7

170 7 2
                                    

''Masa SMA adalah masa yang paling indah. Please! Tolong jangan bilang itu ke gua. Gua perjelas, hal itu cuma berlaku buat mereka yang cantik/ganteng, tajir, berbakat, dan gaul''- Sunarti


~BagianTujuh~

''Sad, ntar lu ikut ngga ke cafe bareng kita?'' tanya Bagus.

''Buat?''

Terlihat bagus menghela nafasnya ''Yah main-main lah. Kayak anak-anak nge-hits gitu. Ntar gua bawa kamera''

''Iya Sad. Sekalian cari cewek, kasian Andre kagak ada yang mau ama dia. Kali ntar kita nemu cabe satu yak?'' kemudian satu-satu dari mereka menjitak kepala Aldo.

''Sorry. Tapi gua mau belajar main piano'' ucap Syahdi tak sengaja.

Sontak temannya yang lain saling berpandangan heran.

''Buju buneng! Sejak kapan bro?!'' pekik Geri sambil memukul bahu Syahdi.

''Sejak zaman paleolitikum'' jawabnya datar lalu pergi meninggalkan kawan-kawannya.

Baru saja ingin keluar dari kelas, seseorang lain malah ingin memasuki kelas. Jadilah pantat mereka berdua membentur lantai.

Syahdi meringis sambil memegang bokongnya. Namun, wajah itu kembali datar sesaat melihat siapa yang lelaki itu tabrak.

''Nasib gua ngga baik-baik aja dari tadi yah'' Tania mencoba berdiri.

''Abis mie ayam gua tumpah, udah gitu nabrak mayat hidup. DASAAAAARRR!!!'' kemudian berlari entah kemana. Meninggalkan Syahdi yang masih terdiam mencerna perkataan orang yang disukainya barusan.

''PMS tu cewek. Singa lu ganggu'' ujar Tito sambil cengengesan.

''Tania nabrak mayat hidup? Mayat hidup? Gua mayat hidup?'' gumam Syahdi tak jelas.

###

''Kok ada orang sih. Malah Gitar gue di pakai lagi. Sial!''

Tania mengulang-ulang umpatannya saat melihat ruang musik dan gitar kesayangannya dipakai siswa lain. Sambil menghentakkan kaki dan mengacak-acak rambut sebahunya, gadis itu diam-diam menangis.

Untuk kedua kalinya, Tania entah berlari kemana, tanpa sadar sedari tadi Syahdi memandanginya dari pertigaan koridor.

''Semakin ku kejar, semakin kau jauh, tak pernah letih tuk mengejarmu''

Mendengar seseorang bernanyi, Syahdi membalikkan kepalanya refleks. Tanpa melepas tampangnya yang sudah kelewatan datar.

''Udah berapa kali gua bilang. Jangan dekati dia. Lu mau dihabisin kayaknya yah?!'' ancam Dandi.

''Siapa yang dekati adek lu. Gua cuma liatin apa salahnya sih! Lo aja yang sok perhatian!''

''Bilang aja lu mau nguping lagi kan? Gua tuh cuma pengen jaga dia biar lu ngga mainin dia kayak lu mainin Yola dulu''

''Asal lo tau ya, gua ngga pernah mainin cewek. Gua juga ngga pernah suka sama cewek lain selain adek lu. Seumur hidup gua!'' balas Syahdi lalu berbalik meninggalkan Dandi sendirian.

Dandi malah membalas sambil berteriak ''Lebay lu! Makanya jangan kebanyakan makan micin!''

Kalau dilihat-lihat, memang Dandi dibilang terlalu possessive pada Tania. Tapi jujur itu hanya berlaku pada Syahdi. Tidak dengan temannya yang lain. Semua pandangan buruk Dandi terhadap Syahdi itu karna pengakuan Yola dulu. Bahwasanya, Syahdi adalah orang yang senang pergi ke diskotik dan memiliki banyak simpanan selama berpacaran dengan Yola. Memang sulit dipercaya karna Syahdi sendiri adalah tipe anak yang kalem dan tidak banyak berbicara. Bahkan segenit-genitnya Geri, lelaki itu jujur tidak pernah sekalipun pergi ke diskotik. Begini kata Geri 'Kalo gua abis pulang dari disko-disko, palingan ntar koper gua udah di letak ama nyokab depan gerbang rumah'

XI IPA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang