Kau bisa mengeluh padaku
Apakah sesuatu membuatmu hampir menangis?
Tak apa, lihatlah aku
Mulai sekarang
Pikirkan tiga hal yang benar-benar baik
Udara hangat, cuaca yang cerah
Dan aku di luar jendelamu
Author POVMinhyuk baru saja sampai didepan rumah Shinhye, mengantarkan yeoja itu setelah dokter mengatakan keadaannya sudah cukup membaik. Belum sampai lima menit Minhyuk disana, ia sudah mendengar teriakan dari dalam rumah. Itu suara Sora yang memarahi para pelayan diikuti suara barang berjatuhan dari dalam rumah. Pandangan Minhyuk mulai was was, khawatir akan terjadi hal buruk pada Shinhye jika yeoja itu masuk kesana. Minhyuk menggenggam tangan Shinhye, melayangkan pandangan 'Jangan masuk' pada Shinhye. Yeoja itu hanya menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.
"Aku akan masuk." ucap Shinhye.
"Jangan.. Kau pasti akan ikut terkena amarahnya." Minhyuk berusaha mencegah Shinhye.
"Aku akan baik baik saja." ucap Shinhye meyakinkan.
"Kau tidak baik baik saja Shinhye. Ikut aku." Minhyuk menarik tangan Shinhye secara paksa. Shinhye berusaha melepaskan genggaman Minhyuk. Sayangnya ia tak lebih kuat untuk melawan tenaga Minhyuk. Shinhye pun pasrah mengikuti arahan Minhyuk.
"Kita akan kemana?" tanya Shinhye setelah mereka berada di dalam mobil Minhyuk. Minhyuk tak menjawab.
Minhyuk POV
Aku bodoh karena tidak menyadarinya selama ini. Dia, orang yang aku cintai menjalani hidup yang tidak bisa dibilang menyenangkan. Mungkin kebanyakan orang yang melihat Shinhye di televisi ataupun menonton pertunjukannya di gedung kesenian akan menganggapnya sebagai yeoja yang ceria dan ramah. Tapi itu hanya yang terlihat oleh mata. Kini aku sadar, dia sudah terlalu banyak menderita selama ini. Dulu dia pernah bercerita tentang Kang Sora yang menyalahkannya semenjak Minzy jatuh sakit, dan aku menyarankannya untuk menjauhi keluarga itu. Tapi ia bersikeras ingin berada disamping Eonninya hingga akhir, dengan berat hati aku akhirnya mengizinkannya tetap tinggal bersama keluarga Park. Semenjak itu ia tidak pernah bercerita apa apa lagi tentang keluarga barunya. Jadi kupikir dia baik baik saja. Aku tidak bisa membayangkan seperti apa hari hari yang dilaluinya selama ia tinggal bersama keluarga Park.
Dulu Shinhye tak pernah absen menceritakan kesehariannya kepadaku. Sekedar berbagi kisah sehari harinya dan terkadang berkeluh kesah untuk mengurangi beban yang ditanggungnya. Namun tanpa kusadari ia mulai menutup diri dariku. Kini bahkan ia tak pernah lagi bercerita sedetail dulu. Ia hanya akan sesekali membalas pesanku. Semua percakapan kami akan kumulai lebih dulu. Ia tak akan bercerita apa apa sampai aku menyinggung hal itu. Kini Shinhye terus memberontak, mencoba melepas genggamanku, namun lama kelamaan ia pasrah dan berhenti memberontak.
"Kita akan kemana?" tanyanya setelah kami masuk kedalam mobil. Aku tidak menjawabnya.
Mungkin ini keputusan yang sedikit bodoh, tapi aku akan membuatmu kembali tersenyum Shinhye-ah. Meskipun senyum yang tercipta bukan karena diriku. Aku tahu siapa orang yang dia hubungi beberapa saat yang lalu. Dia sepupuku, Jung Yonghwa. Aku tidak tahu apa hubungan mereka, dan sejak kapan mereka saling mengenal. Tapi yang aku tahu, Yonghwa berhasil membuat Shinhye kembali tersenyum setelah sebelumnya ia menangis lam a dalam pelukanku. Kim Uisa mengatakan itu hal yang wajar. Penderita anxienty disorder akan mudah menangis jika ia sedang dalam fase maniknya. Ada berbagai macam reaksi berbeda yang mungkin ditunjukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST LOVE [Book 1]
Fanfiction[Jung YonghwaXPark Shinhye] " Cinta pertama sangat manis, dapat membuatmu terlena dalam indahnya. Tapi saat mereka pergi, hanya luka yang tersisa. Jika aku bukan cinta pertamamu, akankah kau tetap mencintaiku ?. Bisakah hatimu merelakan k...