Chapter 12

325 76 17
                                    

Wanita ramah itu berhenti di sebuah elevator lain dan berbalik untuk menghadap sekumpulan remaja yang ia sebut sebagai sukarelawan. Ia membuka sebuah map biru yang dibawanya beberapa saat yang lalu dan membagikan name tag kepada mereka. Terkesan begitu polos dan sederhana, Taehyung menyadari adanya beberapa nomor serta barcode di bagian bawah.

"Kami tidak memiliki cadangan, jadi tolong dijaga dengan baik."

"Aku tidak melihat namaku disini," Taehyung membuka suara.

Semua pasang mata melihatnya dengan heran, seolah-olah pria yang menyamar sebagai Ahn Jaejoon itu semangat sekali untuk bekerja di perusahaan ilegal tersebut.

"Kami tidak memanggil nama disini," sang wanita ramah menjawab.

"Kau kira kami narapidana atau apa?" Dohyun, pria yang namanya baru diingat kembali oleh Taehyung bertanya.

Benar, ia pria yang duduk bersebelahan dengannya di mobil box tadi. Dengan senyumannya lagi, wanita itu membuka suaranya yang terdengar sarkastik.

"Kalian akan terbiasa."

Saat pintu elevator terbuka, mereka berenam berjalan masuk, spontan membiarkan sang wanita berdiri di depan mereka. Wanita tersebut terlihat menyensor bagian barcode milik Jisan. Saat elevator bergerak, mereka menyadari dimana mesin ini tidak membawa mereka naik ataupun turun, tetapi empat arah utama mata angin.

"Berapa nomormu?" Taehyung bertanya sembari memperbaiki posisi kacamata bulatnya yang telah terasa tidak nyaman.

"Kalian boleh memanggilku 003," wanita tersebut menjawab.

"Senior rupanya," Taehyung melanjutkan.

Ia melirik name tag miliknya yang tertera 2135. Disaat yang lain telah keluar, Taehyung tidak mengerti kenapa harus dirinya yang diantar paling terakhir oleh wanita yang dipanggil 003 tersebut.

"Kau ku antar paling terakhir karena kau yang paling berisik."

"Ayolah, mari berpikir positif. Aku hanya cepat beradaptasi."

Saat pintu elevator terbuka, Taehyung dipersilahkan untuk keluar oleh 003. Pria tersebut hanya berdiam diri seraya memperhatikan 003 yang membungkuk untuknya hingga elevator kembali tertutup. Ia melihat sekeliling, dia telah sampai ke kamarnya, 2135. Mesin itu ternyata membawa mereka langsung ke dalam kamar. Itu artinya, mereka tidak dapat berbaur dengan karyawan lain di waktu senggang.

Sebuah kasur, meja, kursi, dan lemari tersedia disana. Demi dewa-dewi Yunani, mereka tidak memiliki pendingin ruangan. Hanya sebuah ceiling fan yang terpasang dan Taehyung berharap alat itu tidak rusak. Sesaat kemudian, pria tersebut mendengar suara 003 dari pengeras suara yang tertempel di ujung kamar.

"Selamat sore, bagi karyawan baru, kami memutuskan untuk memberikan kalian penanganan khusus, dimana kalian akan mulai bekerja esok hari, terima kasih."

Pria tersebut memijit keningnya setelah melepaskan kacamata bulat yang ia pakai hampir sepanjang hari. Suara pergerakan jarum detik dapat ia dengar jelas. Kedua matanya tertuju ke CCTV yang terpasang di langit-langit dan raut wajahnya berubah menjadi buntu sesaat. Beberapa saat yang lalu ia dapat melihat setitik cahaya merah disana yang menandakan bahwa alat tersebut aktif merekamnya. Namun saat ini terlihat padam dan gelap.

"Namjoon tidak mungkin dapat melakukannya secepat ini," ia membatin.

"Atau memang kebetulan CCTV ini yang bermasalah."

Pada saat yang sama, Jungkook menjatuhkan dirinya ke atas kasur seraya memperhatikan CCTV. Ia berani bertaruh bahwa digit pertama pasti berhubungan dengan divisi-divisi tertentu. Ia menyamar sebagai Hyeonwoo yang memegang jurusan Science and Technology dan nomornya adalah 6009. Itu berarti digit pertama Aster adalah 6 atau 2. Karena gadis tersebut juga memiliki kemungkinan besar di posisikan sebagai peretas bagi perusahaan ini. Beruntung digit pertama Taehyung adalah 2, jadi mereka masing-masing memiliki 50% kesempatan untuk bertemu dengan Aster.

Malam itu, disaat jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam, lampu dimatikan secara menyeluruh. Seolah para pengelola perusahaan ilegal tersebut memaksa para pekerja untuk tidur awal. Taehyung yang masih terjaga, memperhatikan CCTV yang belum juga memberikan setitik cahaya merah disana. Ia lalu mengeluarkan sebuah USB yang ia sembunyikan di dalam bajunya pagi ini. Beruntung ia dapat menyembunyikannya dengan baik hingga para pria bermasker tadi tidak mencurigainya.

Pria tersebut bangun dari kasurnya saat pintu elevator terbuka mendadak. Ia menyipitkan kedua indera penglihatannya untuk melihat sosok di balik elevator.

"Kami mengalami sedikit masalah pada website dan secara pribadi, aku ingin tahu seberapa jauh kemampuanmu."

"Tidak heran suaramu terdengar familiar," Taehyung merespon seraya menyimpan kembali USB yang Namjoon berikan padanya.

003 tersenyum di balik elevator tetapi Taehyung mungkin tidak melihatnya karena kondisi ruangan yang terlalu gelap. Singkat kata, pria tersebut mengikuti 003 ke divisinya sendiri, Computer Science. Mungkin ia akan mulai bekerja disana esok hari. Dari sekian komputer yang Taehyung lihat, terdapat satu diantara mereka semua yang menerangi ruangan sebelum 003 menghidupkan lampu.

"Ada seseorang yang berhasil meretas website kami  dua minggu yang lalu dan setelah itu, ini sering terjadi."

Aster, Taehyung menerka.

"Ini bukan masalah besar. Sejujurnya, mungkin bukan hanya aku saja yang bisa memulihkan website ini."

Tangannya bergerak mulus di atas mouse dan berganti ke papan keyboard.

"Aku tahu. Kan sudah ku bilang, aku hanya ingin tahu seberapa jauh kemampuanmu," 003 menjawab.

Taehyung membuang napas lega ketika ia benar-benar berhasil memulihkan website Pyeong Guk Corp. Di satu sisi ia merasa gembira karena pernah belajar beberapa ilmu komputer dengan Namjoon tetapi di sisi lainnya ia takut jika sesuatu yang lebih besar dari ini akan terjadi. Mari kita sebut dia hebat dalam bidang komputer untuk tahap pemula.

Taehyung mengedarkan pandangannya untuk 003 yang seketika berjalan menjauhinya ketika menerima panggilan dari seseorang. Tangan kirinya dengan cekatan menancapkan USB ke komputer yang sedang ia pakai saat ini. Di tekannya tombol download dan persentase unduhan tersebut bertambah dengan laju. Sebuah jendela baru muncul dan Taehyung dapat melihat Namjoon dari posisinya.

"Taehyung!" Namjoon memekik.

"Ssst!"

"Dimana Jungkook?"

"Ceritanya panjang. Kami dimana?"

"Taebaek, provinsi Gangwon. Kalian cukup dekat dengan perbatasan Korea Utara."

"Menarik," Taehyung merespon.

"Kau sudah bertemu dengan Aster?"

"Belum."

"Uhm.. Taehyung, aku tahu ini tidak penting untuk di bahas saat ini tapi kurasa kau harus tahu."

"Apa?"

"Hoseok bilang padaku bahwa ia melihat Hanna mengemudikan sebuah mobil saat ia pergi untuk meminjam mobilmu," tutur Namjoon.

"Kurasa kita sudah tahu bahwa Hanna tidak dapat mengemudikan mobil," Taehyung menjawab.

Namjoon mendecak seraya menyisir rambutnya dengan jemari.

"Jangan bilang aku tidak pernah mengingatkanmu."

TBC . . .

A.N

Sebelum minta vote dan comment, penulis pengen ucapkan selamat dulu nih untuk BTS karena mereka dapat sertifikat GOLD dari RIAA untuk lagu Mic Drop dan DNA !

Bangga dong yang jadi ARMY, iyakan? Hehehe

Lalu jangan lupa vote dan comment nya ya..

Saran dan pendapat, juga jangan lupa ditambahkan ke kolom komentar =D

Nyeong Nyeong Annyeong~

Mission J (V BTS FanFiction)Where stories live. Discover now