Aku pernah membaca sebuah ayat di Al qur'an dan seketika keluar air mata dari mataku ketika mengingatnya. Terjemahnya seperti ini
" tidak ada balasan bagi kebaikan melainkan kebaikan juga"
Aku menemukannya di surah Ar rahman. Ayat ini selalu teringat ketika aku mulai putus asa terhadap apa yang aku lakukan. Ketika aku mulai kecewa dengan apa yang terjadi disekililingku meski aku sudah melakukan apapun semampuku. Ayat ini menghujam tajam di relungku. Bukan karena aku merasa baik tapi aku merasa sudah mengerjakan hal itu melebihi kemampuanku. Melebihi batas batasku.
Setelah percakapan kita di waktu dzuhur tadi. Sejujurnya aku bingung ingin menulis apa di suratku kali ini. Tapi teringat salah satu pesan seorang yang bilang kek gini padaku.
" Tuhan, aku beranikan diriku menyebutMu kekasih. Meski cinta belum tumbuh pada diriku"
Pun saat ini aku beranikan menulis sebuah surat untukMu meski aku tak pernah punya apapun untuk disampaikan. Semua hal sirna ketika sampai di hadapanMu. Bahkan sesosok jibril sekalipun.
Apalagi kata kataku, apalagi tulisanku. Aku ingin mengeluhkan banyak hal hari ini tapi aku juga ingin mensyukuri banyak hal malam ini. Semua benar benar terjadi menurut rencanaMu.
Oiya kemarin surat yang kedua dibaca oleh seseorang dari Magelang. Lantas dibenarkan penulisannya. Katanya kalau mau nulis "Mu" yang ditujukan padamu harus diganti huruf kapital. Lantas salah seorang temanku bilang kek gini.
" apalah arti besar kecilnya huruf dihadapanya? apabila tiap yang kusebut apapun itu, yang tertuju adalah diriMu, yang tertuju adalah Engkau. Lantas apalagi, semua tulisanku tertuju pada Tuhan. Apa aku harus menulis semua dengan huruf besar?"
Begitulah temanku yang satu itu. Dia punya kecintaan khusus kepadaMu. Ada salah satu bagian dalam dirinya yang meyakini diriMu. Dia sempat bilang kek gini juga.
" Kalau Engkau tak mencintaiku atau setidaknya menyayangiku. Lantas untuk apa hidupku ini?"
Tuhan, inilah celotehan malam seorang kekasih yang mungkin, cinta belum tumbuh di dirinya. Aku berharap cinta itu tumbuh, serta memberi manfaat bagiku. Aku berharap orang disekitarku mendapat manfaat juga. Meski kini aku sadar. Ketika cintaku padaMu ku umbar, seketika rasanya semakin hambar. Bahkan tak nampak berharga seperti sebelum aku menceritakannya.
Tuhan karuniakan aku hidup yang penuh pemahaman, yang penuh cinta serta yang penuh ketaatan.
Arsa.
YOU ARE READING
Surat Untuk Tuhan
RomanceSemuanya berawal dari sebuah tantangan yang diberikan oleh salah satu komunitas menulis online terbesar di Indonesia kepada anggotanya. Yakni tantangan untuk menulis secara rutin 30 hari berturut-turut dengan memilih satu tema yang pada akhirnya aka...