09. Materi Komedi

56 2 0
                                        

Judul: Diskusi Bareng "Menulis Fiksi Komedi"

Pemateri: Yunita R. Saragi

Waktu: 21 Juli 2018

🌵🌴🌵🌴🌵🌴🌵🌴

Nama saya Yunita R. Saragi, sehari-hari selain nyapu pekarangan dan nungguin mesin cuci muter-muter, saya juga muter-muter di sekitar laptop jadul saya, mengedit naskah-naskah novel. Terkadang bola mata saya yang bulat harus menggelinding ke paru-paru saat mengedit naskah yang nganu. Tapi, biar nganu-nganu saya menikmati pekerjaan itu. Sebenarnya passion utama saya adalah menulis. Saya masih belajar dalam hal menulis.

Dulu saya bergabung dalam sebuah grup kepenulisan dan dikenal sebagai spesialis genre komedi. Saya sudah banyak menelurkan FF komedi yang alhamdulillah sering menang dan dapat hadiah pulsa penyambung nyawa paket internet. Akan tetapi, sedihnya saya belum punya karya bergenre komedi yang terbit. Yang terbit malah genre thriller berjudul Insane Love. Novel tentang kisah cinta seorang psikopat itu terbit melalui lini mayor Libri. Sungguh komedis sekali, bukan??? Komedis: komedi ironis. Saya juga menulis novel Ryuchan Genki Desu, sebuah novel untuk proyek sosial yang membantu bayi-bayi penderita Atresia Billier. Yaelah, jangankan lucu, itu kisah nyata sedih karena menceritakan kisah nyata seorang anak yang berjuang melawan penyakit. Buku baru akan terbit di Araska Publisher, judulnya Disguise. Lagi-lagi genrenya bukan komedi, melainkan petualangan seru seorang anak agen rahasia. Well, karya komedi mungkin bisa dilirik di akun Wattpad saya @YunitaRSaragi

Loh, jadi saya kok didapuk jadi pemateri komedi??? Nah, di situlah keanehannya. Wkwkwk

Eh, kalau mau intip Pesbuk saya ke sini ya Yunita R Saragi. Soalnya saya biasa mengekskresikan.... Iya ekskresi ke-absurd-an saya di Pesbuk.

Saya juga menerima jasa penulisan artikel.
Oke, salam kuper.

💠➗💠➗💠➗💠➗💠

1. Pertanyaan pertama dari Kak ⁨Ferry Nur⁩:

Bagaimana cara menyajikan komedi di POV 1 dan POV 3?

Jawab:
🌞 Jika pertanyaannya bagaimana cara menyajikan komedi di POV 1 dan POV 3, ya jawabannya sama saja cara menulis di kedua POV itu. Karena kunci cerita komedi walau pakai POV apa saja intinya hanya satu: yang utama adalah hal yang disebut 'patahan'.

Patahan yang saya maksud adalah sesuatu yang di luar pemikiran orang banyak. Cara membuat 'patahan' itu biasanya para komedian atau penulis komedi akan menggiring pembaca pada suatu persepsi, kemudian dipatahkan persepsi itu menjadi hal yang sama sekali tidak terduga. Tapi, karena menyinggung POV, saya usahakan sharing apa yang saya ketahui.

Sama halnya dengan tulisan bergenre lain, tulisan genre komedi juga bisa dituliskan baik dari POV 1 ataupun POV 3. Penentuan POV itu sebenarnya merupakan strategi penulisnya sendiri. Apakah sebenarnya yang menjadi tujuan kita. Masing-masing POV itu memiliki keunggulan. Kalau kita pakai POV 1 kita menjadi kurang bebas meng-eksplore isi kepala tiap karakter, sebab jika menggunakan POV 1 penulis hanya diberikan kekuasaan atas isi kepala tokoh 'aku'. Kalaupun ingin mendeskripsikan isi kepala karakter lain, bisa aja, sih tapi dalam bentuk dugaannya sendiri. Sebenarnya di sini bisa kita kembangkan menjadi bahan komedi. Dugaan tokoh 'aku' terhadap isi kepala/perasaan karakter lain bisa dijabarkan seliar-liarnya, sebuas-buasnya, sesuka hati tanpa memikirkan logika atau tidak logika. Keunggulan dalam menggunakan POV 1 adalah kita jadi bisa membuat pembaca kita lebih cepat mengenal tokoh utama kita, POV 1 juga kesannya lebih alami atau menjadi lebih real karena pembaca merasa dirinya yang mengalami kejadian dalam cerita. Tapi, harus berhati-hati dalam menggunakan POV 1 ini, jangan sampai 'bocor' dengan menuliskan kejadian di luar tempat atau yang secara runut logika tidak diketahui atau berada di luar jangkauan tokoh 'aku'.

Untuk penulis pemula, lebih aman menggunakan POV 3, karena kita bisa dengan bebas mendeskripsikan isi kepala tiap karakter, lebih bisa menggali perasaan semua tokoh meski berada di tempat yang berbeda dan terhindar dari kejadian 'bocor' tadi. 🌞

2. Pertanyaan kedua dari Kak Baim:
Apa tips menulis cerita dark comedy?

Jawab:
Secara garis besar, tips menulis genre komedi itu sama. Selain yang saya katakan tentang patahan di atas, juga usahakan narasi komedi ditebar di semua paragraf, lebih baik lagi ada twist yang buat ngakak so hard di ending. Twist ini bagian dari jalan cerita yang sudah dibangun sejak awal.

Kalau menurut saya, jika ingin menulis cerita black comedy, usahakan kuat dulu dengan pesan atau kritik yang akan kita sampaikan. Pahami isu apa yang sedang berkembang di masyrakat, karena menurut saya black comedy tanpa pesan itu menyakitkan. Bagai hanya sekadar menari-nari di atas penderitaan orang lain dan mengucurkannya dengan jeruk nipis. Haissshhh....

Agenda FANTASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang