Rio☝
¤¤¤
"Lega sayang, papih udah benerin taman kamu. Tanaman yang rusak juga udah papih ganti dengan yang baru. Papih juga tambahin beberapa tanaman bunga kesukaan kamu. Semuanya udah beres."
Percayalah, tidak ada kabar baik selain kabar kalau tamanku sudah kembali rapi. Lantas aku memeluk papih dan mengucapkan beribu terima kasih. Papih emang terbaik.
"Terima kasih. Lega sayang papih.""Papih juga sayang Lega."
"YEAYYYYY ALLE SAYANG PAPIH."
"ALKA JUGA SAYANG PAPIH."
Aku memutar bola mata malas saat Alleshia dan juga Alka tiba-tiba datang dan memeluk papih sambil teriak.
"Kamu ga marah lagi sama kami kan Ga?"
Sebenernya aku sudah tidak marah lagi dengan mereka, tapi tetap saja aku masih merasa kesal karena bukan mereka yang bertanggung jawab membereskan taman.
"Jangan ulangi lagi."
"Yeayyy sayaaaaaaaaaaaaaang my twin." Alleshia memelukku erat hingga aku sedikit sesak.
"Kakak memang terbaik." Alka juga memelukku tak kalah eratnya.
Yaampun, bisa remuk badanku kalau terus-terusan dipeluk seperti ini.
¤¤¤
Malam ini aku sedang asik membaca novel fantasi -yang kemarin belum sempat aku tuntaskan- di kamarku, dengan earphone yang menyumpal kedua telingaku.
Aku baru membaca sampai halaman 256 dari 567 halaman. Masih banyak ternyata. Tetapi, mau sebanyak apapun halamannya, aku akan tetap lanjut membacanya. Karena apa, karena jalan ceritanya itu sangat seru.
Bagaimana tidak? Sebuah kisah tentang dua makhluk yang berbeda dunia dapat bersatu hanya karena keajaiban cinta. Lihatlah betapa besar pengaruh cinta itu.
Terkadang aku membayangkan, kalau yang menjadi tokoh dalam cerita itu adalah orangtuaku sendiri. Mamih dan papih. Mereka pasti akan bahagia karena bisa tetap bersama meski berbeda dunia. Namun kembali pada realita, semua itu tidak akan pernah mungkin terjadi.
Hingga tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan muncullah gadis berambut merah yang tak lain adalah saudara kembarku, Alleshia. Dia masuk tiba-tiba dan langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidurku. Aku hanya meliriknya malas lalu kembali melanjutkan bacaanku.
"Gue masih ga terima sama ulahnya si Rio." Aku hanya menghembuskan napas lelah.
"Makin hari makin ngelunjak sama lo, Ga. Gue ga terima kalau lo dijahilin terus sama dia. Dan bahkan gue heran, si Shanin kan geng-nya mereka, tapi dia malah nyelamatin lo dari ulah Rio tadi pagi. Gue rasa di-""Alle, kalau kamu ke sini cuma mau ceritain tentang mereka, lebih baik kamu keluar dari sini. Kamu udah ganggu aku baca."
Aku sedikit kesal dengan Alleshia. Jika kedatangan dia ke kamarku hanya untuk menceritakan si troublemaker, Rio dan si cewe badgirl itu, lebih baik dia tidak usah datang ke kamarku. Karena itu sangat menggangguku."Yaudah iya gue ga akan bahas mereka lagi. Karena kedatangan gue ke sini itu karena malam ini gue pengen tidur di sini bareng lo."
Aku menatap Alle dengan cengiran lebarnya. Oh astaga, kenapa aku mempunyai saudara kembar macam dia?"Yaudah iya, tapi jangan ganggu."
"Siap bos."
Aku menggelengkan kepalaku dan lanjut membaca.¤¤¤
"Silahkan kumpulkan buku tugas kalian."
Setelah mendengar perintah dari bu Indar, aku segera mengambil buku tugas yang ada di dalam tasku. Tapi apa yang aku cari ternyata tidak ada di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Pretty Boy✔
Ficção AdolescenteDia itu.. Ganteng✔ Berbakat✔ Genius✔ Tajir✔ Bisa main gitar✔ Punya suara bagus✔ Mirip2 model di luar negeri✔ Banyak yang suka sama dia✔ Tapi sayang, Dia lemah Ga bisa bela diri Satu kata yang pantes buat Dia BANCI !!! Dan bodohnya gue, kenapa gue bi...