Chapter 9

375 98 32
                                    

Namjoon berhasil membelalakkan kedua indra penglihatannya dengan sangat lebar. Pasalnya, pria yang jarang bercukur itu mendapati dirinya dua unit laptop baru dengan berbagai kabel warna-warni yang mungkin hanya ia yang mengerti. Beberapa hardware juga telah disiapkan lengkap dengan headphone keluaran terbaru hanya untuknya.

"Aku mencintaimu, Ketua," tutur Namjoon.

"Ya, ya, aku tahu. Kau selalu bilang mencintaiku setiap kali aku membelikanmu barang baru. Jadi, aku tidak akan sering-sering membelikanmu barang baru."

"Pelit!" seru Namjoon.

Sarung tangan kulit terletak membentuk silang di sebelah senapan milik Yoongi. Pria tersebut menjamah pelan senapan laras panjangnya. Pria dingin ini ingat ia selalu di posisikan sebagai sniper  tiap kali misi diberikan padanya. Dia menelan salivanya satu kali, mengingat kejadian tiga tahun yang lalu. Jika saja peluru yang ia tembakkan berhasil mengenai targetnya, pria busuk itu pasti gagal menempatkan bomnya di dalam mobil Jimin. Dan itu merupakan salah satu insiden yang paling ia sesali dalam hidupnya.

Namjoon memperhatikan Yoongi yang hanya senyap melihat senapan laras panjangnya yang mengkilat. Namjoon sepertinya tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Yoongi saat ini. Ia berjalan mendekatinya, memeluknya dari belakang.

"Kau kira aku kekasihmu atau apa?" Yoongi bersuara.

Namjoon menjilat bagian dalam pipinya, kesal. Ia sempat menampar kepala Yoongi sebelum pergi menjauhinya. Yoongi tersenyum tanpa sepengetahuan Namjoon sembari merapikan rambutnya kembali. Untuk Taehyung dan Jungkook, kelihatannya mereka berdua memiliki barang yang sama. Beberapa model pistol 9x19 milimeter yang berbeda serta berbagai peluru tersedia yang siap untuk dipakai. Melihat kehadiran sarung tangan disana, Namjoon melipat kedua tangannya di depan dada.

"Kenapa cuma aku sendiri yang tidak mendapatkan sarung tangan?!" Namjoon protes, menatap Ketua.

Ketua hanya memutar bola matanya sekali.

"Memangnya kau bisa meretas dengan sarung tangan?" Ketua membalasnya.

"Ketua juga tidak memberikanku pistol. Bagaimana jika aku diserang selagi mereka bertiga tidak ada di tempat?" tambah Namjoon.

"Itu sebabnya aku memberikan mereka berdua pistol yang banyak. Sudahlah, jangan cerewet!"

Taehyung melempar salah satu pistolnya untuk Namjoon, dan senjata api itu berhasil di tangkap oleh pria itu.

"Nice catch! "

Sebagai pengganti salah satu pistolnya, Taehyung mengeluarkan revolver nya dari balik jas. Revolver milik Jimin yang selalu ia bawa ke manapun. Selain pistol, kedua agen terbaik itu mendapatkan beberapa alat pendukung lain yang akan mereka gunakan selama misi dijalankan.

"Kalian siap?" Taehyung membuka suara.

Semua tertuju ke arahnya, menganggukkan kepala mereka satu kali.

"Let's rock ."

Seperti biasa, gerbang utara CENTER  tergeser buka. Sebuah mobil telah disiapkan lengkap dengan kunci. Dari sini, mereka harus mengemudikan kendaraan tersebut secara spiral ke atas hingga menuju ke sebuah terowongan rahasia dan menembus hingga ke jalan raya.

"Kira-kira ada berapa sekuriti yang menjaga kediamannya?" Namjoon bertanya, seraya mengemudikan mobil dengan santai saat berhasil sampai di jalan raya.

"Entahlah, empat mungkin?" Yoongi menjawab.

Taehyung dan Jungkook tidak memberikan pendapat dan hanya duduk diam di belakang saling memperhatikan jendela masing-masing.

"Kira-kira rumahnya besar atau tidak yah?" lagi-lagi suara Namjoon terdengar.

Yoongi tidak menjawabnya kali ini dan mulai memperhatikan jalan melewati jendela.

"Kira-ki--"

"Kau bisa diam tidak?!" Yoongi memarahinya.

Namjoon mengatup mulutnya dengan wajah kesal.

"Dasar pantat kucing!" ia membatin.

Mereka berempat berakhir senyap dan setelah sampai tujuan, Namjoon menghentikan mobilnya sedikit jauh dari kediaman target mereka. Taehyung mengoper laptop untuk Namjoon yang masih berada di kursi kemudi. Pria itu mengeluarkan kacamata bulatnya yang diselipkan di saku kemeja, baru setelah itu ia mulai meretas beberapa televisi sirkuit tertutup (CCTV) yang terletak di sekitar mereka. Jari-jari tangannya terlihat lincah, sangat lincah jika sudah dipertemukan dengan papan keyboard. Sorot matanya menjadi lebih jantan, berkharisma, dan percaya diri. Dia menekan tombol enter dengan kuat saat yakin dengan apa yang baru saja ia retas.

"Tujuh menit," ucapnya.

Ketiga pria itu bergerak keluar dari mobil. Yoongi mengambil jalan yang berlawanan dengan kedua rekannya. Ia terlihat membawa kotak keyboard di tangan kanannya, yang sebenarnya berisi senjata laras panjangnya. Ia bergerak cepat ke tempat yang lebih tinggi, pria itu akan mengawasi pergerakan sang target dari sana. Teropong segera ia pakai seraya memperhatikan dan akan memberikan sinyal apapun untuk kedua agen khusus yang tengah beraksi untuk membobol masuk.

Di waktu yang sama, Taehyung dan Jungkook telah sampai di belakang rumah Choi Byung Man. Gerbang tinggi yang terlihat tajam itu sebenarnya bukan masalah besar untuk mereka berdua. Hanya saja Yoongi berbicara lewat handsfree wireless yang telah terpasang di kuping keempat agen itu.

"NG. Arah jam satu." (NG : No Good )

Berhubung dengan banyaknya pohon hias yang besar, Taehyung dan Jungkook sedikit kesulitan untuk melihat bagian dalam.

Taehyung sedikit menekan handsfree nya.

"Berapa banyak?"

"Tiga," Yoongi membalas.

Satu atau dua tidak menjadi masalah untuk mereka. Tapi tiga? Oh tidak, mereka hanya tidak ingin dilihat oleh para sekuriti karena jika sampai terlihat, kesempatan untuk memasuki Pyeong Guk Corp akan semakin rumit. Lagipula mereka tidak mau sampai berkelahi atau memakai senjata api, bisa-bisa kejadian itu memicu kecurigaan. Mengingat masalah baru mungkin akan muncul lagi setelah itu.

"Guys," Namjoon membuka suara.

"Hanya sekedar mengingatkan bahwa waktu kalian hanya sisa tiga menit."

Taehyung dan Jungkook saling menatap wajah satu sama lain.

Yoongi menggelengkan kepalanya, masih memantau dengan teleskop.

"Arah jam sepuluh, dua orang."

"Ini gila," ia melanjutkan.

"Dia memiliki dua belas sekuriti di dalam rumahnya!"

"Dua menit," Namjoon menggigit bibir bawah.

Mereka tidak boleh sampai tertangkap CCTV. Walaupun telah diretas oleh Namjoon, keadaan semula akan kembali beroperasi agar tidak menimbulkan kecurigaan. Keberadaan unit satuan khusus seperti mereka bahkan tidak boleh diketahui oleh kepolisian negara.

"Kembalilah ke dalam mobil! Apa yang kalian berdua lakukan?!" Namjoon berteriak.

"Tenanglah!" Jungkook sedikit membisik.

Taehyung menoleh, menatap Jungkook dan pria itu membalas tatapan Taehyung sembari membalas kepanikan Namjoon.

"Kami tahu apa yang kami lakukan."

TBC . . .

A.N

Ada yang penasaran?

ADA YANG PENASARAN?

XD

Baru sempat update nih ^^

Sorry yah lama hihi

Kurasa chapter ini terlalu panjang, pada bosan gak bacanya? ^^

Vote and comment juseyo!

Saran sangat, sangat diperlukan!

Sampai jumpa di chapter berikutnya ^^

Nyeong Nyeong Annyeong~

Mission J (V BTS FanFiction)Where stories live. Discover now