#4.Di Sekolah-2-

27 2 0
                                    

Lanjutan episode kemarin gaes
(∩^o^)⊃━━━━━☆゚.*・。

***

Kuku panjang dan runcing bagaikan di asah itu mengarah padaku.

Dan...

BREEET!!!

Suara robekan kain terdengar jelas olehku. Ketika aku membuka mata,pria itu memelukku dan menatap wajahku.

"La...Layla.... K...kau baik-baik saja?''

Suara yang lirih karena menahan sakit serta darah yang terus mengalir dari mulut dan kepalanya membuatku semakin tidak tahan untuk menatap wajahnya langsung.
Tapi aku dapat melihat wanita itu melayang di udara. Mengangkat tangannya yang ditumbuhi kuku-kuku tajam berlumuran darah,lalu melesat dengan kecepatan tinggi ke arah kami.

"TIDAAAAK!!!"

Aku berteriak.
Dengan sigap,pria itu memotong rantai yang mengikat tanganku dengan batu ,lalu memelukku dan berkata dengan nada tegas.

"Peluk aku!''

WHAAAT?!!
Memeluknya?!!

"Hoi! Jangan bodoh! Aku bahkan tidak kenal kau!!''

Aku memgotot padanya.
Dia menoleh padaku dengan mata tajam sambil menunjukkan ekspresi yang sepertinya tidak asing olehku.

"Peluk aku atau kita berdua akan mati!''

Uhhh...
Campur aduk rasanya...
Mengetahui maut hampir menyusul, aku memeluk tubuh tinggi dan membenamkan wajah di balik kain jubahnya. Jubah yang sudah kotor dengan noda darah,membuat bau amis sukses menyerang indra penciumanku.

Tepat saat kuku tajam pembawa maut itu menyerang kami,pria itu melompat bersama aku dipelukannya.
Dan mendarat tepat di bagian atas ruangan eksekusi itu.

"Baiklah, sekarang saatnya...''

Dia mengeluarkan benda panjang nan tajam dari dalam jubahnya setelah melepaskan pelukannya dariku.

"Layla,sembunyilah! Ini mungkin berbahaya!''

Aku mengangguk.
Aku mencari tempat persembunyian yang tepat dan aman. Sekiranya tidak ketahuan mak lampir KW ngeselin itu.

Akhirnya! Aku menemukan tempat yang bagus. Tertutup dan sepertinya kedap suara. Aku masuk ke dalam ruangan itu dan menyaksikan pertarungan itu dari balik dinding tempat aku sembunyi.

"Cuh... bocah ingusan sepertimu tidak akan mampu mengalahkanku! Lihatlah dirimu! Belum apa-apa saja kau sudah berlumuran darah begitu!''

Wanita itu melempar kata-kata buruknya sambil terkekeh dan meludah.

"Kita lihat saja!''

Pria itu mengambil ancang-ancang dengan pedangnya. Bersamaan pedang itu diselimuti lidah api yang berkobar. Aku terbelak, pedang itu nampak menyala-nyala dan bersiap mencincang sekaligus memanggang apapun dihadapannya.

"Kita lihat saja!!''

Wanita itu melesat dari tempatnya semula melayang. Dia membidik de arah dada kiri pria itu,dan sepertinya bidikannya tepat.

Aku tidak mau lihat!
Lalu aku menutup mataku,dan seketika terdengar suara yang nyaring.

SRIIING!!

Apa itu?
Aku keluar dari tempat persembunyian dan melihat satu pemandangan yang membuatku terkejut,ngeri,namun sedikit bahagia.

"Kepalanya....''
Aku tidak dapat berkata apapun lagi.
Benar-benar mencengangkan.

In My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang