Chapter 3

34 7 1
                                    

Shi Zu membuka matanya perlahan. Menangkap siluet tubuh seorang pria disampingnya.

"Arghhhhhh." Mereka sama sama menjerit.

Lebih tepatnya Shi Zu yang terlihat terkejut. Ia berfikir dirinya sudah kembali. Ia mengedarkan pandangannya kesegala arah.

Masih sama. Gubuk tua yang usang.

"Siapa kau?!" Tanya Shi Zu menatap seorang pria yang sedang memperhatikannya.

"Rupanya kau sudah sadar!!" Pria itu berlalu.

"Hey kau, mau kemana!!"

Shi Zu mengekori arah pria itu. Pria itu berhenti di sebuah meja makan. Tersaji daging yang masih mengepul hangat.

Pria itu menarik salah satu kursi dan mendudukinya. Melahap daging kelinci bakar yang ia tangkap semalam.

Shi Zu menatapnya dengan heran. Pria itu masih melahap mengacuhkan arah pandangan Shi Zu kepadanya.

Kriuuukkkkk...

Shi Zu menatap perutnya. Asal suara yang membuatnya meringis. Pria itu hanya menatap sekilas. Memilih melahap. Layaknya manusia yang tidak makan beberapa hari.

"Hey kau tak menawariku. " Kata Shi Zu.

Matanya menatap daging yang tadinya berkumpul dinampan kayu berubah menjadi menjadi beberapa potongan saja.

Pria itu menatapnya. "Kau mau juga..." tangannya megulurkan daging yang berada digenggaman. "Tangkap sendiri." Pria itu dengan cepat menarik tangannya. Memilih memasukan daging itu kedalam mulutnya.

Pria itu menyeringai bagaikan harimau yang licik. Senyum itu.. mengingatkan Shi Zu pada sesuatu.

"Siapa kau?" Tanya Shi Zu menarik kursi dan mendudukinya. Menatap kearah daging yang membuatnya terbuai.

Pria itu menatap kearah pandangan Shi Zu. Ia tak bisa menjawab pertanyaan gadis bodoh ini.

"Baikalah jika kau mau." Ucapnya mengalihkan pembicaraan sembari mendorong nampan daging kearah Shi Zu.

Shi Zu tersenyum. Dengan cepat ia mengambil nampan sebelum pria itu sampai mendorongnya. Ia melahap daging kelinci yang sudah mulai dingin.

"Wahhh. Sangat enak! Bagaimana kau..?"

"Tidakkah kau telan dulu gadis bodoh!!" Bentak pria itu.

Shi Zu terdiam. Dari pada berdebat membuat keributan, ia lebih baik menghabiskan sisa sisa daging yang sudah terkuras habis diserbu pria itu.

"Shi Zu?" Ucap lirih pria itu.

Shi Zu menghentikan gerakannya. Ia berpaling menatap kearah pria dihadapannya. "Kau tau namaku?"

"Tidak! Kau selalu menyebut nama itu saat kau terlelap. Aku kira itu namamu.. bahkan kau juga menyebut pets...?"

"Petslyin?" Serbu Shi Zu. Ia meletakan daging yang sudah berada di tangannya. Meletakan daging itu diatas nampan.

"Iya itu..? Dan.."

"Tunggu.. kau benar Shi Zu namaku. Aku mengingatnya. Aakuuu mengiingattnyaaaa?!!"

Shi Zu tertawa. Menghiraukan tatapan pria yang menatapnya receh.

"Bahkan kau lebih menyebalkan dari seekor semut."

Shi Zu mengerutkan keningnya. Lalu, memilih melahap lagi daging yang sudah benar benar dingin. Ia sangat bahagia kali ini. Ia benar benar menyadari bahwa takdirnya memang berputar. Ia berharap sesaat lagi ia akan mengingatnya. Mungkin saja pria yang dihadapannya juga ada hubungannya dengan ia berada disini.

Semuanya terlihat jelas. Mereka saling memandang makanan mereka masing masing. Hening suara, percakapan. Hanya suara paduan gigi dan daging yang tercipta.

Mereka sama sama tidak saling mengenal. Berpura pura tak mengingatnya. Shi Zu orang baik. Ia hanya korban dari sebuah penghianatan. Dan kini ia dan juga bersama pria itu berada di Rebels . Hutan pengasingan. Tempat yang sudah diatur dalam takdir dan sejarah Latepus. Bahkan mereka sama sama tak mengetahui bahwa sesuatu terbesar terjadi di masa lalu.

"Jadi. Siapa namamu? Tempat apa ini? "

Deg jantung pria itu bergemuruh layaknya mendengar serangan laut. Bagaimana mungkin, ia juga tak mengetahuinya.

Pria itu meliriknya. Menggerakan kakinya berlalu menuju ruang lain. Mengabaikan pertanyaan gadis bodoh ini memang anjuran yang sangat bagus.

"Hey kau mengabaikanku.!!!" Teriak Shi Zu.

Ia melangkah mengekori arah pria itu dengan nampan ditangannya.

Tepat dibelakang pria yang berada diarea dapur. Shi Zu berdiri tepat dibelakangnya.

"Hey siapa namamu. Dimana ini. Kau bisa mencuci. Apakah kau tinggal disini. Bagaimana kau menemukanku. Apa tempat ini. Dan apa kau mengetahui tentang diriku. Aku kehilangan ingatan?"

Pria itu tak menatapnya. Pandangan masih menuju nampan yang sedang dibersihkannya. Mengacuhkan gadis bodoh yang merepotkan.

Bahkan kau juga hilang ingatan sama sepertiku.

"Kau mengabaikanku lagi!! Kau pria tampan yang menyebalkan!!". Shi Zu melipat tangannya di dada.

Pria itu membanting pelan nampan. Berbalik menatap tubuh Shi Zu dibelakangnya.

"Jika tau akan seperti ini. Lebih baik kau tak bangun sekalian!!"

"Kau!!! Benar-benar menyebalkan." Shi Zu dengan cepat menarik asal baju pria itu.

"Hey gadis bodoh!! Bukan cuma bodoh, merepotkan. Kau juga seorang yang mesum!!" Ucap Pria itu sembari membela bajunya.

Shi Zu dengan cepat melepas aksinya yang bodoh. Tanganya menggaruk kepalanya asal.

"Kau juga!!"

"Juga apa? Hah." Ucapnya. Kakinya melangkah pelan kearah Shi Zu. " Juga apa?.. jawab!!"

Shi Zu bungkam. Perasaan takut menjalar ditubuhnya tiba.

"Kau jugaaaa apa yang kau lakukan kaalii ini. Sama saja kau mesum.!!"

Shi Zu menginjak kaki pria dihadapannya dan berlalu.

"Arghhhhg. Kau benar- benar..." Teriaknya.

Shi Zu berjalan pelan menuju kamarnya. Lebih baik ia menghindar dari pria yang menyebalkan.

"Kau pikir kau tampan!! Melakukan gadis cantik seenaknya. " gerutu Shi Zu kesal.

Baru pertama kali ia bertemu. Justru membuat semuanya saling menolak berbaik.

"Mate?" Shi Zu mengingat pada mimpinya. Ia mengingat sekali lagi mimpi yang terasa aneh.

"Bahkan diriku sudah punya jodoh? Pasangan, suami?"

Shi Zu tersenyum membayangkan hal hal bercinta diotaknya. Memandang sepasang kekasih yang bercumbu ria saling tertawa bersama.

"Jika benar. Syukurlah bukan pria itu yang menjadi pasanganku."

Shi Zu menatap kearah jendela luar. Ia tersenyum melihat bulan yang terlihat terang dari mimpinya.

"Dimana kau, Jodohku?"

RENEGADESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang