"Jisoo ya! Stop bertingkah seperti orang gila!" Yoon Jeonghan menarik kerah baju Jisoo dengan kekuatan penuhnya. Menghentikan temannya berbuat hal-hal yang memalukan. Bayangkan saja, Jisoo dengan wajah kalem nan menenangkan itu sebenarnya adalah sampul dari kegilaannya setiap hari.
Contohnya kali ini, dengan bangganya ia memakai bando malaikat dan juga jangan lupa tongkat yang ia dapatkan dari permainan pencapit di tempat bermain tadi. Tak lupa dengan cengiran bodohnya yang menghiasi wajah kecil bak kucing tersebut.
"Jeonghan-ah. Kau perlu mencobanya." Jisoo mulai melepas bandonya dan memasangkan di atas kepala Jeonghan.
"Shireo! Kau cari mati ya, Hong?????!" Jeonghan melepas bando tersebut dan menatap kesal Jisoo. Jisoo meringis dan mengacungkan kedua jari membentuk tanda perdamaian.
"Bisakah kita cepat pergi makan? Perutku seperti dihantam palu godam," Jeonghan menyeret si manis tersebut. Jisoo hanya meņggumam mengiyakan.
"Kau ini kalau pesan makanan itu yang benar dong. Lihat badanmu kurus kerempeng seperti itu. Pantas saja tidak ada yang mau!" Jeonghan memberikan Jisoo sepotong besar daging yang ia pesan ke atas piring lasagna Jisoo.
"Yak! Kurang ajar kau Jeonghan. Ada juga kau menikung Cheol dariku. Untung aku lebih sayang sahabatku." Jisoo memakan makanannya dengan hati dongkol karena terus-terusan kena marah Jeonghan.
"Sial kau."
***
"Sampai bertemu besok pagi, Hong sialan."
"Wah, kau berharap bertemu denganku ya, Yoon Jeonghan. Arraseo, jangan terus-terusan bermimpi tentangku. Hahaha." Jisoo melambaikan tangannya dan bergegas pergi dari mall yang ia kunjugi dengan Jeonghan tadi menuju halte bus terdekat.
"Mati saja kau."Jeonghan mengumpat dan tak urung melambaikan tangannya ke arah Jisoo yang tertawa lebar.
Jisoo melangkahkan kakinya dengan ringan sembari menikmati udara musim dingin yang sedang melanda Seoul. Matanya berkeliaran kesana kemari mengamati segala pergerakan orang-orang yang berlalu lalang. Mulut kecilnya tak henti-henti tersenyum. Tak lama ia sampai di halte yang ditujunya. Dia duduk sembari memainkan kakinya menunggu bus yang akan membawanya kembali ke apartemen dengan selamat.
"Ku harap aku punya pacar, jadinya aku ada teman saat pulang maupun berangkat kemana saja. Ah, apasih yang ku pikirkan? Stupid Hong." Jisoo memukul kepalanya pelan mengusir bayangan idamannya untuk memiliki seorang kekasih. Sebenarnya sedikit lagi ia pernah akan mendapatkan kekasih yang mendekati idamannya. Namun, takdir berkata lain. Sekarang, Jeonghan lah yanng beruntung mendapatkan Seungcheol. Tapi, ia tak apa. Tak ada rasa kecewa maupun kesal terhadap keduanya. Dia selalu berpikir untuk kebaikan orang lain bahkan melupakan miliknya.
Apapun itu, Jisoo yakin semua akan indh pada waktunya.
***
"Jisoo-ya, bisakah kau berikan ini kepada Feng-Saem? Aku ada sesuatu yang harus kuurus." Seungcheol memberikan beberapa kertas folder milik Feng-Saem kepada Jisoo yang sedang membaca novelnya.
"h? Baiklah, mumpung aku juga sedang senggang." Jisoo berdiri dan menerima folder kertas yang lumayan banyak ke dekapannya.
"Hong pasti bisa diandalkan, aku tau itu. Semoga dapat pacar ya, Hong. Kau kan manis." Seungcheol terkekeh dengan maskulinnya. Jisoo hanya tersenymum masam menanggapi Seungcheol.
"Ku harap begitu."
Jisoo menapakkan kakinya denganlangkah kecil agar folder yang ia dekap tak akan jatuh dari genggamannya karena lumayan juga jika nanti terjatuh. Just for your infos, Jisoo adalah seseorang yang ceroboh. Jadi ia meminimalisir kecerobohannya untuk saat ini. Matanya fokus ke arah bawah memperhatikan langkahnya. Toh, ruang guru juga tak akan sejauh itu. Pikir Jisoo dengan tenang.
BRUK.
"Sesangae!" Jisoo terbelalak melihat kertas yang daritadi ia jaga mati-matian kini berserak diatas lantai dengan mengenaskan. Ia segera menurunkan badannya untuk mengambili kertas-kertas tersebut. Dia melihat siapa yang ia tabrak dan tubuh tinggi menjulang terlihat gemetar dan matanya yang membulat lebar.
"Aish, sudah kudug aku harusnya tak keluar kelas. Guru sialan." Jisoo berdiri setelah selesai mengambili kertas dengan mata yang menatap lelaki jangkung di depannya.
"Mianhae, kau tak apa?" Jisoo mengerutkan dahinya ketika si cowok lawan bicarnya menatap takut-takut dan mundur secra teratur. Mata hitam elangnya menatap nyalang Jisoo dan dia berbalik meninggalkan Jisoo dengan kebingungannya.
"Ada apa dengannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
social phobia ¤ seoksoo
Hayran Kurgusocial phobia (noun) fear of getting involved with people.