26

2.1K 179 20
                                    

Sukseong pov

Dua minggu telah berlalu tapi jimin masih tetap mengabaikanku. Aku sudah tidak kuat dengan sikapnya itu. Aku akan datang kerumahnya dan memintanya untuk tidak seperti ini padaku

Aku segera mengambil coatku dan keluar dari rumah. Kurasa aku akan naik bus saja daripada diantar oleh sopir pribadi keluargaku

Sore ini terasa dingin karena sekarang adalah penghujung musim gugur yang artinya sebentar lagi musim dingin

Seperti mengetahui isi hatiku awan tanpa malu berubah menjadi hitam, Kurasa akan turun hujan

Saat aku tiba di halte sudah ada bus yang menunggu, langsung saja aku menaikinya

Aku ingat saat aku belum berpacaran dengan jimin dia pernah mengantarku pulang dengan bus karena mobilnya sedang dalam bengkel dan satunya dipinjam oleh yoongi yang katanya mobilnya juga dibengkel

Aku terkikik geli mengingat waktu itu

Flashback

"Sukseong ah pulang bersamaku ne?" ajak jimin padaku

"Ani jimin ah, kau pulanglah bersama haejin dengan supirmu. Kata haejin mobilmu di bengkel kan?" jawabku menolaknya

"Kita bisa naik bus, ayolah" rengeknya

Aku tidak habis pikir bagaimana bisa jimin si manusia es jadi anak kecil seperti ini?

Aku hanya tersenyum menanggapinya. Ia bersorak kegirangan lalu menggenggam tanganku menuju halte

Tidak lama bus pun datang, kami langsung menaikinya. Saat aku melihat jalan dari jendela tiba-tiba pundakku terasa berat

Lalu aku menoleh dan ternyata itu ulah jimin. Ia tertidur di pundakku, aku membiarkannya walau pundakku terasa kesemutan

Sampai bus berhenti di halte dekat rumahku aku langsung membangunkannya

"Ya! Ireona jimin!" panggilku sambil menepuk-nepuk pipi tembamnya

Ia mengerjap beberapa kali lalu berdiri dan terbentuk pegangan tangan untuk orang-orang yang berdiri

"Appo.." ucapnya sembari mengelus kepalanya

Aku terkikik melihatnya lalu segera berdiri dan turun dari bus itu. Jimin mengikutiku dari belakang

"Kenapa kau mengagetiku eoh?" tanya jimin sambil mempoutkan bibir tebalnya

Aku kembali tertawa dibuatnya sungguh aku sangat bahagia memiliki jimin kala itu

"Ya! Aku hanya membangunkanmu, kau saja yang kaget" balasku sambil mencubit lengannya kecil

Dia tersenyum lalu menggandeng tanganku lagi, "kau mau membawaku kemana?" tanyaku yang berjalan dibelakangnya

"Tentu saja rumahmu pabo!" jawabnya sambil tersenyum menunjukkan eyes smilenya

'Oh tuhan tolong jangan pernah hilangkan senyum itu kumohon' batinku

Aku sangat menyukai senyumnya sungguh, "aku bisa pulang sendiri jimin" jawabku masih berjalan di belakangnya

"Kau yakin?" tanyanya menaikkan satu alisnya dan berhenti lalu menatapku

"Eum" jawabku mantap lantas mengangguk

"Baiklah. Tapi jika ada penguntit atau hantu di gang kecil jangan memanggilku oke?" lalu jimin berjalan menjauh dengan senyum yang masih terpasang disana

"Ya! Jiminie pabo! Jangan menakut-nakuti ku!" teriakku sambil menghentak-hentakkan kakiku dengan tangan terkepal disamping badan

Dia berbalik dan memandangku jangan lupakan senyuman itu. Itu tidak pernah pudar saat ia mengerjaiku

HEART ATTACK (park jimin)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang