Chapter 7

21 5 0
                                    

Duarrr!!!

Suara petir menyambar seketika. Membuat Shi Zu menatap keliling arah. Menghentikan perkataannya. Ia menatap Xiao Yang yang mengedarkan pandangan kearah luar.

"Apa yang terjadi?!" Tanya Shi Zu panik.

Xiao Yang berbalik. Beralih menatap Shi Zu.  Ia melihat kedipan cahaya itu lagi. Cahaya yang lebih terang. Xiao Yang memperhatikannya.

Shi Zu yang melihat arah tatapan Xiao Yang. Merasa risih dengan cepat ia menutup dadanya dengan kedua tangannya.

Xiao Yang berpaling kemudian menatapnya lagi. Cahaya yang sempat ia lihat tadi sudah berhenti berkedip. Memperlihatkan jelas bahwa Shi Zu menyembunyikan sesuatu.

"Kau menyembunyikan sesuatu?" Tanya Xiao Yang.

Shi Zu menaikan alisnya tak percaya. Menyembunyikan sesuatu bahkan ia tak mengingt hal hal selain namanya.

"Tidak. Apalagi yang akan aku sembunyikan dari mu?"

"Cahaya itu?" Xiao Yang mengarah pada dada Shi Zu. Dada yang masih ditutupi kedua tangan Xiao Yang.

Shi Zu yang mendengarnya langsung mempererat tangannya.

"Jangan macam-macam. Akan kubunuh kau!!" Teriak Shi Zu. Fikirnya ambigu. Melesat pada pikiran kotor yang terus mengiang dihayalannya.

"Kau pikir kau siapa. Bisa membunuh ku seenaknya!" Ucap Xiao Yang. Ia berpaling kearah kamar kecil. Kamar tidur Shi Zu.

"Hey kau ngapain!!" Teriak Shi Zu. Melihat arah Xiao Yang yang berjalan kearah kamarnya.

"Tidur!" Jawabnya datar. Langkahnya semakin menjadi hampir dekat dengan pintu masuk.

"Kau pikir kau siapa tidur di..."

"Hey!! Kau pikir enak tidur di kursi itu setiap hari!. Sebelum kau terbangun juga aku sudah tidur disini.!!"

Xiao Yang menambahkan kecepatannya. Sekarang ia berada didalam kamar. Merebahkan tubuhnya.

Aku rindu kasur ini.

"Jadi selama ini kau tidur dengan..ku."

Shi Zu dengan cepat beranjak dari rebahannya menuju kamar. Ia melihat tubuh Xiao Yang yang terbaring enak diatas kasur.

Xiao Yang menatapnya. Lalu, melelapkan matanya. Kini suasana yang dirasakan Xiao Yang hanya kegelapan.

"Hey kau bangunlah dari kamarku!!" Teriak Shi Zu.

Xiao Yang menatap sekilas. "Jika kau mau menjawab pertanyaanku. Aku akan pergi!!"

Shi Zu acuh. Ia berjalan kearah ranjang. Menarik kaki Xiao Yang.

"Apakah kau kenal Xiao Yang?"

Deg. Shi Zu menatap Xiao Yang heran. "Tidak!!"

"Jawab jujur. Atau kau pernah mengenalnya dimasa lalu. Atau.."

Shi Zu memikirkan dengan otaknya mengingat nama yang disebutkan pria itu. Nama yang tak asing. Ia mengingat nama itu. Tapi tak bisa ia lihat jelas.

"Sudah kubilang tidak!!"

Xiao Yang menatap lama manik Shi Zu. Melihat apakah dirinya berbohong atau tidak. Ya? Terlihat bahwa Shi Zu memang benar benar tak mengetahui. Lalu, kenapa diikat rambutnya terdapat namanya itu?

Xiao Yang mengepal tanganya. Ingatan ingatan itu menghilang. Kenapa ini terjadi kepadanya. Dengan cepat ia ingin segera itu. Mengetahui dan mengakhiri permainan ini dengan cepat.

Xiao Yang beranjak dari tidurnya. Memilih mengalah sesuai janjinya tadi. Ia berjalan dan berhenti diambang pintu.

"Tunggu kenapa kau selalu memanggilku ubur-ubur? Apakah kau kenal dia juga?" Tanya Xiao Yang.

Shi Zu tertawa mendengar pertanyaan Xiao Yang barusan. Dengan cepat ia berjalan kearah Xiao Yang. Lalu, menjitak kepala Xiao Yang keras.

"Kau..!!" Teriak Xiao Yang sembari menahan sakitnya.

"Memastikan dirimu tidak benar-benar gila!!"

Shi Zu tertawa sekali lagi. Melihat wajah datar Xiao Yang yang terlihat bingung. Shi menyenggol lengan Xiao Yang. Membuat Xiao Yang lebih menatapnya tajam.

"Kau bodoh atau bagaimana?!"

Xiao Yang mengerutkan keningnya. Ini pertanyaan atau apa pikirnya. Gadis ini bahkan lebih bodoh darinya.

"Bagaima bisa gadis sepertimu seorang ratu? Ah tidak mungkin!!" Ujar Xiao Yang.

"Ratu? Kau mengetahuinya. ?"

"Tidak!!"

"Terus?"

"Mengiranya saja!!" Ketus Xiao Yang.

Shi Zu menyudutkan bibirnya. Meremehkan perkataan Xiao Yang. Ia berlalu kearah ranjang.

"Aku kira kau mengetahui sesuatu tentang diriku." Ucap Shi Zu kesal.

Shi Zu melempar tubuhnya keranjang yang tak cukup empuk. Terbaring diranjang yang dirindukannya.

Rindu? Bahkan ia bisa merasakan. Ya mulai lagi. Ia membayangkan bahagianya dengan jodohnya.

"To the point!! Kenapa kau memanggilku ubur-ubur?"

Shi Zu membuyarkan lamunannya. Lalu, beralih menatap Xiao Yang yang berdiri diambang pintu.

"Kau tau!! Ubur- ubur itu terlihat indah, cantik namun ia penyengat. Seperi dirimu!"

Xiao Yang berfikir. Menerjemahkan ucapan Shi Zu dengan cermah. Jadi dirinya itu..?

Xiao Yang hanya menghela nafasnya berat. Lalu, memilih pergi.

***

Hujan tak kunjung berhenti sejak tadi. Bahkan sampai malam berkelana langit tak menandakan akan mengering.

Xiao Yang hanya menatap hujan dari jendela ruang depan. Jika biasanya ia berlari kearah entah ia memilih menunggu hingga reda.

Ia sangat memikirkan. Jika pria yang ada didalam mimpinya itu adalah dirinya. Lalu, kesalahan apa yang membuat ia memilih mengakhiri nyawanya. Apakah sekarang rebels adalah neraka. Dan kini ia sudah mati?

Tidak. Yang benar saja. Xiao Yang hanya diasingkan melalui hukumannya. Dan kini... ia harus melewatinya satu persatu.

Shi Zu? Ia hanya korban. Dan sesuai dengan namanya rebels yang bearti pendurhaka.

Xiao Yang beralih menatap kamar kecil yang tertutup sejak tadi. Kamar milik Shi Zu akhir-akhir ini.

Shi Zu terbaring diranjangnya dengan selimut yang melilitkan tubuhnya. Matanya masih menatap langit kamar. Memandang bayangan samar seorang yang tersenyum.

Shi Zu tak beralih hanya menatap halusinasinya. Menghayal pria itu adalah jodohnya.

Dan!

Shi Zu akhirnya memilih terlelap. Menjalani hari esok seperti biasanya. Seperti sedia kala. Ia hanya akan menjalani hidup apa adanya sesuai alur. Terus berjalan lurus hingga menemukan pintu kembali!


RENEGADESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang