SANG PENYELAMAT

1.9K 85 6
                                    

☝Alka☝

¤¤¤

"Ga cepetan, gue tunggu lo di bawah ya."
Suara cempreng Alleshia terdengar memenuhi ruang kamar, di saat aku sedang menyisir rambutku.

Aku melihat jam tangan yang melingkar di tangan kiri ku. Bahkan saat ini waktu baru menunjukkan pukul 6.25, tumben sekali Dia ingin buru-buru? Biasanya juga dia yang paling telat:(

"Sabar dong Alle, aku kan juga perlu mengecek kembali barang yang ada di dalam tas ku. Aku tidak ingin kecerobohanku terulang kembali."
Kataku saat tiba di meja makan.

"Kecerobohan apa?"

Waduh? Kenapa aku bisa sampai lupa kalau ada papih di sini?

"Huh anu itu pih.. anu.."

"Anu apa?"

"A-"

Baru aja aku ingin menjelaskan apa yang pernah terjadi waktu itu, tetapi Alleshia lebih dulu menjawabnya.

"Itu pih, Lega pernah ga bawa buku tugasnya jadi kena hukuman deh."

"Bukan ga bawa, tapi lupa bawa."

"Sama aja."

"Bedaaaa."

"Kamu dihukum?"
Lagi dan lagi saat aku hendak menjawab pertanyaan papih, Alleshia lebih dulu menjawabnya.

"Alle yang dihukum pih, karena Alle saudara kembar yang baik hati dan tidak sombong, jadi Alle mengumpulkan tugas Alle atas nama Allega."

"Oh gitu."

"Iya pih, coba aja kalau Alle ga berinisiatif seperti itu, yang kena hukuman dari bu Indar udah pasti Lega. Alle ga kebayang kalau misalkan Lega yang dihukum. Papih tau apa hukumannya?" Papih menggelengkan kepalanya.
"Hukamannya itu lari pih. Oh ya Tuhan. Mana tega aku ngebiarin Lega lari keliling lapangan 20 kali putaran?"

Yayaya Alleshia memang saudara kembar yang baik. Tapi bisakah tidak lebay saat menceritakannya?

"Iya kamu memang baik. Terima kasih." Kataku sambil menyudahi sarapanku dengan meminum susu.
"Papih, aku tunggu di mobil."

Tidak tahukah Alleshia kalau aku tidak suka dengan orang yang menceritakan kesalahan orang lain seakan dia yang paling benar? Ya Tuhan, jika saja Alleshia bukan saudara kembar ku, sudah aku jejali sambal itu mulutnya.

Saat aku baru saja tiba di sekolah, aku melihat cewek itu di sana bersama dengan geng-nya. Kalau saja ada jalan alternatif untuk menuju kelas, meski lebih jauh pasti aku akan lewat sana. Tapi sayangnya tidak ada. Sehingga mau tak mau aku harus melewati mereka.

"Gue duluan ya kakak kembarku tercintahhhhhh. Bye. Jangan kangen."
Aku melihat Alka yang dengan entengnya melewati mereka. Sedangkan aku? Ingin melangkah saja rasanya berat ini kaki.

"Yuk Ga."
Ah sepertinya Alleshia belum menyadari keberadaan mereka.

Aku mengangguk sebelum akhirnya berjalan bersama menuju kelas.
Dan ketika kami melewati Rio dkk.

"Eitss mau ke mana kalian?"
Tuh kan.

"Ke kelas lah, pake nanya lagi lo. Awas minggir, gue mau lewat."
Ucap Alleshia sinis.

"Enak aja, urusan kita belum kelar."

"Gue ga ada waktu buat ngeladenin cowok macam lo yang beraninya cuma sama cewek. Banci dasar lo."

"Anj**g lo ya, berani lo ngatain gue banci?! Huh?!"

Sejujurnya aku tidak mengerti ada urusan apa diantara mereka berdua, kenapa mereka sepertinya saling dendam satu sama lain?

My Pretty Boy✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang