Siapa Dia

1.4K 63 3
                                    

Fariza duduk disebuah taman yang dekat dengan kampusnya, sambil mendengarkan musik religi.

Tidak lama seorang pemuda datang, sambil tersenyum melihat Fariza yang asik menulis sambil mendengarkan lagu.

"Za, lagi apa" tanya pemuda itu sambil duduk di kursi yang berlawanan denga kursi yang Fariza duduki.
"Astagfirullah" ucap Fariza yang benar-benar terkejut.

Fariza memandang bingung pemuda tersebut.
"Oh, maafkan aku yang telah membuatmu terkejut" ucapnya merasa bersalah, Fariza hanya mengangguk sambil terheran.
"Hei jangan memandang ku begitu dong, aku jadi sedikit malu nih" ucap pemuda itu.
"Bukan seperti itu, dari mana dirimu tau nama ku" tanyanya.
Pemuda itu tertawa "oh iya aku belum ada berkenalan dengan mu, namaku Jaka, aku tau namamu saat dirimu dipanggil untuk membaca Al-Qur'an" jelasnya.
Fariza tiba-tiba berfikir tentang surat tersebut, ia bertanya apakan pemuda ini yang memberikan surat tersebut, namun Fariza menahan pertanyaannya karena takut salah paham.

"Za!! Jangan melamun" ucapnya yang sontak membuat Fariza kembali terkejut.
Tidak lama suara adzan terdengar.
"Udah adzan Za, sholat dulu yuk" ajak Jaka yang membuat hati Fariza berdegup kencang.
Baru kali ini seorang lelaki mengajaknya Sholat, kecuali ayahnya yang sering mengajaknya sholat berjamaah.

Setela sholat, percakapan Jaka dan Fariza kembali dilanjutkan, sambil berjalan Jaka terus mengajukan pertanyaan tentang Fariza.
Selain bertanya, Jaka juga mebicarakan hal-hal lucu yang membuat Fariza tersenyum, Fariza memang mengenakan cadar namun Jaka yakin Fariza sedang tersenyum dibalik cadarnya tersebut, terlihat dari matanya Fariza yang terlihat manis.

"Za aku mulai menyukaimu" sontak membuat mata Fariza membulat dan langsung menunduk malu.
"Hmm, maksudku suka berteman denganmu?" Jelas Jaka sambil tersenyum manis.
Fariza semakin tersipu malu, apa lagi melihat senyuman Jaka yang sangat manis membuat Fariza mengucap Istigfar.
Entah mengapa jantungnya tiba-tiba semakin berdegup kencang, ia bingung pada dirinya sendiri.
Ia langsung pergi untuk pulang sambil mengucap salam ke Jaka.
Jaka membalas salamnya sambil tersenyum.

Sesampainya dirumah ia langsung pergi kekamar sambil melamun, mamanya saja heran dengan sikap Fariza hari ini.

Tiba dikamar, Fariza langsung merebahkan tubuhnya ditempat tidur sambil meletakkan tangannya ke dada, detakan jantung yang capat tidak kunjung normal. Ia terus bertanya-tanya, siapa sebenarnya Jaka itu? Dan siap sang penulis surat?. Sosok Jaka seakan sudah berteman lama dengannya. Semakin lama pertanyaan itu memenuhi pikirannya Fariza, semakin penasaran Fariza kepada dua hal tersebut.

Keesokan harinya Fariza berangkat kekampus dengan mata yang sedikit lesu, mamanya semakin bingung dengan Fariza.
"Sayang, kamu kenapa? Kok mata kamu lesu banget! Kamu sakit ya?" Tanya mamanya sedikit khawatir.
"Ga kok ma, Iza cuma sedikit kurang tidur" jawab Fariza dengan lembut.
"Ya sudah kalo begitu, biar mama yang anterin ya" jawab sang mama yang masih menghawatirkan keadaan putrinya.
Fariza hanya mengangguk.

Sesampainya di Kampus mamanya kembali memberi pesan.
"Sayang, kalo sudah pulang kabarin mama ya" Fariza kembali mengangguk, dan bergegas memasuki kelasnya.

Sebelum memasuki kelas Fariza mengecek laporang yang berada di lokernya, tidak sengaja sebuah surat kembali ditemukan.

Za kemarin dirimu terlihat cantik, meskipun wajahmu masih tertutup cadar.
Aku masih membayangkan bagaimana cantinya wajahmu saat tersenyum.
Aku benar-benar berharap, akulah yang akan menjadi orang pertama yang melihat wajah manismu itu.

Jantung Fariza kembali berdegup kencang, sekarang dia bukan bingung karena surat itu. Tetapi dia bingung dengan tubuhnya, tubuhnya merasa lemas, kepalanya terasa sakit dan pandangannya mulai kabur.
Tidak lama tubuh Fariza terjatuh.

ADA CINTA DIBALIK CADARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang