Prolog

71 11 5
                                    

We are living on the brink of the apocalypse,

but the world is asleep.

-Joel C. Rosenberg


Manusia adalah puncak rantai makanan. Mereka berkuasa dan membangun peradaban yang membuat lingkungan takluk pada telapak kaki manusia. Alam benar-benar digenggam manusia. Apakah alam hanya diam dan membisu saja? Tidak! Mereka menunggu, menunggu, dan menunggu. Walau kadang mereka merangka untuk mengingatkan manusia semata-mata.

Dan pada tanggal 1 September 2030, saat itu alam mulai menolak keberadaan manusia. Evakuasi telah dilakukan secara benar, tapi alam tahu siasat manusia selama ini. Parasit benar-benar membuat manusia berada dalam rantai makanan.

Tapi kenapa seluruh manusia harus disalahkan? Masih ada kebaikan di sisi mereka, yang sejak lama tersembunyi. Mungkin kah alam berpikir satu ember limbah, mampu mengotori lautan.

Tuhan tahu dan mengerti, dia memberi satu perubahan, dan satu kesempatan untuk kemanusiaan. Dalam krisis manusia, yang membuat kemanusiaan kalah oleh ilmu pengetahuan. Munculah seorang pahlawan pada tanggal 15 September 2030, untuk melenyapkan parasit atas gagalnya seorang ilmuan. Pahlawan itu bernama Dani, yang hilang di tengah samudera bersama sang Presiden. Tapi warisan darahnya, membawa keselamatan bagi kemanusiaan, yang membawa kabar baik bagi seluruh dunia.

Pada tanggal 30 September 2030. Warisan darah dari Dani, yang direkayasa menjadi vaksin, diluncurkan ke atmosfir dan membunuh parasit di seluruh dunia

Manusia belajar dari kesalahan, dan mengetahui rasanya berjuang. Dengan sisa populasi manusia yang berkurang 40%, alam masih belum bisa terima hal itu. Mereka menolak keputusan tuhan, dan membuat manusia mengalami cuaca tidak stabil. Mereka seolah bergema "Kalian pantas, dengan apa yang kalian lakukan sebelumnya.

Kini tubuh manusia yang dipakai inang parasit itu kembali ada, dan menjajah bumi kembali

Sepuluh tahun berlalu, dan semakin hari, populasi manusia berkurang dengan bertahap. Bukan hanya mereka yang terinfeksi, atau pun karena cuaca ekstrim yang menjadi ancaman. Kini manusia, yang tidak terinfeksi pun ikut dalam ancaman alam. Mereka benar-benar tidak peduli soal kelangsungan manusia.

20 Agustus 2040

Ketika itu ibu kota Indonesia diresmikan pidah ke daerah bernama D.I Yogyakarta. Ini akibat Jakarta mengalami banjir abadi, selama sepuluh tahun belakangan ini karena guyuran hujan tanpa balas kasihan. Bukan hanya hal itu saja, yang jadi amukan alam. Kini Mesir jadi lahan lumpur, tanah Greanland menjadi gersang, gurun sahara menjadi padang rumput. Apakah tuhan akan jadi penyelamat lagi?

Harapan! Itulah yang terdengar dari setiap mulut orang yang takut. Tapi bagi sang pemberani, harapan itu ketiadaan.

Kita hidup ditengah kiamat, tetapi dunia tertidur...

Dani Tales part 2: What Happens to This World When I'M Sleep?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang