Author POV
Pagi ini merupakan hari pertama masuk sekolah. Aku sangat senang akhirnya aku bisa bertemu dengan teman-teman sekolahku.
Aku berjalan dengan langkah kaki yang sangat lambat, aku ingin melihat seisi sekolahku, karena tidak terasa aku akan meninggalkan sekolah ini, karena pada hari ini aku sudah resmi menjadi siswi kelas XII.
Saat aku berjalan menuju kelas, aku terkejut melihat Yuni dan Maulana pergi sekolah berdua. Aku terkejut bukan main, didalam pikiranku kenapa Yuni sahabatku bisa pergi berdua dengan Maulana, apakah dia tidak sadar bahwa yang selama ini suka kepada Maulana adalah aku!
Aku tidak boleh menjadi orang yang punya pikiran negatif, mungkin saja Yuni tidak ada tumpangan dan meminta Maulana untuk menjemputnya. Segera aku memanggil mereka berdua, karena suka atau tidak sukapun mereka berdua teman sekolahku.
"Haiii, gimana liburannya?" Aku tidak mau menampakan muka sedih, biarkan hatiku saja yang sedang menangis tetapi mukaku harus tetap ceria.
"Eh Sar, apa kabar?" Maulana sangat takut membuat Sari berpikiran bahwa ia sedang dekat sama Yuni.
"Liburan kita sangat menyenangkan dong Sar, bukan kamu nih liburannya hanya dirumah saja hahahha" Yuni sengaja buat Sari sakit hati.
"Oh bagus lah, oh iya yaudah aku duluan ya, aku mau ke toilet dulu sebentar" aku sengaja langsung pergi meninggalkan mereka, aku sengaja tidak mau menjawab pertanyaan dari Maulana, dan yang membuat hatiku perih saat Yuni tega mengejekku didepan Maulana.
"Dadaaaa yang lama juga tidak apa Sar" Yuni sengaja membuat Sari panas.
•°•°
Saat sampai di toilet aku menangis sejadi-jadinya, kenapa pulang dari Singkawang aku merasa Yuni tidak suka kepadaku, dan sengaja membuat panas hatiku.
Tetapi aku berpikir lagi, aku tidak boleh berprasangka buruk terhadap orang lain, aku tetap harus berprasangka yang baik terhadap Yuni, karena walau begitupun Yuni bagian dari sahabatku, aku tidak mau berpisah dengannya.
Aku memutuskan untuk kembali ke kelas. Saat hendak sampai di kelas aku sudah dikejutkan oleh ketiga sahabatku.
"Sariiii dari mana saja kau! Lama banget sih datangnya tidak tahu apa kami nih rindu!" Lia memarahiku karena aku terlambat masuk ke sekolah.
"Hehehehe aku sudah dari tadi mba, kau saja yang lama datangnya, tadi aku singah ke toilet dulu" aku merasa senang walaupun Yuni sekarang sudah berubah kepadaku, tetapi masih ada ketiga sahabatku yang masih perduli dan tidak berubah kepadaku.
"Hmmmm ngeles aja bisanya kau ini hahahah" Fanni mulai mengejekku.
"Hahahah yaudah aku mau menaruh tas dulu ya ke kelas" aku segera masuk kelas untuk menaruh tas.
Saat aku berjalan masuk kelas, aku melihat Maulana yang sedang memperhatikanku. Segera aku menundukkan kepalaku, aku tidak mau melihat Maulana, karena aku masih kecewa kepadanya.
Karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, jadi biasanya pelajaran ditiadakan, mulai aktif kembali tiga hari kedepannya.
Aku hanya duduk dibangku saja, rasanya malas mau keluar kelas, karena perasaanku hari ini tidak bersahabat.
Aku keluarkan novel yang ada ditasku, aku sangat senang membaca, apalagi novel, karena bagiku saat kita membaca banyak imajinasi-imajinasi yang dapat kita rasakan.
"Woy Sar!" Aku terkejut bukan main, rupanya ketiga sahabatku mengejutkanku. Oh tidak bukan tiga, tetapi empat, disana ada Yuni juga, aku harus memasang wajah yang biasa saja, tidak boleh menampakan raut wajah yang sedih!.
"Aduhhhh kalian ini, kalau jantung aku copot gimana?"
"Kalau copot kan kamu mati, mati aja kali tidak masalah bagi kami hahah" Yuni sengaja membuat Sari panas.
"Hahahah kalau aku mati nanti kamu sedih loh" aku menjawab sambil menjulurkan lidahku ke Yuni, aku tidak mau terlihat sedang kesal denganya.
"Ishhhh pede amat loh!"
"Akukan cantik, imut, lucu, pintar, hemmm apa lagi ya, wajar dong kalau aku mati banyak yang nangisin aku hehehehe" aku sengaja membuat Yuni kesal.
"Ihhhh apa-apaan sih, yuk kita ke kantin, aku kangen dengan bubur Bu de" tiba-tiba Putri meleraikan perdebatan yang tiada habisnya.
"Yuk, aku duluan ya" Yuni berjalan meninggalkan kelas.
"Kalian saja ya, aku sudah kenyang, tadi pagi aku sudah sarapan hehehehe" aku sengaja tidak mau pergi ikut bersama mereka, karena aku malas bertemu dengan Yuni, aku tidak mau berdebat dengannya didepan ketiga sahabatku yang lainya.
"Yaaaa kok gitu sih. Yaudah iya tidak apa, kami duluan ya" Fanni, Putri dan Lia meninggalkan kelas.
Setelah keempat sahabatku meninggalkan kelas, aku kembali membaca novel yang aku bawa dari rumah.
Kalau sudah fokus membaca aku tidak akan sadar dengan keadaan disekitarku.
"Sarr" Maulana mulai mendekati Sari yang sedang membaca.
"Eh iya Mau, ada apa?" Aku terkejut tiba-tiba Maulana duduk disampingku.
"Hemm kenapa kamu tidak ikut ke kantin bersama teman-temanmu?" Maulana mencari-cari obrolan dengan Sari.
"Ohhhh, aku sudah makan tadi pagi, lagipula pun aku sedang malas keluar kelas" aku grogi luar biasa kalau sudah dekat Maulana, rasanya jantungku benar-benar ingin copot sekarang.
"Hmm baiklah, mau ikut ke kantin denganku?" Maulana ingin sekali pergi berdua dengan Sari, tetapi rasanya Maula berpikir bahwa Sari tidak menyukainya, terbukti Sari tidak cemburu melihat Maulana pergi bersama Yuni.
"Terimakasih Mau atas tawarannya, aku di kelas saja" sumpah sebenarnya aku ingin sekali pergi bersama Maulana, tetapi sepertinya tidak usah, aku lagi malas mau berbicara dengan siapa-siapa untuk saat ini.
"Hmmm baiklah, aku pergi dulu ya sar" Maulana meninggalkan kelas dengan raut wajah yang sedih, karena dia berpikir bahwa Sari memang tidak menyukainya.
Setelah kepergian Maulana aku semakin tidak konsen membaca, akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke rumah, karena tidak ada jam pelajaran juga. Aku mengirim pesan ke Fanni untuk memberi kabar bahwa aku pulang duluan, aku takutnya nanti dia malah cemas melihat aku tidak ada di kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen Fictionaku jatuh cinta pada hati yang salah, tak seharusnya aku menjatuhkan hatiku kepada orang yang tak benar-benar mencintaiku. saat aku melihatnya entah mengapa aku selalu merindukanya, hatiku seakan ingin terbang saat dia mulai melihatku. Aku tahu ini...