"Kak, kok jauh banget sih? Jogging gak kesini juga kali." Keluh anak laki-laki yang bertubuh lebih pendek dari pada laki-laki disampingnya. "Gapapa, biar sehat. Semakin jauh lari, semakin sehat." Jawab sang kakak yang entah dengan teori dari mana.
Adiknya sudah mengerucutkan bibir karena sedari tadi mereka terus berlari tanpa henti.
"Aduh kaakk.. Udah deket rumah Sena sama Aris ini mah. Azka gamau ikut pulang, nanti minta anter Aris atau Sena aja." Rajuk sang adik yang diketahui bernama Azka.
Tiba-tiba saja sang kakak berhenti mendadak, Azka terheran-heran. "Kak Arka kenapa? Asam uratnya kambuh?" dan sebuah toyoran kepala pun didapat oleh Azka. "Gue masih muda masa udah asam uratan." Semprotnya pada sang adik.
Arka langsung menepi didekat sebuah pagar tanaman, dia memperbaiki tatanan rambutnya dan kemudian membersihkan sepatu serta celana yang dirasa berdebu. Azka heran, kenapa kakaknya yang seperti ini? Ada apakah gerangan?
"Kenapa kak?" tanya Azka was-was. Takut-takut dia akan ditinggalkan Arka naik ojek seperti beberapa waktu lalu, kakaknya ini memang jahil luar biasa dan sering membuat Azka menangis bahkan sampai saat ini ketika Azka sudah duduk dibangku kelas 9.
"Rumah keluarga Brown udah deket kan? Harus siap-siap ketemu Sean, ayo dek, kakak iparnya nanti disapa ya." titah Arka kemudian kembali berlari kecil layaknya sedang jogging. Azka tidak tahu menahu dan hanya mengikuti sang kakak yang berlari.
Benar saja, tak lama setelah mereka berlari nampak sebuah rumah yang cukup besar dengan sebuah halaman yang juga cukup luas. Dihalaman itu terdapat seorang anak laki-laki yang tengah menyiram tanaman.
Arka langsung mengembangkan senyumnya lalu jalan ditempat tak jauh dari keberadaan anak laki-laki itu.
"Eh ada Sean, lagi ngapain?" tanya Arka basa-basi. Azka heran, padahal sudah jelas orang dihadapannya ini sedang menyiram bunga, kenapa masih saja ditanya?
"Lagi nyuci." Sahut si wajah datar dengan nada dingin.
"Sean jangan berdiri deket bunga dong, nanti gue gabisa bedain mana bu—"
Byurrr!!
Belum sempat Arka menyelesaikan kalimat gombal recehnya, Sean sudah terlebih dahulu menyiramnya dengan selang air. "MUSNAH LO BABI!" umpatnya kasar seraya terus 'menyerang' Arka dengan senjata airnya.
"Huwaaa... Baju Azka jadi basah. Ini gara-gara kak Arka." Teriak Azka setengah mewek saat dia ikut tersiram air. Sean pun menghentikan serangannya saat melihat ekspresi mewek milik Azka.
"Sena! Sena!" Sean berteriak dan tak lama kemudian muncullah seorang cewek yang datang dari arah jam 3.
"Loh loh Azka? Lo kenap—Kak Sean, kenapa Azka yang disiram?!" teriakan membahana anak bungsu keluarga Brown ini bahkan mampu membuat sang kakak bersiap menyiramnya juga.
"Azka sini ganti baju ke dalem, ada baju kak Sean kok." Sena mengalihkan pembicaraan takut-takut jika sang kakak menyiramnya. Dibanding sama orang tuanya, Sena jauh lebih takut sama kakaknya.
Kemudian Sean menatap Arka yang memberikan cengiran, "Lo gak ada niatan ngajak gue ma—"
Byuurrr!
Adegan siram-siraman itu terus terjadi bahkan Arka hampir-hampir habis napas. Sementara Azka sudah masuk ke dalam rumah Sean diiringi oleh Sena yang berulang kali membujuk agar anak laki-laki itu berhenti menangis.
Tiba-tiba tangan Arka menjangkau tangan Sean dan menghentikan lelaki manis itu mengarahkan selang ke arahnya. "Lo bisa gak sih bersikap manis sesekali sama gue?" keluhnya seraya terus memegang erat tangan Sean. Arka takut jika tangan Sean lepas maka bukan air lagi yang akan membasahinya, tapi selang yang bakal jadi cambuk punggungnya. Sean mah ganas.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ROMANCE
Teen FictionArka Erlandana, cowok ganteng yang cool outside bobrok inside dipertemukan dengan Sean A. Brown, adik kelas cowok yang manis dengan muka datar dan irit bicara. Sejak Sean masuk ke SMA yang sama dengan Arka, Arka setiap hari melancarkan jurus-jurusny...