Surat Untuk Tuhan (4)

66 1 0
                                    



Aku bahagia saat ini. Benar benar dalam kondisi yang jauh lebih baik dari sebelumya. Entah, ini mungkin bagian dari takdirMu yang lain. Karena menurutku tidak mungkin semua takdirku menyedihkan. Seperti kataMu

"semua dipergilirkan".

Dan aku paham ini adalah bentuk ujian yang lain. Apakah aku akan bersyukur atau tidak.

Seperti nabi Sulaiman saat itu. dia Engkau beri kenikmatan yang banyak. Kekayaan dan kerajaan yang tak terbatas. Tapi dia berkata

" ini adalah ujianku, apakah aku akan bersyukur atau tidak".

Seperti dia, aku pun menempuh jalan syukur itu dengan caraku sendiri. Yakni menuliskannya dalam sebuah surat digital ini. Aku berharap dengan surat ini aku bisa mengabarkan kebaikanMu kepada yang lainnya.

Kepada para pelacur sekalipun, bahwasanya Tuhan mereka adalah Tuhan yang baik. Yang senantiasa memperhatikan kita sebagai cipta'annya. Hanya terkadang seolah tak nampak apa yang Dia lakukan. Padahal jika dipikir berulang kali, setaip hal adalah manifestasi dariMu.

Hehe, aku belajar kata "manifestasi" ini dari beberapa hambamu yang lain. Tapi aku yakin salah satu dari mereka belajar dari Rumi. Ya, sang Maulana. Tuanya kota Rum. Aku benar benar kagum dengan dirinya. kata Iqbal seorang pemikir dari Mesir.

" Rumi mengubah debu debuku menjadi sesuatu yang indah".

Aku lupa kata kata pastinnya. Intinya Rumi benar benar hebat. Tapi aku tak mau tertipu lagi, ketika aku mengaguminya maka otomatis aku juga mengagumiMu. Karena rumi juga manifestasi dari bentuk kecintaanMu.

Aku bingung bagaimana menggambarkan kebahagiaan ini. Mungkin engkau bisa menambahkan kata yang berfungsi sebagai ucapan rasa syukurku melebihi " Alhamdulillah" ?.

Alhamdulillah, terima kasih banyak atas segala pemberianMu hari ini. Semoga semakin bertambahnya usiaku. Semakin bertambah pula kecinta'anku padamu.

Arsa.


Surat Untuk TuhanWhere stories live. Discover now