Tiga bulan kemudian"Sukseong ah kapan kau akan bangun?" tanya pria yang bersandar pada sukseong yang sedang menatap laut Indah diakhir senja ini
"Apa maksudmu? Aku sudah bangun jimin. Bahkan aku tidak pernah tidur belakangan ini" jawab sukseong
"Tempatmu bukan disini sukseong. Mereka pasti merindukanmu" kini jimin menatap sukseong dalam dan mengelus rambutnya halus
Mereka sedang duduk diatas pasir menghadap tepat kearah matahari terbenam yang selalu mereka nikmati sejak tiga bulan lalu
"Kembalilah heum" suruh jimin sambil tersenyum manis. Senyum yang tidak akan pernah bisa sukseong lupakan
Sukseong menggeleng cepat, "Shireo! Aku hanya ingin bersamamu" kini sukseong memeluk jimin erat seperti tidak ada hari lagi untuk memeluk pria yang ia cintai itu
"Baiklah. Kalau begitu bangunlah aku akan membelikanmu permen kapas yang sangat besar" ujar jimin membujuk sukseong
Mata sukseong berbinar-binar mendengar ucapan jimin, "Benarkah? Kau janji?" jimin hanya mengangguk dengan senyumannya yang mungkin akan sangat dirindukan sukseong
"Baiklah" sukseong kini berdiri lalu menarik tangan jimin agar ikut berdiri
"Ayo" ajak sukseong semangat saat jimin sudah berdiri didepannya
Jimin menggeleng membuat alis sukseong berkerut. Jimin yang menyadari kebingungan di raut wajah sukseong langsung menjelaskan
"Tempatku disini sukseong" lalu tanpa aba-aba jimin memeluk sukseong dan mencium keningnya lama membuat sukseong memejamkan matanya
"Maafkan aku" ucap jimin sebelum cahaya yang sangat silau masuk kedalam netra sukseong
---
Haejin yang melihat pergerakan pada tangan sukseong langsung memencet tombol darurat diatas ranjang pasien
Dengan segera dokter kim yang menangani sukseong dan sekretarisnya datang lalu memeriksa keadaan sukseong
"Bagaimana keadaannya uisa-nim?" tanya haejin dengan harapan agar sukseong cepat sadar
"Kerja jantungnya sangat baik, tidak ada yang perlu dikhawatirkan" jawab dokter kim
"Jim.. " lirih sukseong yang mulai mengerjapkan matanya
Dengan segera haejin menghampiri sukseong dan memegang tangannya. Lalu asisten dokter kim segera mengambilkan air minum untuk sukseong
"Tolong berikan dia minum jika dia haus" ucap dokter kim yang di beri anggukan oleh haejin sebelum berlalu
"Sukseong ah kau bisa mendengarku?" tanya haejin masih menggenggam tangan sukseong yang tidak diinfus
Sukseong pov
Saat aku membuka mataku hanya tembok putih yang bisa aku lihat dan badanku yang sangat pegal
"Sukseong ah kau bisa mendengarku?" suara haejin menginterupsiku
Lalu aku menoleh kearahnya, dan benar saja haejin menatapku dengan matanya yang berkaca-kaca. Lalu aku teringat jimin
"Dimana jimin?" tanyaku dengan suara yang serak. Sudah berapa lama aku tidak minum? Entahlah
"Minumlah dulu" suruh haejin lalu menyodorkan segelas air putih padaku. Aku pun berusaha duduk dan dibantu oleh haejin lalu meminum air itu sampai habis
"Haejin ah dimana jimin dan yang lain?" tanyaku lagi. Aku sangat rindu pada jimin walau tadi aku bertemu dengannya tapi sekarang aku sangat merindukan jimin
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART ATTACK (park jimin)✔
FanfictionJimin si manusia es kutub bertemu dengan gadis polos yang lugu, meluluhkan hati bekunya dengan sikap manisnya. Namun masalah orangtua mereka menjadi momok hubungannya. "Kita harus patuh pada takdir tuhan, jimin" -sukseong Aku minta tolong ya, walau...