Fanni POV
Suara riuh merupakan ciri khas dari kantin sekolah, banyak siswa-siswi saling beradu yang paling cepat demi mendapatkan makanan yang mereka inginkan. Karena cacing yang ada diperut sudah tidak mampu lagi menahan lapar.
Aku masih kesal terhadap Yuni, ia masih saja menunjukan kalau ia tidak suka sama Sari. Aku sebagai sahabat mereka tidak terlalu bisa ambil adil didalam urusan ini, karena ini urusan hati.
Kami sudah sampai di kantin, segera aku memesan bubur ayam dan teh es kegemaranku. Bubur ayam ditempat Bu de sangat enak bagiku, sehingga setiap kali jam istirahat aku selalu memesannya.
Kami duduk berempat didepan kantin Bu de, aku duduk berhadapan dengan Yuni. Sepertinya ia memandangiku sangat sinis, aku mengerti karena aku yang mengetahui kedekatanya terhadap Maulana ketimbang Lia dan Putri.
"Yahhhh baru pertama masuk sekolah kita sudah tidak lengkap, kemarin waktu liburan Sari yang tidak ada, dan sekarang di kantin Sari juga tidak ada hmmmm" Putri membuka suara demi memecahkan suasana yang beku.
"Ahhhh biasa aja kali Put, ada dia juga tidak ada memberi manfaat kan" Yuni mulai kesal kenapa juga harus membicarakan Sari.
"Loh kok kau ngomong begitu sih Yun, emangnya ada masalah dengan Sari? Dia kan sahabat kita, bisa-bisanya kau berbicara seperti itu!" Aku sudah tidak mampu melihat tingkah Yuni yang seperti anak kecil, selalu mencari kesalahan Sari. Ingin rasanya aku melemparkan es batu ke mukanya!
"Hahahah biasa aja kali Fan, emang kalau tidak ada Sari kita tidak bisa senang? Ingat tidak? dulu sebelum ada Sari, kita selalu senang-senang saja, terus waktu kita liburan kita tetap senang-senang saja kan!"
"Loh kok kau bicara seperti itu Yun? Sekarang dia bagian dari kita loh! Walaupun dia anak baru kau tidak boleh bicara seperti itu!" Lia mulai curiga dengan sikap Yuni yang tidak suka dengan adanya Sari.
"Iyaaa kau kenapa Yun? Kenapa tiba-tiba kau tidak suka dengan adanya Sari? Dulu kau juga senang karena kita mempunyai satu anggota baru!" Putri juga kesal terhadap Yuni yang mulai mengungkit kedatangan Sari kehidupan mereka!
"Iyaaa aku tidak suka dengan Sari! Aku mulai menyukai Maulana, itulah sebabnya aku tidak suka dengan Sari!" Tiba-tiba Yuni meninggalkan kantin dan pergi meninggalkan Fanni, Lia, dan Putri.
"Haaaa! Aku tidak percaya! Sejak kapan Yuni mulai suka terhadap Maulana?" Putri terkejut mendengar perkataan Yuni.
"Iyaaa aku mulai tidak masuk akal dengan pemikiran Yuni, kenapa tiba-tiba Yuni suka terhadap Maulana? Ada apa ini, ya ampun aku tidak habis pikir!" Lia juga kaget mendengar perkataan Yuni, rasanya tidak masuk akal bagi Lia.
"Sebenarnya aku sudah tahu kalau Yuni menyukai Maulana, tapi aku tidak mau memberi tahu kalian, takutnya persahabatan kita akan hancur, tetapi sekarang Yuni yang memberitahu semuanya" Fanni sedih melihat perlakukan Yuni yang mulai egois.
"Apakah dia tidak ingat kalau Sari sangat menyukai Maulana? Atau dia pura-pura lupa?" Lia mulai kesal dengan keadaan seperti ini.
"Sudah-sudah kita nanti cari tahu semuanya, yang penting kita bertiga selalu kompak, kita harus bisa menyelesaikan semuanya. Aku tidak mau persahabatan kita akan hancur karena hanya keegoisan sesaat!" Putri mulai menenangkan kedua sahabatnya.
Tettt..... Tettt..... Tettt.....
Bel berbunyi tiga kali, itu menandakan bahwa bel pulang sekolah.
Aku Lia dan Putri kembali ke kelas untuk pulang. Saat tiba di kelas aku terkejut tidak menemukan Sari, segera aku membuka handphone untuk menelephone Sari. Saat aku membuka handphone ternyata Sari sudah memberi kabar bahwa ia pulang duluan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen Fictionaku jatuh cinta pada hati yang salah, tak seharusnya aku menjatuhkan hatiku kepada orang yang tak benar-benar mencintaiku. saat aku melihatnya entah mengapa aku selalu merindukanya, hatiku seakan ingin terbang saat dia mulai melihatku. Aku tahu ini...