Chapter 3 Part 2 of 4

33 1 1
                                    

"Adudududuh maafkan aku! Aku yang salah! Kumohon, hentikaaan!"

Setelah aku meronta-ronta, ibunya Sina melepaskan telingaku.

"Kamu ini kenapa sih? Bunda nggak mau tau ya, bunda nggak mau ngurusin kamu terus, tiap pagi grasah grusuh gara-gara mau terlambat! Cepet sana mandi!"

"Ba-baik, bunda!"

Seharusnya aku menyadari kalau wanita ini adalah ibu-, maksudku bundanya Sina semenjak awal. Aku terlalu lama tinggal di keluarga bangsawan dimana aku selalu dilayani oleh pelayan, sudah lama sekali aku tidak melihat sosok ibu yang membangunkan anaknya setiap pagi...

Tiba-tiba aku teringat sosok ibuku yang selalu ada saat aku kecil. Ibuku mungkin bukanlah wanita yang baik dimata masyarakat, ya tentu saja, pelacur merupakan pekerjaan terendah dari segala pekerjaan yang hanya dilakukan oleh wanita miskin. Akan tetapi bagiku ibu adalah wanita terbaik di dunia... aku selalu berbuat nakal dan menghajar anak-anak yang mengejekku, tapi ibuku selalu membelaku bahkan selalu meminta maaf padaku...

Maafkan ibu, kamu terlahir di tempat yang kejam seperti ini...

Aku selalu ingin mengatakan bahwa ibu tidak bersalah, tapi aku tidak pernah bisa mengucapkan itu hingga masuk ke keluarga Balder.

Kali ini, aku berada di dunia lain dan dalam tubuh milik orang lain. Aku tidak tahu kenapa ini bisa terjadi, tidak, mungkin aku tau penyebabnya, tapi kurasa sekarang bukan saatnya membahas itu. Aku ingin menyenangkan hati seorang ibu meskipun itu bukan ibuku sendiri.

Baiklah, pertama-tama aku harus mandi!

.

.

.

.

.

.

...

"Uoooooooooooooooh!!!!!"

"Jangan teriak di kamar mandi! Berisik!!!" Bunda Sina menggedor pintu kamar mandi.

Maafkan aku Sina, baru kali ini aku melihat tubuh telanjang gadis sepantaranku. Saat aku kembali ke duniaku, aku akan mengabdi di gereja dan tidak akan menikah sampai tua...

###

Aku mengenakan pakaian tipis yang disediakan bunda Sina. Sebuah kemeja putih lengan pendek yang mirip dengan baju lapisan dalam yang biasa kukenakan sebelumnya, kemudian sebuah bawahan menyerupai rok yang juga tipis dan hanya sepanjang betis. Baru kali ini aku melihat pakaian wanita yang terpisah, seperti pakaian laki-laki. Juga baru kali ini aku melihat pakaian setipis ini... dan pakaian dalam sekecil ini... uh, bagaimana bisa orang bertahan melawan cuaca dengan pakaian seperti ini?!

Ngomong-ngomong soal cuaca, aku merasakan hal yang sangat aneh. Saat aku berada di ruangan aneh yang ternyata benar kamar tidur, rasanya sejuk dan agak dingin. Tapi seketika aku keluar ruangan, rasanya tiba-tiba menjadi panas... tidak terlalu panas, hanya saja rasanya lembab dan membuat tubuhku menjadi gerah.

Tak lama setelah itu aku menyadari ada suatu kotak yang menempel di bagian atas dinding kamar Sina. Angin dingin berhembus dari kotak putih yang memiliki sebuah tutup kecil yang terbuka dan tertutup dengan sendirinya. Aneh, aku tidak merasakan adanya mana dari kotak tersebut. Lebih aneh lagi aku tidak merasakan sedikitpun mana baik dari  kamar ini maupun tempat lain.

 Lebih aneh lagi aku tidak merasakan sedikitpun mana baik dari  kamar ini maupun tempat lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SelevenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang