21

76 10 0
                                    

Aku mencintaimu seperti malam,
dipenuhi oleh diam.
Aku tidak mau menjadi bintang mu,karena aku tidak mau menjadi satu diantara seribu.
Aku tidak mau kau menjadi bulanku,
Karena bulan selalu berubah-rubah.
Aku mau kita seperti angin,
Berhembus dengan mulus,menghiraukan segalanya yang tidak akan pernah kita duga

-someone-

Kring kring kring....
Bel tanda pelajaran pertama di mulai,akupun bergegas menuju kelas ku.setibanya di kelas aku melihat 2 cowok yang berpakaian rapi keluar dari kelas ku.ternyata cowok itu adalah nathan dan reyhan.

"Kak!" Sapa ku kepada mereka

"Ya tania" ucap reyhan.namun nathan?
Nathan tidak menghiraukan sapaan ku ntah ada apa dengannya aku tak mengerti.

Akupun langsung menuju kelas dan melakasanakan pembelajaran hari ini.

Tiba2 pak agung masuk ke kelas ku.

"Tania! Mari ikut bapak" ucap pak agung

"Ya pak!" Ucapku

Aku pun minta izin kepada ibu dewi yang mana dia adalh ibu guru yang sedang  mengajar di kelas ku saat ini

Aku pun berjalan di belakang pak agung.sepertinya dia ingin berbicara tentang olimpiade matematika yang di selenggarakan besok.

Kami pun masuk ke sebuah ruangan yang mana di dalam ruangan itu ada seorang cowok.Yah cowok itu adalah nathan .

"Ok kalian berdua udah selesain beberapa lembaran soal yang bapak kasih kan?" Tanya pak agung yang membuat ku tergejut.soal apa? Perasaan aku tidak pernah membahas soal.

"Maaf pak soal apa ya pak?" Tanya ku

"Soal yang bapak kasih ke kalian waktu itu!"

"Udh selesai kok pak! Ni pak" jawab nathan sambil mengulurkan beberapa kertas yang berisikan soal

"Tapi pak saya nggk pernah ngebahas soal itu pak!" Ucapku

"Emng nggk! Kan waktu itu lo sakit jadi gue aja yang mengerjakan soalnya sendiri" ucap nathan

"Oo begitu,baiklh nathan jadi tugas mu menjadi nambah.sekarang kamu harus menjelaskan semua soal ini kepada tania" ucap pak agung

"Baiklh pak" ucap nathan

Aku dan nathan pun keluar dari ruangan pak agung.kami bergegas menuju perpustakaan

"Jadi gini-" ucap nathan yang terhenti

"Nggak usah di jelasin kak! Aku bisa belajar memahaminya kok" ucap ku.

"Lo bisa memahaminya.namun kenapa lo nggak bisa memahami perasaan gue?" Ucap nathan yang membuat ku tiba2 tersedak.

"Uhuk..uhuk.."

"Nih!" Nathan mengulurkan sebotol minuman kepada ku. Aku pun meminumnya dan setelah itu kembali memahami soal2 tersebut tanpa menjawab ucapan nathan

"Lo kok diam? Lo udh punya jawabannya nggak?" Tanya nathan

"Maaf kak sekarang aku lagi fokus untuk memahami ini kak,jadi aku mohon jangan ganggu kosentrasi ku dulu kak.dan kalo masalh itu nanti bisa di bicarakan nggak harus sekarang kan"ucap ku

"Baiklh. Nanti malam lo ikut gue yaa" ucapnya kembali yang membuat kosentrasi ku hilang

"Kemana?" Tanya ku.sambil memperhatikannya dan melihat pancaran mata yang mengeluarkan sebuah rasa nyaman yang berada di matanya.

"Lo nggk perlu tau.lo mau kan?" Tanya nathan

"Baiklh" jawab ku

Setelah beberapa lama bel tanda istirahat telah berbunyi aku pun berjalan menuju kantin.setibanya di kantin seorang cewek menjambak rambutku.

"Astagfirullah!"

"Lo denger yaa,jangan pernah deketin nathan!" Ancamnya

"Apaan sih lo" suara itu. Suara cowok yang tiba2 saja melepaskan tangan cewek itu dari rambutku.

"Lo denger yaa lo jangan pernah nyakitin dia lagi!" Ucap nathan

"Apaa sih yang lo suka dari cewek kayak dia? Cantikan juga gue!"ucapnya

"Heh.lo bangga punya wajah cantik? Emang sih wajah lo cantik tapi lebih cantikan dia dari pada lo dan yah lo juga harus tau satu hal,tania itu sopan dan berhati mutiara, yang mana mutiara itu berada di dasar laut dan susah untuk di dapatkan nggk kayak lo punya hati seperti buah yang sudah busuk!" Ucap nathan yang membelaku.

"Lo salah bilang kayak gitu ke gue nat. Oh lo suka sama si dia? Lo suka sama cewek ganjen kayak dia?" Tanya cewek itu yang ternyata adalah dina

"Jaga mulut lo ya" ucap nathan yang hampir menampar kak dina hanya demi aku.

Aku pun menahan kak nathan dengan air mata yang telah mengalir begitu derasnya.

"Udh kak!" Ucap ku

"Ayok kita pergi dari sini!" Ucap nathan sambil menarik tangan ku dan membawa ku pergi dari kantin.

Dia keliatan begitu sangat marah.sampai2 aku tidak bisa mengenali apakah dia nathan yang aku kenal atau tidak.

Setelah beberapa lama pelajaran berikutnya pun dimulai.

Dan bel tanda pelajaran telah berakhir telah berbunyi aku pun bergegas untuk pulang.

Jangan lupa vote dan komen ya
Salam

Someone (Present as Part Of My Life Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang