Author POV
Cinta itu tidak seharusnya memiliki, dengan mengaguminya dari jauh dan menyimpan perasaan ini di dalam hati, bagiku sudah cukup.
Aku berjalan meninggalkan sekolah, menelusuri jalan yang banyak kenangan bagiku.
Dengan berjalan di bawah teduhnya pepohonan cukup membuat pikiran dan hatiku kembali segar.
Entah kenapa akhir-akhir ini ada yang berbeda, aku merasakan ada yang berbeda tetapi aku belum tahu pasti yang membuat perbedaan itu.
Seketika otakku kembali memikirkan Yuni yang mulai berubah sikapnya terhadapku, aku tidak tahu pasti apa yang membuat Yuni berubah. Rasanya aku tidak ada membuat salah terhadapnya, malahan kemarin mereka bersenang-senang saat liburan, apa mungkin Yuni tidak suka aku tidak ikut liburan kemarin? Entahlah aku tidak bisa menduganya.
Saat aku menunggu jemputan di pinggir jalan, tiba-tiba mataku terarah melihat Maulana dan Yuni sedang lewat, entah kenapa aku merasa sedih, ingin rasanya aku yang berboncengan dengan Maulana.
Aku harus berpikir positif, aku tidak boleh merasa sedih, tidak mungkin Yuni menghianatiku, Yuni tahu bahwa aku menyukai Maulana, aku yakin Yuni pasti sahabat yang baik.
Saat sampai dirumah segera aku mengganti pakaian dan langsung merebahkan badanku ditempat tidur, perasaan tidak ada kegiatan yang berat aku lakukan tetapi kenapa rasanya lelah sekali.
Saat mataku ingin terpejam, tiba-tiba handphone ku berbunyi, saat kulihat ternyata Putri yang telephone, segera aku angkat.
"Hallo assalamualaikum Put"
"Waalaikumsalam Sar, sore ini sibuk tidak? Rencananya sore ini aku dan Fanni ingin kerumahmu Sar"
"Ohhhh tidak Put, sini lah main ke rumahku, aku kesepian orang rumah tidak ada hehehehe"
"Oh oke sip sip, dah aku tutup dulu ya, sampai ketemu nanti sore Sar"
"Hihihi okidoki"
Tiba-tiba aku merasakan ada yang aneh, tumben Putri dan Fanni ingin kerumahku, ya sudahlah mungkin mereke ingin bermain.
•°•°
Putri POV
Mungkin ini jalan yang terbaik, tidak selamanya kebohongan akan tertutupi, lambat lalu pasti akan terbongkar juga.
Aku tidak bisa menutupi kebohongan Yuni, segera mungkin aku harus memberitahu ke Sari, karena cepat atau lambat hubungan Maulana dan Yuni pasti akan terbongkar. Aku tidak mau Sari tahu dari orang lain, karena pasti akan membuat ia terluka.
Saat pulang sekolah, aku mengusulkan untuk memberitahu hubungan Maulana dan Yuni terhadap Sari, karena aku tidak bisa membohongi Sari terus-menerus. Karena Sari berhak bahagia tanpa Maulana, karena bagiku Sari pasti akan mendapatkan yang lebih baik dari Maulana.
Segera mungkin aku menghubungi Sari untuk meminta izin bermain kerumahnya nanti sore.
•°•°
Author POV
Sore hari cukup menyegarkan ottaku yang mulai penat. Dengan menyirami tanaman di depan rumah cukup membuat pikiran dan hatiku tenang.
"Assalamualaikum Sari" aku terkejut saat ada yang mengagetkanku.
"Waalaikumsalam, eh kalian sudah datang. Ayo masuk"
"Hehehe maaf merepotkan ya, habisnya kami tiba-tiba rindu kamu nih"
"Loh angin apa kalian tiba-tiba merindukanku hahahahh" Aku curiga tumben sahabatku rindu denganku.
"Ih kau ini! Tidak peka kalau sahabatmu rindu kau! " Lia tiba-tiba mencubitku.
"Hehehehe iya-iya aku juga rindu kalian" tiba-tiba saja aku terharu, karena masih ada teman yang menghawatirkanku.
"Ihhhhh kok mewek sih kau! Kan jadi tembah jelek tu muka kau hahahha" Putri sengaja membuat aku tertawa agar suasana lebih bersahabat.
"Kau tidak ada niat gitu mengajak kami masuk ke dalam rumah hahha" Tiba-tiba Fanni menyindir aku.
"Yaampun hehehehe yaudah ayo masuk" Aku menawari Fanni dan Putri masuk ke dalam rumah.
Sampai di dalam kamar, aku mengeluarkan cemilan yang sudah aku siapkan untuk teman-temanku.
"Maaf ya makananya sedikit, tadi aku tidak sempat untuk belanja di luar hehehe"
"Yaelah Sar kau kira kita kesini untuk pesta apa hahahaha"
Kami mulai bercerita-cerita sehingga membuat beban yang ada pada diriku sedikit demi sedikit mulai menghilang. Aku senang sahabatku dapat bermain ke rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen Fictionaku jatuh cinta pada hati yang salah, tak seharusnya aku menjatuhkan hatiku kepada orang yang tak benar-benar mencintaiku. saat aku melihatnya entah mengapa aku selalu merindukanya, hatiku seakan ingin terbang saat dia mulai melihatku. Aku tahu ini...