"TARI, KATA MAMA BANGUN. UDAH SIANG"
"..."
"MA, TARI KEBO MA. GAK MAU BANGUN"
Tari yang mendengar teriakan abangnya itu semakin menarik selimutnya keatas, menutupi seluruh tubuhnya.
"Tar, gak bangun gue dobrak ni pintu" teriaknya lagi kesal.
Tari menggeliat, melemaskan seluruh badannya dan beranjak membuka pintu kamarnya
"Apa sih lo, pagi-pagi udah ribut aja kayak emak-emak arisan" kesalnya sambil mengucek kedua matanya.
Tari menguap, lalu memandang risih ke kakak pertamanya itu
"sumpah ya lo jorok banget" kesalnya. Fahri melihat kedalam kamar adik perempuan satu-satunya itu.
Satu kata untuk kamar Tari, Kapal pecah.
"Kata mama hari ini hari terakhir lo ngemos anak kelas X. Gak takut terlambat lo?" ucap Fahri mendecak kearah adiknya.
Tari yang sedang mengupil melototkan matanya
"Sekarang jam berapa?" tanyanya berbalik melihat kearah jam dinding di kamarnya07: 15
"Kok gak ada yang bangunin gue si dari tadi" kesalnya menutup pintu kasar.
"Bego emang adik gue" gumam Fahri meninggalkan Tari yang sibuk berteriak sendiri di kamarnya.
***
"SELAMAT PAGI SEMUANYA" Sapa Tari berlari kearah lapangan tempat teman-teman dan anak mos lainnya berkumpul.
Satya, si ketua osis ganteng tapi cerewet menurut Tari itu memutar matanya malas saat anggota osis nya yang paling gila itu berlari sambil menyengir kearahnya.
Tari hanya berlari beberapa langkah kearah Satya, namun nafasnya sudah seperti berlari keliling lapangan dua puluh kali.
Tari berhenti, mengatur nafasnya lalu memasang puppy eyes nya kearah Satya.
"Terlambat lagi?" tanya satya melipat tangannya di depan dada.
"Gak. Telat doang kok gue" jawab Tari menyengir.
Satya mendengus, hampir setiap hari Tari terlambat, padahal dia menjabat sebagai sekretaris osis
"Sama aja, pintar" ucap satya kesal, mengacak rambut Tari.
"Ih, bang seto jngan rambut gue. Cape tau nyisir nya"
Satya yang biasa di panggil seto itu hanya tertawa kecil sambil terus mengkordinir teman-temannya.
"Terus, hukuman gue apaan ni?" tanya Tari sambil memainkan tasnya.
"Kalau gue kasih lo hukuman, lo mau emang?" tanya satya menatap mata Tari yang sedang berputar melihat atas
"Ya gak sih kayaknya"
"Ya udah, makanya cepat turun ke lapangan kerjain tugas lo" ucap Satya tegas.
Tari memanyunkan bibirnya lalu bergelayut manja di lengan Satya
"Seto, lo tau gak si tadi itu gue bangun nya telat, trus gue gak--"
"Yaudah, sana sarapan. Cuma 20 menit" ucap Satya luluh akan puppy eyes milik tari.
Tari bersorak, lalu berlari riang kearah kantin.
Buk.
"Aww"
Tari terjatuh, lalu mendongak melihat siapa yang berani menabraknya. Di depannya, berdiri seorang laki-laki beratribut seperti anak-nak mos lainnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
Teen FictionFollow akun dulu sebelum baca ✌? *** "Lo cantik, gue suka" *** Suka banget sama cerita ini, nggak tau kenapa deh! Selamat membaca 😊 Jangan lupa Vote+comment+follow akun 😁