You Free Now...

568 37 2
                                    

*Mark Pov*

Aku menunggu Minyoung dan Haechan yang sedang menjalani operasi tukar jantung. Semoga saja mereka selamat dari operasi itu. Aku sangat salut dengan sifat Minyoung yang rela menukarkan kebebasannya dengan penderitaan Haechan.

Klekk. Pintu telah dibuka. Aku langsung berdiri dan segera menenangkan diri. Seorang dokter keluar dan berdiri tepat dihadapanku.

"Bagaimana dok? Apakah Operasinya berjalan dengan lancar?"
"Mereka berdua selamat, tapi ruangannya kita pisah..."
"Syukurlah, terimakasih dokter..."
"Jika tuan ingin masuk, silakan..."
"Baiklah dok..."

Aku langsung mengacir masuk keruangan Minyoung. Aku duduk disebelah ranjang yang sedang ditiduri oleh Minyoung. Ruangan Haechan dipisahkan dengan Minyoung. Ruangannya ada di lantai dua dari rumah sakit seoul. Aku memegangi pergelangan tangan Minyoung yang lembut.

"Ya Minyoung..." Bisikku pelan
"Eunghh... Mark-Oppa?"
"Nde, selamat ya, kalian berhasil menjalankan Operasi..."
"Jinjja..."

*Minyoung Pov*

"Jinjja..."

Belum selesai berkata apapun, aku melihat tangan Mark-Oppa memegangi pergelangan tanganku. Wajahku langsung memanas serta memerah seperti tomat yang sudah matang.

"Mark-Oppa..."
"Nde?"
"Tolong lepaskan tanganmu dariku..."

Plakk. Aku menepis serta memukul tangan Mark-Oppa. Mark-Oppa memegangi tangannya yang memerah yang habis kupukul. Wajahku masih memetah seperti tomat. Aku memalingkan mukaku dari Mark-Oppa.

"Auchh... Sakit tau pukulanmu!" Dengus Mark-Oppa
"Salah sendiri pegang-pegang!" Jawabku kesal
"Habisnya sih, tanganmu mungil dan membuatku gemas..." Goda Mark-oppa
"Dasar, Mark-oppa!" Jeritku sambil memukul wajahnya dengan bantal

Hampir setiap cowok dikelasku banyak yang menaksirku. Aku mendengus kesal dan membuang muka dari Mark-oppa. Banyak yang memberiku coklat, bunga, dan sebagainya. Aku benar-benar sumpek melihat cowok yang selalu mengikutiku.

Klekk. Pintu dibuka oleh seseorang. Ya, aku tak mengenal jauh Namja itu. Aku hanya menunduk malu saat namja itu melihatku. Namja itu adalah Lee Jeno, namja yang aku taksir. Aku berusaha menutupi wajahku yang merah seperti tomat ini.

Plukk. Jeno memelukku begitu saja tepat dihadapan Mark-oppa. Mati aku dilihat Mark-oppa. Wajahku semakin memerah dan jantungku berdebar kencang. Jeno tak melihat kondisi, pelukannya semakin erat sampai-sampai aku susah untuk bernafas.

"Apa yang..." Jeno belum melanjutkan bicaranya
"Menyingkir dariku Lee Jeno! Kau memalukan sekali..." Jeritku sambil mendorong Jeno agar melepaskan pelukannya
"Aigoo... Apa salahku?" Jeno heran terhadapku
"Babo! Aku tak bisa bernafas!" semburku

Dasar, dua namja sama saja. Tadi pergelangan tangan dan sekarang tubuh. Aku menatap tajam Mark-oppa dan Jeno. Mark-Oppa dan Jeno hanya meringis padaku. Awas kalian, macam-macam denganku, siap-siap saja kalian terkena akibatnya.

"Kau ini kenapa sih?" Jeno tersenyum
"Bodo amat! Jangan membuatku terkejut bodoh!" Sentakku marah
"Arraseo..." Jeno mengangguk pelan

Aku menghela nafas dan melipat kedua tanganku. Aku memang pemalu. Aku malu mengatakan sebenarnya pada Jeno. Aku memutar kedua bola mataku dan menatap mereka berdua.

"Kalian tidak keruangnya Haechan?"
"Emm... Maunya sih..."
"Member sendiri enggak diperhatikan, adiknya baru diperhatikan! Dasar anehh..." Omelku

Aku mendengus kesal dengan mereka berdua. Habisnya sih, mereka berdua enggak peka-peka.

"Kalian itu adalah temannya Haechan tau, ayo kesana!" Cibirku kesal
"Minyoung ternyata suka bawel ya..." tawa Mark-oppa
"Apa kau bilang Mark Lee?!" Aku memulai Yaja Time
"Ani..."
"Yasudah, ayo kita keruang Haechan, buang-buang waktu saja!" Cibirku sambil meninggalkan dua namja itu

Aku menuju ke ruang Haechan dengan wajah yang super kesal. Klekk. Aku membuka pintu ruangan yang ditempati oleh Haechan. Aku melihat Haechan yang sudah siuman itu menoleh kearahku. Aku tersenyum padanya dan air mata kebahagiaanku mengucur deras. Aku berlari dan memeluk Haechan.

"Aku senang Haechan selamat..."
"Nde, ini berkatmu..."
"Jangan tinggalkan aku ya, sekarang Haechan sudah bisa bebas dan tidak menderita penyakit lagi..."
"Jinjja..."
"Nde, kau bebas..." 'dan aku rela menderita demi kamu Haechan' batinku

*Author Pov*

Kakak beradik itu tak lepas-lepas dari pelukan mereka. Mark dan Jeno yang hanya berdiri didepan ruangan itu, mereka tersenyum lega melihat Haechan sudah tidak lagi menderita. Mark yang mengetahui semua itu berupaya menyimpan rahasia ini sampai kapan Minyoung pergi meninggalkan semuanya

My Dear Young Sister [COMPLETE√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang