"Kak, kak Arka! Woy!" Azka berteriak disamping telinga kakaknya yang sedang tiduran diatas sofa. "Apa sayang? Jangan marah-marah dong." Ujar Arka yang sebenarnya antara hidup dan tidak, dia tertidur diatas sofa.
"Anjir, bangun woy!" kali ini sebuah teriakan melengking dari sang adik akhirnya mampu membuat Arka bangun sempurna sambil meloncat ria. "Lu mau bunuh gue ya dek?!" emosi Arka seraya menarik pipi adiknya dan kali ini Azka yang meringis kesakitan.
Kakak beradik itu nampaknya memang senang sekali bertengkar atau berdebat karena hal sepele. Padahal Azka termasuk anak yang baik dan penurut, tapi sayang sang kakak adalah anak yang jahil dan luar biasa menyebalkan. Dan mungkin sekarang Azka sedikit tertular virus milik Arka.
"Kak, bantuin Azka jawab soal Matematika dong." Ujar Azka seraya ndusel-ndusel dibahu kakak 'tersayang', sedangkan Arka masih mengucek-ngucek mata karena sehabis terbangun dari tidur siangnya yang indah. Baru saja dia memimpikan Sean malah tiba-tiba dibangunkan dengan cara tidak bermoral dan tidak manusiawi oleh adiknya.
Kemudian buku yang ada ditangan Azka direbut oleh sang kakak begitu saja lengkap dengan pulpennya.
Lelaki yang menjabat sebagai ketua osis disekolahnya itu mulai menulis sesuatu, menjawab semua soal bahasa inggris sang adik seolah itu adalah soal yang sangat mudah, bahkan Azka dapat melihat ekspresi santai kakaknya saat mengerjakan.
Dan untuk pertama kalinya Azka kagum pada sang kakak yang menyebalkan luar biasa ini.
"Nih udah selese. Kakak mandi dulu ya, mau pergi ke rumah camer." Ujar Arka lalu meletakkan buku tadi di paha adiknya, Azka langsung membuka buku tersebut untuk memastikan bahwa bukunya tidak digambari oleh sang kakak seperti kejadian beberapa minggu lalu.
Setelah melihat memang tidak ada coretan tidak jelas, Azka pun bersuara dengan kagumnya, "Wuih hebat, nilai Matematika-nya kakak pasti bagus." Puji adiknya dengan bangga. Arka yang baru saja berjalan beberapa langkah langsung menoleh kebelakang sebentar dan berkata,
"Matematika mah remidi terus sih."
"HUAAA!! APA YANG KAKAK LAKUIN KE AZKA ITU JAHAT!!"
Yang ada disini hanyalah keluarga harmonis dengan dua anak laki-laki yang selalu bermasalah. Sang adik yang terlalu polos dan sang kakak yang tak manusiawi.
Kita akan lanjut melihat kakak-adik lainnya. Di keluarga yang juga harmonis dengan seorang anak laki-laki serta perempuan.
"Kakak~ Bantu kerjain Matematika dong." Ujar anak gadis seraya bersandar-sandar manja dengan kakak laki-lakinya. Padahal sebelum ini mana sudi dan mana berani dia dekat-dekat dengan sang kakak yang moodnya tak terbaca itu.
"Berisik. Makanya belajar." Bukannya membantu, kakak yang satu ini malah mencibir dan si adik pun langsung mengeluarkan air mata buaya. "Kak Sean kenapa sih jahat banget sama Sena? Kakak benci Sena ya?! Iya kan?!" bermodalkan pengalaman menonton sinetron alay indonesia, Sena pun melancarkan jurusnya pada sang kakak. Seingatnya, jurus ini selalu mempan untuk melawan para lelaki tsundere.
"Iya, gue benci."
Skakmat.
Dan pada akhirnya Sena pun nangis beneran.
"Lu sekolah ngapain aja? Belajar apa nyari cowok doang?!" semprot sang kakak saat melihat adiknya menangis dilantai sambil berguling minta dikasihani. "Nyari cowok apaan?! Liat Sena aja cowok-cowok pada kabur, huwaa.. Emang gak ada yang sayang sama Sena." Gadis ini kembali mengeluarkan bakat drama lebaynya dan demi apapun membuat Sean ingin menginjak wajah adiknya andai tidak dosa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD ROMANCE
Fiksi RemajaArka Erlandana, cowok ganteng yang cool outside bobrok inside dipertemukan dengan Sean A. Brown, adik kelas cowok yang manis dengan muka datar dan irit bicara. Sejak Sean masuk ke SMA yang sama dengan Arka, Arka setiap hari melancarkan jurus-jurusny...