Clumsy Lady - Part 6

9.7K 1.2K 95
                                    

Quint memperhatikan gerakan lady itu yang baru saja mulai berjalan ke suatu arah. Dia mengerutkan dahi saat mengamati langkah gadis itu, lady tersebut...hmmh...entah kenapa sering sekali menabrak tamu-tamu lain lalu meminta maaf, padahal yang harus dilakukan gadis itu hanyalah terus berjalan lurus ke depan yang masih kosong.

Mata Quint yang belum bisa lepas dari sosok lady bergaun biru itu, membuatnya dapat melihat dengan jelas saat gadis itu tiba-tiba berhenti begitu saja atau sewaktu menarik mundur bahu ke belakang seakan-akan sesuatu tidak terlihat muncul seketika di hadapannya. Dahi Quint semakin mengernyit karena langkah lady itu semakin terlihat aneh di matanya—cara berjalan yang benar-benar tak biasa.

Tatapan mata Lady Murray pun ikut melihat ke mana arah pandangan Quint berada, wanita itu langsung mengenali siapa gadis yang sedari tadi diperhatikan oleh sang duke hingga saat ini. "Oh, Lady Teanna Vane."

Mendengar nama tersebut, membuat Quint menatap lady montok itu kembali. "Lady Teanna Vane?"

"Ya, Your Grace. Apa kalian berdua belum saling mengenal?" tanya Lady Murray memulai pembicaraan lagi.

Quint menggeleng sedikit. "Kami belum pernah diperkenalkan secara pantas. Aku tidak pernah melihatnya, hanya pernah mendengar sedikit tentang bencana yang tertimpa kepada Keluarga Vane."

Lady Murray mengangguk lemah. "Ya, menyedihkan sekali apa yang terjadi pada Keluarga Vane. Peristiwa yang membuat Lord Vane dan Lady Teanna Vane langsung ditinggalkan oleh kedua orangtuanya yang terkasih." Lady itu menyadari tatapan Lord Kendal kembali ke lady yang diperbincangkan. Merasakan indikasi persaingan, Lady Murray kembali bicara, "Semenjak kejadian itu, Lady Teanna Vane berubah drastis."

Quint mengernyit. "Berubah?"

Lady Odelia Murray langsung mengangguk. "Ya, Your Grace. Dia berubah...dan menjadi wanita yang berperilaku aneh."

"Aneh?" Quint kembali menatap Lady Teanna Vane sekilas. Ya, cara berjalan lady itu memang aneh.

Lady Murray mengangguk perlahan lalu berbicara sedikit berbisik sekarang, "Kurasa, para ton tak akan pernah melupakan kejadian itu."

"Apa yang terjadi?"

"Kekacauan, Your Grace," jawab lady itu langsung.

"Bisa Anda ceritakan peristiwa seperti apa yang terjadi? Aku tertarik untuk mendengarnya, My Lady," ujar Quint ingin tahu.

"Aku rasa, semua orang di kota ini masih mengingat apa yang terjadi sewaktu pesta terakhir yang dihadiri oleh Lady Teanna Vane." Lady itu melanjutkan, "Anda sepertinya belum datang ke London waktu itu. Karena seingat ingatanku, aku belum pernah melihat Anda di pesta mana pun pada season-season tahun yang lalu."

Quint mengangguk. Dia memang lebih banyak menghabiskan waktu mudanya berkeliling dunia untuk membuka cakrawala dan bermain. Dirinya baru kembali ke London setelah gelar Duke of Kendal diturunkan ayahnya kepadanya—dan hal itu terjadi beberapa bulan yang lalu, di saat yang sama sewaktu umurnya sudah bertambah.

Terasa masih segar di ingatan, Lady Odelia Murray pun akhirnya menceritakan sedikit. "Pada season tahun lalu, Earl of Torrington menggelar pesta dansa di kediamannya. Acara itu berjalan seperti biasa... musik, tarian, dan makanan-makanan kecil yang lezat, semua tersedia di sana." Menyadari pandangan Lord Kendal kembali fokus padanya, Lady Murray melanjutkan, "Semua berjalan sangat menyenangkan hingga kedatangan Lady Teanna Vane."

"Apa yang terjadi?"

"Banyak yang tidak tahu bagaimana asal mulanya. Di tengah ruangan...Lady Teanna Vane tiba-tiba berlari," ujar Lady Murray sambil menampilkan ekspresi tak percaya. "Dia berlari, Your Grace. Dengan gaunnya!" Lady Murray mengangkat pelan jemarinya ke kening lalu menggeleng pelan. "Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Lady Teanna Vane waktu itu? Seharusnya ia sadar...dirinya bukanlah seorang rakyat biasa yang tidak memiliki manner."

Ya, untuk rakyat biasa, berlari adalah hal wajar. Namun, untuk seorang keturunan bangsawan seperti Lady Teanna Vane, gadis itu harus mengikuti tata-krama tanpa kecacatan sedikit pun—gaya berjalan, cara makan, aturan berkomunikasi dengan yang lain, bahkan saat tidur dan bangun di pagi hari, harus diperhatikan dengan sangat detail. Semua gerakan dan sikap para bangsawan harus teratur dan terarah. Beberapa aspek itulah yang membedakan seorang bangsawan dengan rakyat biasa.

"Dan setelah itu...kekacauan semakin terjadi. Lady itu menjatuhkan beberapa lord dan lady sewaktu berlari dan dia pun terjatuh pada akhirnya. Saat itu benar-benar kacau...pesta dansa berhenti di tengah-tengah tarian dan para orkestra pun tak melanjutkan permainan mereka. Semua mata akhirnya menuju kepada lady itu," lanjut Lady Murray.

Quint dapat membayangkan adegan tersebut di dalam kepalanya.

"Tetapi...hal yang lebih memalukan kembali dilakukan oleh lady tersebut." Lady Murray mengingat jelas kejadian tersebut karena sewaktu itu, dia berdiri dekat tempat kejadian dan melihat langsung dengan mata kepala sendiri. "Sang tuan rumah, Lord Torrington, mendekatinya untuk mencari tahu bagaimana keadaan tamunya tersebut. Dan kebetulan, Lord Ramsey saat itu berada di samping Lord Torrington, dirinya bergerak seperti gentleman sejati untuk membantu Lady Teanna Vane berdiri. Tetapi apa Anda tahu apa yang dilakukan oleh lady tersebut, Your Grace?" tanya Lady Murray yang sebenarnya tak memerlukan sebuah jawaban.

Sebelum Quint menjawab, lady itu kembali berkata, "Lady Teanna Vane berteriak kepada Lord Ramsey agar tidak mendekatinya. Meminta lord itu menjauh darinya." Lady Murray memegang dadanya karena masih tak percaya saat menceritakan hal tersebut. "Bukan saja membuat malu dirinya sendiri, tetapi dia juga membuat Lord Ramsey terjebak di kondisi seperti itu...bukankah kasihan sekali lord tersebut? Padahal yang ingin dilakukannya hanyalah membantu Lady Teanna Vane."

Lady Odelia Murray sepertinya suka sekali bercerita sehingga wanita itu berkata lagi, "Padahal, sebelum kecelakaan kereta kuda yang menyebabkan kedua orangtuanya meninggal, Lady Teanna Vane bukanlah lady yang tak tahu tata krama seperti itu. Sebelumnya, dirinya adalah seorang lady yang sangat sempurna. Anggun dan polos seperti lady-lady lainnya dan sangat memiliki manner pada setiap langkahnya."

Quint kembali menoleh menatap Lady Teanna Vane, mencoba membayangkan bagaimana lady tersebut di masa lalu. Sepertinya dulu, gadis itu bukanlah termasuk dalam barisan para lady yang sering menyembunyikan diri di balik pilar-pilar bangunan seperti sekarang. Quint mengamati sosok gadis itu lebih lama; rambut lady itu berwarna cokelat gelap tergulung rapi, wajahnya tak secantik Lady Virginia Dalton, tubuhnya pun tak semenarik tubuh Lady Odelia Murray. Lady itu tidak tinggi seperti Virginia maupun Odelia, dia cukup pendek.

Quint terus mengamati lady tersebut yang rasanya sekarang dia tahu ke mana tujuan gadis itu. Lady itu sekarang berjalan lurus ke sudut area makanan-makanan yang sepi. Dia menyadari lady itu terus berjalan menunduk hingga sampai tempat itu. Dirinya yang sedari tadi memang memperhatikan, melihat bagaimana tiba-tiba gadis itu berhenti di tempat lalu kembali memundurkan bahunya sedikit. Namun kali ini, lady itu benar-benar berhenti melangkah dan tak bergerak sama sekali, padahal area yang ditujunya akan tercapai dalam beberapa langkah lagi.

Gerakan diam tiba-tiba Lady Teanna Vane sekarang membuatnya tak bisa fokus lagi pada perbincangannya. Quint akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari pembicaraan itu lalu mulai berjalan ke arah Lady Teanna Vane. Ia tahu bahwa dirinya belum diperkenalkan secara pantas ke lady itu, tetapi rasa penasarannya kali ini, membuatnya ingin tahu lebih banyak tentang lady tersebut secara langsung.

***

Clumsy Lady [HAI SnackStory/End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang