"Mungkin cuma satu kata yang bisa gambarin perasaanku padamu saat ini
KANGEN"
Ivona Aurelia Kinandita
***
"Aurel, tolong kamu jemput dulu Syifa. Ini dah jam setengah lima" teriak papanya yang berada di ruang kerjanya.
"Iya pa, ini juga mau jemput Syifa" Aurel langsung keluar kamar dan mengambil kunci motornya yang berada di meja rias.
Lalu Aurel mengeluarkan motornya. Pasti pada heran kenapa Aurel tidak mau membawa motor ke sekolah? Jawabannya karena
1. Ukuran parkiran sekolah yang sempit.
2. Lebih hemat uang saku.
3. MacetCoba saja sekolah naik motor, pasti uang sakunya habis untuk beli bensin, ban yang bocor, kempes, dan tetek bengek lainnya.
Setelah sampai tempat les biola Syifa, Aurel langsung memarkirkan motornya dan masuk kedalam. Aurel celingukan mencari Syifa.
"Kak Nan, kelas biola dah pada pulang?" Tanya Aurel kepada kak Nanda selaku resepsionis.
"Udah pada pulang semua kok untuk kelas biola." ujar kak Nanda. Sekarang Aurel bingung mau cari kemana lagi adiknya itu. Padahal sudah sering Aurel beri tahu bahwa jangan kemana-mana selagi ia belum ada di tempat les.
"Tau Syifa gak, kak? Asyifa Naladhipa?" Tanyanya lagi. Resepsionis itu melihat nama anggota kelas biola hari ini.
"Oh Dhipa. Tadi dia ada tambahan kelas. Katanya besok ada lomba musik di sekolah" jelas kak Nanda. mendengar itu Aurel jadi kesal terhadap adiknya itu. Pasalnya kenapa Syifa tidak bilang bahwa di sekolahnya ada acara perlombaan.
"Makasih kak" dengan langkah panjang Aurel menuju ruang tempat dimana Syifa ada les tambahan.
Benar saja Syifa lagi sibuk dengan kegiatannya. Syifa yang melihat kakaknya itu hanya tersenyum. Kemudian Aurel duduk dan tersenyum sendiri. Ia masih mengingat jelas kejadian tadi pagi.
Flashback on
"Kenapa telat?"
Tidak ada jawaban untuk pertanyaan ini. Keduanya hanya diam dan menatap lurus ke depan. "Kalian gak punya mulut? Cepat jawab ibu kenapa telat?"
"Macet Bu."
"Macet"
Ujar mereka berdua serentak. Aurel langsung mengalihkan pandangannya ke samping, dilihatnya cowok itu, pandangannya lurus ke depan. Tatapannya benar-benar tajam. Tak ada rasa takut yang dirasakannya saat ini, sedangkan Aurel jantungnya sudah tidak karuan. Bukan karena di bentak oleh guru itu, melainkan seorang cowok yang dulunya pernah singgah di hatinya berada disebelahnya.
"Itu alasan yang tidak logis. Saya kesini juga terkena macet" guru itu menggeleng melihat kelakuan muridnya ini. Dia sudah terbiasa mengatasi murid-murid yang bandalnya membela tujuh benua itu. Termasuk Barata Prasaja.
Sebenarnya Bu Ratna hanya bingung, Bara tidak pernah berantem, tauran, cabut dan sejenisnya. Hanya satu kesalahan Bara yaitu selalu datang terlambat.
"Always terlambat gak pernah sekali aja gak terlambat, heran saya" Bara hanya diam, entah kenapa jantungnya berdetak tak karuan. Secara disamping mantan
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Love
Novela JuvenilApa kau masih merasakan hal yang sama? Apa kau masih tidak memaafkan ku? Apakah bekas luka yang kuberikan belum juga sembuh? Atau kau sudah menggantikan ku dengan orang lain? Apakah tidak ada tempat bagiku dalam hatimu lagi? Setelah aku melepaskan m...