disentuh-sentuh. Apalagi yang ingin mencubit pipinya. Haechan terkekeh melihat Minyoung yang berupaya melepas tangan Haechan. Minyoung yang tengah melanjutkan makan itu langsung memejamkan matanya.

'Jantungku terasa nyeri...'

Haechan mengira Minyoung tertidur. Haechan mengguncang Minyoung dengan pelan.

"Ya Minyoung, kamu kenapa?" Haechan menatap Minyoung
"Haechan, ani..."
"Kamu ngantuk?"
"Ani, gwenchana Haechan..."

*Haechan Pov*

Aku langsung memegangi dahi Minyoung, dahinya terasa panas sekali. Aku sudah menduga, dia memang sakit.

"Minyoung, kau jangan bohong! Kamu sakitkan?" aku memegang dahi Minyoung yang panas

"Gwenchana... Ini hanya sementara saja!" Minyoung terlihat lemas

"Ani, kamu pucat tau! Kita batal pergi ke mall! Ayo kita pulang..."

Aku langsung menarik tangan Minyoung dan pergi menuju mobil. Aku segera menancap gas dan mengendarai mobil pulang kerumah.

Sesampai dirumah, aku segera menggendong Minyoung dan membaringkannya di ranjang miliknya dikamar. Aku mengacir pergi ke dapur untuk membuatkan bubur dan menyiapkan obat sakit.

*Minyoung Pov*

Aku melihat Haechan mengacir dengan tergesa-gesa keluar dari kamarku. Aku tau, mungkin ini efek dari penderitaanku sekarang ini. Mungkin aku tak lama lagi, kehidupanku sudah berada di ambang pintu.

Aku hanya tersenyum dan menundukkan kepalaku. Entah kapan aku akan mengakhiri hidupku ini. Entah sekarang, besok, atau besok malam aku akan pergi meninggalkan semuanya didunia ini. Tapi, aku juga tak ingin Haechan menangisiku hari demi hari. Aku hanya ingin dia berbahagia dengan rekan-rekannya. Aku juga sangat berterimakasih dengannya yang selalu ingin jujur padaku.

"Minyoung, Haechan buatkan kamu bubur..." Haechan berbicara tepat dihadapanku

"Gomawo nde..." aku tersenyum dengannya

"Sekarang makanlah dan setelah itu minumlah obat. Kau ingin aku suapin?" Haechan mengambil bubur sesendok

"Ehh... Boleh saja" aku hanya tersipu malu

Baru kali ini Haechan ingin menyuapiku. Haechan mengarahkan sendoknya ke mulutku. Awalnya aku masih malu-malu, tapi yasudahlah aku makan saja. Setelah makan bubur itu dan meminum obat sakit. Haechan menyelimuti tubuhku dan mengelus rambutku dan pergi turun kebawah.

Keesokan harinya...

Aku bangun lebih awal dan turun kebawah. Mataku masih dalam kondisi mengantuk. Aku menuju ruang tamu dan duduk disofa. Aku menguap lebar.

"Minyoung-a kau sudah bangun?" Haechan berjalan kearahku

"Nde, aku sudah bangun..." ucapku dalam keadaan masih mengantuk

"Nanti Haechan jam 19.00 mau live show di Seoul, jadi kamu tidak apa-apa aku tinggal sendiri?"

"Gwenchana..."

"Baiklah, minum obat dan makan ya..."

"Live show sama siapa?"

"Emm... Ya Member NCT dream..."

"Ooh, baiklah! Semoga berhasil ya..."

"Okee..."

My Dear Young Sister [COMPLETE√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang