Clumsy Lady - Part 5

7.7K 1.1K 20
                                    

Teanna tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang karena yang bisa dilakukannya saat ini hanyalah menunduk dan menunduk semakin dalam. Ia tak ingin melihat apa yang sedang berdiri tepat di sampingnya. Sekumpulan orang yang bercakap-cakap di sekelilingnya, tak menyadari bahwa tubuhnya yang terbalut gaun sebenarnya sudah penuh dengan keringat. Mereka semua tidak menyadari bahwa dirinya saat ini berusaha menahan napas dalam-dalam.

Teanna tidak tahu kenapa ia harus berdiri di tempat itu—diam mematung di samping hantu sang nyonya rumah, Marchioness Ripon. Dia terus menunduk agar matanya menjauh dari penampilan hantu itu, tetapi tetap saja, ia masih dapat melihat gaun bagian bawah wanita tersebut yang melayang di udara. Hantu wanita itu pun tak beranjak sama sekali dari sana. Roh Marchioness Ripon menghampiri Teanna dan Randal sewaktu suaminya, Lord Ripon, menghampiri mereka berdua.

Sebagai tuan rumah yang baik, Lord Ripon tentu mendatangi setiap tamunya untuk berbincang sebentar. Lord tersebut berkata bahwa ia merasa senang karena Lord Vane menerima undangannya dikarenakan sudah lama sekali dia tak pernah melihat sang earl di pesta-pesta lain sebelumnya. Randal hanya bisa tersenyum kecil mendengar itu.

Teanna kemudian mulai memberanikan diri melirik sedikit ke arah hantu Marchioness Ripon lalu mendapati tatapan sendu hantu wanita itu ke arah suaminya. Teanna merasa, sepertinya ia tahu masalah apa yang menyebabkan roh sang nyonya rumah tetap berada di tempat ini. Lord Ripon belum bisa merelakan kepergian istrinya sehingga membuat hantu wanita itu terus berada di samping pria tersebut.

Akhirnya tak berapa lama kemudian, Lord Ripon pun mengundurkan diri untuk menyapa tamu lainnya. Hantu sang istri pun mengikuti ke arah mana suaminya itu pergi, melekat erat seperti jiwa yang dirantai, yang membuat Teanna mulai bisa bernapas sedikit lega.

Akan tetapi, tidak perlu menunggu lama untuk membuat Teanna kembali menahan napas karena dirinya lalu menyadari beberapa sosok berjalan menuju arahnya dan Randal. Seorang lord kurus dan lord sedikit lebih pendek melangkah berdampingan ke arah mereka, tetapi bukan itu saja yang bisa dilihatnya saat ini. Mata Teanna terpaku kepada lord ketiga, yang ikut berjalan mengikuti kedua lord itu di belakang mereka.

Teanna kemudian melihat cara pandang lord kurus ke arah mereka, lebih tepat ke arah kakaknya dan lord itu terlihat tersenyum. "Apa kau mengenal mereka?" tanyanya pelan ke Randal.

Randal mengangguk pelan mengakui. "Ya, yang tinggi itu adalah Lord Templeton dan yang satu lagi, Lord O'Neil. Sudah lama sekali aku tidak bertemu mereka. Kawan lama."

Teanna menyadari senyum cerah Randal saat memandang kedua lord tersebut, membuatnya tidak jadi bertanya tentang kehadiran lord ketiga kepada kakaknya. Ia merasa Randal terlihat senang malam ini karena bisa bertemu dengan para kenalan yang sudah lama tidak ditemui pria itu—ternyata...penyembunyian dirinya dari masyarakat, ikut membuat kakaknya menjadi lord penyendiri.

Teanna tak ingin merebut kebahagiaan kecil kakaknya saat ini karena sebenarnya, kakaknya pantas mendapatkan lebih dari semua itu—ia tak ingin menjadi beban yang berat lagi untuk Randal. Teanna lalu melihat ke satu area yang dipenuhi makanan dan minuman di pojok ruangan. Di tempat itu, tak ada satu pun makhluk kasat mata yang berdiri di sana. Tempat itu sepertinya cukup aman untuknya. Dirinya kemudian berujar ke Randal, "Aku sepertinya haus. Aku akan ke sana."

Kata-kata itu, membuat Randal ikut memperhatikan area makanan dan minuman yang masih sepi. "Kau ingin kutemani?" tanyanya.

Teanna mengamati sekeliling area itu sekali lagi. Tempat itu benar-benar kosong dari makhluk terlihat maupun tak terlihat oleh mata lainnya. Memang benar, banyak sekali jiwa yang berkeliaran di dalam ruangan, tetapi entah kenapa, hanya di area itu saja, tak terlihat satu pun hantu yang berdiri di sana. Area itu sepertinya benar-benar aman.

Teanna memperhatikan sekeliling, aula luas itu sudah dipenuhi para tamu. Kebanyakan dari para hantu, terlihat berdiri dan menempel pada manusia hidup lainnya seakan-akan ingin berbaur bersama. Rasanya, tidak akan terjadi apa-apa bila dia pergi ke tempat itu. Teanna tanpa sadar menelan ludah dan memutuskan. "Tak apa-apa...aku bisa sendiri."

"Kau yakin?" tanya Randal sekali lagi memastikan.

Teanna mengangguk pelan. "Ya, aku yakin." Gadis itu melanjutkan, "Aku rasa, kau yang bertindak sebagai pendampingku malam ini, tak perlu mengikutiku sampai ke sana...karena kau bisa melihat jelas segalanya dari tempat ini."

Randal melihat area itu sekali lagi dan memang, dirinya bisa melihat tempat tersebut dengan leluasa dari tempatnya berdiri. Ia kemudian mengamati wajah adiknya sedikit lama seakan-akan mencari sesuatu di wajah itu lalu mengembuskan napas pelan dan akhirnya pun setuju. "Ingat, langsung beri tahu aku bila ada sesuatu yang terjadi," ujarnya mengingatkan. "Kau tidak perlu memaksakan diri, Ty. Aku tahu apa yang kau rencanakan."

Teanna langsung menoleh saat mendengar kata-kata itu.

"Kau adikku, Ty. Di antara semua orang, akulah yang paling tahu isi pikiranmu. Kau pikir aku tak menyadari rencanamu dengan menyetujui undangan Lord Ripon begitu saja?"

Pipi Teanna sedikit memerah lalu dia berkata pelan, "A-aku tak akan memaksa diriku lagi...setidaknya, setelah aku melihatmu berdansa dengan seorang wanita. Aku tidak ingin kau selalu mengurusku sehingga kau tak bisa mengurus dirimu sendiri, Kak." Setelah berkata seperti itu, dengan cepat Teanna langsung pergi menjauh, berjalan meninggalkan Randal seorang diri.

***

Clumsy Lady [HAI SnackStory/End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang