Chapter 2

36 7 0
                                    


Malam telah tiba, surya pun sudah meninggalkan tempat paduannya. Pria itu masih berlari membawa busur. Pandangan tak pernah kabur dari jalan yang tertutupi semak-semak.

"Ah sial!" Ucapnya sembari menatap langit yang mulai menggelap.

Jalannya masih belum ia temukan. Jalan menuju gubuk tua. Ia menatap sepasang burung hantu yang tersenyum receh.

"Kau!! Tak tau apa apa." Teriaknya mengacak rambutnya asal.

Ia menyandarkan tubuhnya dibawah pohon persik tak berbunga. Busur ia letakan disamping kanan tubuhnya. Tangannya ia gunakan bersandar. Mengedarkan pandangan kelangit. Jika bukan karena lapar ini maka ia tak mungkin berada disini.

***

Sepasang manik mata masih mengedarkan pandangan keruangan yang belum ia kenal. Shi zu masih terdiam diri di kamar tepat ia pertama kali terbangun. Masih dengan keadaan yang sama, ia hanya duduk diam tanpa bersuara. Pikirannya terus menuju tempat yang ia pijak kali ini.

"Apakah ini mimpi?" Ucapnya sembari menatap sekeliling pandangan.

Ia berjalan beriring dengan sepasang kaki yang melajukan menuju ruang lain. Ia menemukan setumpuk buku berdebu. Layaknya buku tua yang usang.

Tangannya meraih satu buku dan membuka lembaran lembaran satu persatu. Shi Zu berfikir mungkin buku buku disini bisa menjadi petunjuk.

Dan... Semuanya mustahil bila ia akan mengetahui dengan cepat.

Karena buku itu..

Terlihat kosong. Di setiap lembaran tak ada goresan tinta didalamnya. Shi Zu membelak matanya ketika sudah hampir setumpuk buku itu dibuka namun tetap sama. Tak ada tanda tanda bahwa itu sebuah buku.

Shi Zu membanting setumpuk buku. Membuat semuanya berserakan kesegala arah. Ia berlalu dengan raut wajah yang kesal. Mimpi ini, semuanya, ingatannya hilang bahkan petunjuk pun tak ada satupun. Tempat asing ? Dan semua yang terlintas dipikirannya tak pernah jauh dari, Apa yang terjadi?

Shi Zu berjalan pelan menuju arah teras. Mengedarkan pandangannya kearah depan, samping. Semuanya terlihat sama hanya perpohonan pinus dan beberapa pohon persik yang tak berbunga. Bahkan semak semak menjalar tinggi bagaikan kemenangan tersendiri. Seperti tempat yang tak pernah dikunjungi.

Ia menghela nafas berat. Bagaimana bisa ia terbangun ditempat yang bahkan ia tak mengenalinya. Seorang diri di hutan ? Bagaimana jika ia diterkam binatang buas? Dan bagaimana kesalahan selanjutnya jika ia tinggal disini.

"Argghhgg!!. Bagaimana bisa ini terjadi padaku!!"

Shi Zu berlalu menuju ruang pertama kali ia terbangun. Memilih terlelap. Ia berharap bahwa takdir tak mempermainkannya. Semoga saja ketika ia terbangun lagi, ia sudah berada ditempat seharusnya.

Ia menutup pelan matanya. Perlahan pikirannya mulai kosong. Kesadarannya mulai terkuras sampai tubuh, dan pikirannya tertidur.

Tetapi, semunya memang mustahil. Takdir tak mengijinkan, berkehendak lain. Bukan hanya diterbangunnya, dimimpi pun masih sama. Berada di tempat yang asing.

Didalam mimpi, samar samar Shi Zu berpakai baju kebesarannya melihat hal yang belum ia lihat. Ia menelan salivanya berat. Bagaimana tidak ia sekarang berada ditempat yang tidak seharusnya. Ia mulai menerima keadaan yang berbanding terbalik dengan keinginannya.

RENEGADESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang