30 [SPECIAL CHAPTER]

1.2K 85 16
                                    

Published: 29 Jan 2018

================================

JUN POV

Gue duduk muterin kotak kecil yang dari tadi gue pegang.

Ga kerasa, setengah jam lagi adalah waktu keberangkatan gue dan dalam waktu singkat itu gue bakal ninggalin negara kelahiran gue ini, negara yang menyimpan segala kenangan juga..

Tentangnya.

Gue ngehembusin nafas gue berat, gue harap 'dia' ngejalanin hidupnya dengan bahagia bersama 'pria' pilihannya.

Tapi..

Boleh ga sih gue berharap dia dateng dan nyuruh gue buat batalin kepergian gue ini? Ah engga, itu ga mungkin. Tapi gue harap dia dateng dan ngucapin salam perpisahan, mungkin?

Gue ga tau apa yang gue tunggu sebenarnya. Tapi gue tetap duduk di kursi yang sama sampai pengumuman keberangkatan yang tinggal 10 menit lagi sampe di kuping gue.

Gue tertawa miris, " Jadi gini akhirnya, hm? "

Gue masukin kotak kecil yang gue puter-puter gak jelas dari tadi ke dalem saku mantel gue dan dengan berat hati, gue bangkit dan berjalan sambil ngegeret koper besar gue itu.

" WEN JUNHUI! " suara yang meneriakkan nama gue itu sontak bikin gue berbalik, bisa gue lihat seorang gadis berjalan ke arah gue dengan nafasnya yang terengah-engah.

" Apa yang lo lakuin disini? " Tanya gue bingung, gue masih ga percaya kalo Tuhan bakal ngabulin permintaan konyol gue secepat ini.

Tapi bukannya ngejawab pertanyaan gue, gadis itu justru meluk gue.

" Jangan pergi " Ucapnya dan semakin mempererat pelukannya ditubuh gue.

" Apa maksud lo? " Tanya gue. Oke gue masih bingung, gue ngerasa kalo ini justru mimpi atau halusinasi gue aja.

" Gue suka sama lo.. Selama ini orang ya gue suka itu lo.. " Jawab Jennie dengan terisak.

Gue diem sebentar. Jujur gue ngerasa senang soalnya itu adalah ucapan yang pengen gue denger dari dia.

Gue yang awalnya ragu gerakin tangan gue buat bales pelukan dia, dengan cepat ngebatalin aksi gue itu dan justru ngedorong tubuh Jennie pelan sampai dia ngelepasin pelukannya dari gue.

Tapi... Bukankah Tuhan ngabulin permintaan gue sedikit terlambat?

" Maaf gue ga bisa " Ucap gue kemudian.

Bagaimanapun juga ini pilihan yang gue ambil.

" Ta.. Tapi "

Gue rogoh saku mantel yang gue pake itu dan ngeluarin kotak kecil yang sebelumnya gue bolak-balik ga jelas. Gue raih tangannya dan gue taruh kotak kecil itu di atas telapak tangannya.

" Hadiah yang pernah gue bilang " Jelas gue

Dan lagi-lagi sebuah pengumuman waktu keberangkatan kembali terdengar.

Lihat, bahkan waktu tidak memihak kita.

" Gue harus pergi " Ucap gue

" Jangan pergi " Dapat gue rasain tangannya gemeter megangin lengan gue dengan erat.

Gue tersenyum, " Selamat tinggal Jennie "

Gue lepas genggaman tangannya dan berjalan ninggalin dia gitu aja. Di tiap langkah yang gue ambil, bisa gue denger isakan tangisnya yang pilu, tangisan yang mencabik-cabik hati gue.

Gue bahkan jadi orang yang brengsek dimata lo sampai akhir.

****

Perlu gue akui hidup di negara orang ga semudah itu. Bahkan setahun setelah kepindahan gue kesini, gue masih berasa ada di planet lain.

Confused - KJN, WJH &  HJS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang