Judul: Kelas EBI
Pemateri: Nurul Fadhilah Yaumil (Volunteer Makassar International Writers Festival)
Waktu: 20 Januari 2018
Bagi seorang penulis, salah satu syarat yang kudu, wajib dan mesti dipenuhi adaah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar. atau, dalam era kekinian kita mengenalnay dengan istilah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
EBI meliputi segala aturan tata bahasa Indoneisa, mulai dari penggunaan tanda baca, pemakaian huruf kapital, hingga pemilihan redaksional kata yang tepat dalam suatu kalimat tertentu. Pertanyaannya kini adalah: Darimana kita harus mulai mempelajarinya? Adakah tips dan trik untuk kita belajar hal tersebut?
Yuk simak diskusi singkat di bawah ini!
1. Kak, apa sih EBI itu? Bagaimana perannya dalam sebuah karya tulis?
EBI dalam dunia tulis-menulis erat kaitannya dengan editing naskah. Seorang penulis tidak hanya dituntut atau diminta untuk mahir menulis atau melahirkan karya yang bagus, tetapi juga berkualitas. Baik dari segi isi pun segi yang lain, termasuk editing.
Jadi, mengedit naskah itu bukan hanya tugas seorang editor, tetapi juga penulis. Saat menulis, saya selalu berpegangan sama prinsip ini: jangan biarkan naskahmu disentuh editor.
Maksudnya, usahakan seminimal mungkin naskah kita di'otak-atik' oleh editor atau proofreader. Sebelum dikirimkan atau sebelum diunggah, ada baiknya penulis mengedit sendiri naskahnya.
2. Sejak kapan kakak mulai tertarik dengan dunia literasi sampai paham EBI?
Waktu SMA saya belajar EBI dari buku teks dan dari novel-novel yang saya baca, masuk kuliah--karena jurusan saya berkaitan erat dengan bahasa Indonesia--saya mulai akrab dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Seputar EYD, Tesaurus, Akronim-Sinonim, dsb.
Dari situ saya mulai paham bahwa menulis, bukan hanya membutuhkan cerita yang bagus saja. Banyak elemen pendukungnya.
Dan sejak belajar tentang EYD, sekarang setiap membaca sesuatu dan menemukan ada ejaan yang salah, saya suka gemas sendiri.
3. Menurut kak Dhila, sulit tidak sih menerapkan EBI dalam menulis?
Pada awalnya mungkin sulit karena belum terbiasa. Tapi lama kelamaan dengan banyaknya kritik dan saran, banyak baca, banyak praktek nanti juga terbiasa menerapkan EBI dalam menulis.
Percaya deh, kalau kalian sudah tahu atau paham ilmunya, dengan sendirinya kalian bisa menjadi editor untuk naskah sendiri.
4. Kunci menguasai EBI adalah rajin membaca. Terkadang ada penulis yang sulit, malas atau tidak memiliki waktu untuk membaca. Baiknya kita baca karya berapa buku dalam setahun nih biar kepenulisannya semakin baik?
Baca sebanyak-banyaknya. Puluhan sampai ratusan kalau bisa, hehe. Nanti bisa menambah pembendaharaan kata serta wawasan ide kepenulisan.
Begitulah inti dari diskusi kelas EBI. Selebihnya adalah pertanyaan-pertanyaan anggota mengenai penggunaan tanda baca, kalimat baku, kalimat efektif dan lain-lain. Maafkan mimin karena diskusi kali ini tidak ada yang merekap diskusi secara detail--karena notulennya beli gas dan yang lainnya keasikan diskusi, wkwk. But untuk pemahaman EBI, kalian memang bisa banyak membaca, belajar dan diskusi antar sesama penulis dan editor.
Karena penulis kan tidak hanya sibuk bikin karya, tapi juga belajar dari karya-karya orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agenda FANTASIA
SonstigesSiapa pun dapat melakukan kegiatan tulis-menulis. Menulis bukanlah bakat, melainkan sesuatu yang dapat dipelajari, bagaikan belajar naik sepeda. Pada awalnya, kita dilatih naik sepeda roda empat. Jika sudah terlatih, dua roda di belakang akan dilepa...