"Jeonghan, kau temani aku ke kelas Soonyoung bisa? Aku harus bertanya beberapa hal tentang Jihoon yang tak ada kabar beberapa hari ini. Aku kirim pesanpun Jihoon tak membalas." Jisoo menghampiri kelas Jeonghan dan langsung menarik lengan sahabatnya untuk berdiri.
"Hah? Kenapa harus Soonyoung? Kenapa aku harus ikut? Kenapa Jihoon?" Jeonghan meneukuk alisnya kebingungan. Jisoo menjitak pelan kepala Jeonghan yang disambut keplakan terhadap bahu Jisoo yang membuatnya meringis.
"Kau itu banyak taya sekali. Lagipula jelas lah aku bertanya pada Soonyoung. Dia 'kan kekasih Jihoon. Kau harus ikut karena aku baru pertama kali ke kels itu, aku tak mengenal siapapun kecuali Soonyoung. Dan untuk Jihoon, ssudah kubilang tujuan kita bertanyaa kepada Soonyoung untuknya dasar Yoon Jeonghan bodoh."
"Sialan kau, Jisoo-ya." Mereka berduapun melangkahkan kaki menuju kelas Soonyoung yang terpaut 2 lantai. Keduanya mengobrol ringan seputar kelas dan Seungcheol, yang kata Jeonghan kadang suka lupa diri kalau ia sudah mempunyai kekasih. Masih tebar pesona kesana-kemari dengan orang lain. Jisoo hanya terkekeh mendengarnya.
"Kau kurang cantik mungkin, Yoon."
"Emang ya kau itu Jisoo. Masih tak rela ya kalau Seungcheol bersamaku?" Jisoo tertawa terbahak-bahak mendengar Jeonghan berkata demikian.
"Aku tak sudi mengambil bekas sahabatku sendiri. Toh massih ada pemuda lain yang mengantri untk kuterima cintanya."
"Aish, benar-benar anak ini. Butuh dipukuli pakai kayu hingga tak sadarkan diri rupanya." Keduanya hanya tertawa bersama hingga merek sampai di kelas 2-2. Kelas Soonyoung.
"Kau coba tengok, aku tunggu di belakangmu." Jisoo mendorong tubuh Jeonghan. Jeonghan menghentikn tubuhnya dan menggeleng.
"Aku tak mau. Aku lupa. Mantanku juga ada disini bodoh!" Jisoo tergelak meliht ekspresi Jeonghan yang seperti melihat hantu di depan matanya.
"Ah aku lupa si hitam Kim itu ada di sini. Baiklah, Jisoo saves the day." Jisoo maju dan memasukkan kepalanya sedikit untuk melihat apakah ada Soonyoung atau tidak. Dan ternyata cowok itu sedang berkutat dengan mobile phone nya hingga tak menyadari ada seseorang yang memanggilnya pelan. Di kelas itu kira-kira hanya ada beberapa orang. Salahsatunya Kim Mingyu, mantan Jeonghan.
"Pstt, Soonyoung-ah!!!" Jerit Jisoo pelan memanggil Soonyoung. Soonyoung menoleh ke arah pintu depan kelas dan tersenyum lebar.
"Ah Jisoo hyung! Ada apa kemari? Masuklah." Soonyoung memberikan gestur meyuruh Jisoo masuk. Jisoo menoleh ke arah Jeonghan.
"Han, di dalam ada mantanmu. Kaau mau ikut atau tidak?"
"ANIYA. Aku akan ke kantin sekarang, Seungcheol memanggilku." Jeonghan gelagapa dan segera menepuk pundak Jisoo yang tertawa dengan tingkah Jeonghan. Jisoo memasuki kelas Soonyoung dengan pupil mata yang memindai seluruh kelas. Tunggu. Sepertinya ia pernah tau lelaki yang memandang kosong ke arah jendela tersebut. Matanya masih menatap lelaki tersebut dengan intens hingga sampai di tempat duduk Soonyoung.
"Ada perlu apa Hyung?" Soonyoung berdiri dengan mengantongi handphone-nya. Jisoo tersadar dan segera menatap Soonyoung.
"Ah tidak, aku hanya ingin tahu apakan Jihoon baik-baik saja? Aku tak mendengar kabarnya dua hari ini." Jisoo berkata dengan suara lembutnya membuat pemuda jangkung menoleh sedikit dan terbelalak kaget. Ia segera menutupi wajahnya dengan tangan di atas meja dengan posisi telungkup.
"Oh Jihoon sedang tak enak badan, handphonenya jatuh dari sepeda dan terlindas mobil yang lewat. Maaf aku tak mengabarimu Hyung. Aku lup. Padahal Jihoon sudah berpesan padaku." Soonyoung menggaruk tengkuknya yang tak gatal merasa bersalah hingga kakak tingkatnya itu sendiri yang mendatanginya. Jisoo menepuk pundak Soonyoung pelan menandakan tak masalah.
"Kalau begitu, aku titip salam ya kepada Jihoon, maaf aku belum bisa menjenguk. Banyak pekerjaan yang harus kuurus." Jisoo masih curi-curi pandang terhadap lelaki tampan yang pernah ia tabrak waktu itu.
"Iya, pasti. Tak apa Hyung, lusa mungkin ia akan kembali bersekolah, kau tak perlu khawatir. Soonyoung kan yang menjaganya." Soonyoung menepuk dadanya bangga membuat Jisoo terkekeh dengan manisnya.
"Baiklah, jaga woozi-ku dengan baik. Awas saja jika lusa ia tak masuk sekolah. Kau harus mentraktirku."
"Ayyyy, hyung itu berniat menghabiskan uangku ya?" Soonyoung tersenyum lebar. Keduanya memang mempunyai aura yang sama. Sama-sama menyenangkan. Dan sama-sama suka tersenyum. Jisoo mendekat ke arah Soonyoung dan menunjuk Seokmin sekilas.
"Dia... Siapa?"
"Oh dia? Nanti aku akan memberitahumu Hyung. Jam istirahat kedua di lapangan voli, Nde?"
"Baiklah. Sampai bertemu lagi Soonyoung-ah."
"OK hyung!"
***
"Youngie!" Jisoo berlari dengan kimbab segitiga di tangannya. Menghampiri Soonyoung yang asyik memakan chipsnya. Soonyoung menoleh dan melambaikan tangan kepada Jisoo. Jisoo duduk di sebelahnya dan mulai bertanya.
"Jadi dia siapa? Mengapa aku baru melihatnya? Tidak, aku sudah bertemu dengannya karena tak sengaja menabraknya tapi dia langsung lari dengan raut wajah ketakut. Padahal aku yang salah dan aku sudah minta maaf."
"Bisakah kau bertanya pelan-pelan Hyung? Kepalaku serasa mau pecah mendegarmu bertanya beruntut seperti itu." Soonyoung memberikan ekspresi tak kuatnya membuat Jisoo meringis dan meminta maaf.
"Jadi, mulai dar mana kita?"
"Dia siapa?"
"Dia itu, Lee Seokmin. Dia mengidap social phobia."
"APA?"
KAMU SEDANG MEMBACA
social phobia ¤ seoksoo
Fanfictionsocial phobia (noun) fear of getting involved with people.